Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
AKADEMISI dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Alamsyah M Djafar menyebut toleransi merupakan pilar penopang untuk menjaga keberagaman dan persatuan Indonesia. Menurut dia, toleransi berakar kuat sebagai jati diri bangsa. Keberagaman tanpa toleransi akan menyebabkan homogenisasi dan menciptakan konflik yang berkepanjangan.
"Dalam konteks nilai Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi kebanggaan Indonesia, toleransi bisa dimaknai sebagai segala tindakan untuk menghormati dan menghargai hak-hak kelompok yang berbeda, baik secara agama, keyakinan, bahasa, etnis, jenis kelamin, pandangan politik, dan lain sebagainya," kata Alamsyah seperti dilansir Antara di Jakarta, Rabu (20/9).
Dia mengatakan, penghormatan terhadap nilai toleransi itu dapat diterjemahkan, salah satunya dengan tidak menghalang-halangi orang lain dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia. Menurut Alamsyah, seluruh warga negara harus mendapatkan hak-haknya sebagaimana yang telah dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD) 1945.
"Sebagai contoh, bersikap toleran terhadap orang yang berbeda agama dan keyakinan dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melarang mereka untuk bisa menjadi guru di sekolah negeri. Sebab, hal tersebut adalah salah satu hak yang dijamin dalam UUD 1945," ujarnya.
Toleransi, lanjut Alamsyah, dapat dimaknai secara aktif, yakni dengan ikut memperjuangkan hak-hak warga negara yang belum terpenuhi. Menurutnya, terpenuhinya kesetaraan hak orang atau kelompok tertentu tidak akan pernah merugikan atau mengurangi hak dari pihak lain.
Peneliti yang aktif menyoroti isu toleransi dan perdamaian itu mengatakan masyarakat Indonesia cenderung menyamakan toleransi dengan permisivisme, yaitu sikap membolehkan atau menyamakan segala hal.
Baca juga: Arti Kun Fayakun, Makna, dan Tulisan Arabnya
"Padahal toleransi tidak berarti toleran terhadap tindakan yang melanggar peraturan atau hukum yang berlaku, contohnya menoleransi tindakan atau ujaran kebencian. Sikap toleransi seharusnya dimaknai dengan walaupun kita tidak setuju dengan pandangan tertentu, kita dapat menghargai pandangan yang berbeda tersebut," papar Alamsyah.
Di sisi lain, dia menilai pemerintah maupun pihak swasta telah melakukan upaya untuk menjembatani perbedaan di masyarakat. Upaya itu ditunjukkan dengan semakin banyaknya kegiatan yang memfasilitasi pertemuan dan dialog antarkelompok.
"Misalnya, ada kegiatan membangun toleransi lintas iman dan budaya dengan cara bertualang ke daerah-daerah tertentu, mengunjungi rumah ibadah, museum, dan mengadakan dialog yang lebih jujur di antara para peserta," katanya.
Alamsyah berharap toleransi terhadap keberagaman dapat terus tertanam pada generasi muda Indonesia. Ia percaya Indonesia telah memiliki modal besar dalam konteks itu. "Kita menghadapi bonus demografi yang tidak hanya mendapatkan surplus secara kuantitas, tetapi juga meningkat secara kualitas bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya," kata dia.
Generasi muda saat ini telah mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Walaupun begitu, dia mengingatkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan maraknya ujaran kebencian, khususnya di kalangan kaum muda.
Oleh karena itu, Alamsyah mendorong semua pihak untuk mengembangkan strategi inovatif yang sesuai sasaran demi terciptanya kesadaran bersama akan bahaya intoleransi. "Bisa melalui pendekatan mental health yang menjadi salah satu isu populer generasi muda Indonesia saat ini. Kita juga bisa kembangkan program penanaman toleransi yang lebih informal dan santai, serta melalui sarana pendidikan formal mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi," pungkasnya. (Ant/I-2)
Nadiem Anwar Makarim mengatakan keragaman suku, ras, dan golongan agama serta kepercayaan yang hidup di Indonesia adalah fakta yang telah diakui dan pahami bersama
Program pertukaran pelajar antardaerah di Indonesia ini memiliki tujuan menanamkan nilai-nilai toleransi, pendidikan, dan ke-Indonesiaan.
Moderasi beragama adalah upaya kita untuk menegaskan bahwa kita benar-benar memerangi intoleransi.
GEREJA Katedral Jakarta menyumbangkan seekor sapi untuk Masjid Istiqlal pada Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan berpendapat salam dan ucapan hari raya lintas agama adalah bentuk toleransi dan ekspresi etika sosial dalam tata kebinekaan Indonesia.
Menag Yaqut Cholil Qoumas tidak sepakat dengan MUI yang memfatwakan ucapan salam merupakan bagian dari doa yang mengandung unsur ibadah, sehingga tidak boleh dicampuradukkan
PUPUK terus semangat kepedulian kita terhadap sesama, serta nilai-nilai etika dan moralitas yang kita miliki untuk mewujudkan persatuan bangsa, pada momentum perayaan Idul Adha 1445 H
Idul Adha 1445 H, Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, KH Abdullah Jaidi mengimbau kepada masyarakat untuk mulai menggemakan takbir dan syukur kepada Allah SWT
Sang Buddha telah mencontohkan perilaku toleran pada khotbahnya yakni Upali Sutra. Ketika itu Sang Buddha memutuskan menerima seorang pemuda bernama Upali
REKTOR Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, I Gusti Ngurah Sudiana mengucapkan selamat memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 BE/2024 kepada umat Buddha
Hari Kebangkitan Nasional menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan para pahlawan.
Perbedaan tidak boleh bermuara kepada perpecahan hingga menjadi duri dalam persatuan dan kehidupan bangsa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved