Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi anomali iklim, baik El Nino dari Samudera Pasifik dan Indian Dipole Ocean atau Dipol Samudra Hindia positif akan terus berlangsung hingga Maret 2024.
“Selain kekeringan yang melanda selama beberapa bulan terakhir, akan terjadi juga perubahan curah hujan yang bervariasi di masing-masing lokasi. Lalu akan terjadi kenaikan muka air laut yang akan meningkatkan bencana rob khususnya di pesisir,” ujar Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan di Jakarta pada Kamis (19/10).
Berdasarkan laporan dari Organisasi Meteorologi Dunia, sekitar 60% kerugian bencana di negara maju terjadi akibat perubahan iklim, namun dampak terhadap produk domestik bruto (PDB) negara tersebut hanya sekitar 0,1%. Kendati demikian, perubahan iklim itu lebih berdampak oleh kondisi di negara berkembang, sebab 7% dari bencana bisa menyebabkan kerugian hingga 5-30% terhadap PDB.
Baca juga: Lebih dari Tiga Ribu Titik Panas Terpantau di Sumatra, Terbanyak di Sumsel
Sedangkan bagi negara kepulauan, 20% dari bencana dapat berakibat kerugian hingga 50% terhadap PDB. Bagi beberapa negara, bahkan bisa mengakibatkan kerugian hingga 100% PDB.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengajak generasi muda berperan aktif dalam upaya melestarikan lingkungan dan menyelamatkan bumi dari perubahan iklim salah satunya dengan transisi energi.
Baca juga: ADB: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stagnan di 2024
“Gaya hidup berkelanjutan harus kita jalankan dengan beralih ke energi terbarukan, memang transisi ini membutuhkan waktu tapi kondisi ini membutuhkan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi dan menurunkan emisi gas rumah kaca,” jelasnya dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 Senin (16/10).
Untuk menghadapi berbagai dinamika anomali iklim sebagai dampak dari pemanasan global, kolaborasi teknologi dan kearifan lokal (local wisdom) di Indonesia menjadi penting untuk meminimalisir adanya potensi bencana.
“Indonesia sendiri relatif memiliki kemampuan teknologi yang cukup baik, ditambah berbagai kearifan lokal budaya masyarakat yang dapat menghadapi perubahan iklim,” ungkapnya.
Terpisah, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Hanif Faisal mengatakan anomali iklim yang ada harus membuat pusat dan daerah bersiap siaga dalam membangun ketahanan iklim guna khususnya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap berulang pada satu wilayah.
“Kebakaran hutan biasanya berulang pada lahan yang sama seperti di Kalimantan Selatan, beberapa titik api selalu muncul di lokasi yang sama setiap musim kemarau. Sampai saat ini berbagai kajian dan inovasi bersama peneliti masih terus berlangsung untuk mencegah terjadi kebakaran khususnya di lokasi yang rawan terbakar setiap tahunnya,” pungkasnya. (Dev/Z-7)
Langkah nyata ini juga sebagai bentuk dukungan BMKG untuk memberikan data yang lebih akurat dalam mewujudkan target Net Zero Emission tahun 2060.
INDUSTRI menjadi salah satu sektor yang berkontribusi signifikan terhadap emisi karbon di Indonesia. Berdasarkan data di Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2024,
UI NZI akan menjadi pusat dari dua kluster riset UI, yakni Center for Excellence in Energy Transition dan Center for Excellence in Conservation and Green Economy.
Indonesia dan Norwegia memperkuat kerja sama dalam upaya konservasi dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
Lewat Program Iklim (ProKlim), Pama memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan ekonomi yang berbasis pada pelestarian lingkungan hidup.
Otomasi, sebagai inti dari teknologi operasional industri, dapat mengoptimalkan proses produksi dan menjadi kunci keberhasilan transformasi digital.
Pindah ke Pulau Jawa, di wilayah Yogyakarta diprakirakan akan berawan. Sedangkan untuk wilayah Serang, Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya berpotensi hujan ringan.
STASIUN Meteorologi Maritim Belawan, Sumatra Utara (Sumut), menyebutkan gelombang setinggi 2,0 meter hingga 2,5 meter diprakirakan berpeluang terjadi perairan Sumatra.
Suhu udara umumnya berkisar antara 16 hingga 35 derajat Celcius dan kelembaban berkisar antara 47% hingga 99%.
Dalam tiga hari ke depan, mulai Rabu (31/7), tinggi gelombang laut terutama di perairan selatan Bali berpotensi mencapai 3 meter.
Pengamatan cuaca pukul 05.30 WIB melihat adanya perubahan cuaca Rabu (31/7) ini, yakni potensi hujan ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar daerah daerah di kawasan pegunungan
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved