Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KETUA Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania menyampaikan bahwa mengonsumsi tanaman obat atau herbal bisa membantu menanggulangi efek buruk polusi udara pada tubuh.
Menurut Inggrid, tanaman herbal memiliki sifat antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas, adaptogenik yang membantu tubuh beradaptasi dengan stres, imunomodulator yang menjaga sistem kekebalan tubuh, dan antiinflamasi yang membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.
"Tanaman-tanaman herbal ini umumnya bersifat antioksidan, lalu banyak juga yang memiliki sifat imunomodulator sehingga juga akan membantu menstimulasi respon imun yang lebih baik sehingga ketika si polutan ini membuat kita memiliki risiko terkena ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), nah herbal yang bersifat imunomodulator bisa membantu kita agar kita setidaknya tetap sehat," ungkap Inggrid, dikutip Kamis (14/9).
Baca juga: Polusi Udara Ternyata Juga Berdampak pada Kesehatan Mata dan Telinga
Inggrid menjelaskan tanaman herbal mengandung metabolit sekunder. Metabolit sekunder digunakan oleh tanaman sebagai suatu tambahan untuk pertahanan diri dari serangan mikroorganisme dan lainnya.
Dengan mengonsumsi herbal, diharapkan kandungan metabolit sekunder pada tanaman tersebut bisa membantu tubuh mengenali patogen, termasuk polutan yang masuk lewat saluran pernafasan.
Metabolit sekunder atau senyawa-senyawa bioaktif di dalam herbal ini dinilai juga bisa menekan peradangan sehingga bermanfaat pada kondisi-kondisi asma atau penyakit peradangan lainnya.
Baca juga: Polusi Udara Picu Asma, Puskesmas Jadi Garda Terdepan Pelayanan Terpadu
"Nah dengan herbal yang bersifat antiinflamasi atau antiperadangan akan mampu menekan peradangan yang dipicu oleh polutan-polutan udara," kata dia.
Beberapa tanaman herbal yang direkomendasikan seperti kunyit, habbatussauda, madu, dan ginseng.
Habbatussauda, misalnya, sering dicampur dengan madu murni atau minyak zaitun.
Selain itu, habbatussauda juga dapat dikombinasikan dengan berbagai ramuan herbal lainnya seperti jahe, kunyit, temulawak, cengkeh, dan lada hitam.
Inggrid menambahkan dengan mengonsumsi herbal-herbal tersebut secara rutin, bahkan ketika dalam kondisi sehat, dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap polusi udara.
"Jadi walaupun kita tidak sakit, kita masih dalam kondisi sehat, tetapi kalau kita konsumsi herbal tiap hari satu sampai dua kali sehari itu sebetulnya sangat amat membantu daya tahan tubuh kita, dan kalau masih sehat itu akan lebih bagus jika bervariasi,," pungkas Inggrid. (Ant/Z-1)
Dalam dunia kesehatan dan pengobatan tradisional, madu dan kunyit telah lama dikenal sebagai bahan alami yang memiliki banyak manfaat.
Supplier bahan baku minuman untuk industri HoReCa (Hotel, Restoran, Café) Health Today, mengumumkan inovasi terbaru dalam lini produk minuman
Sebanyak 13 bazar UMKM untuk Indonesia diagendakan sepanjang 2024 ini. Hal tersebut sebagai wujud pengembangan UMKM herbal nusantara.
Orang tua perlu mengetahui kapan sebaiknya anak diberikan obat herbal atau obat konvensional.
Ada beberapa ramuan herbal yang bisa dikonsumsi untuk menurunkan kadar gula darah. Berikut rinciannya.
DI Indonesia, jamu teguh menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia dan telah bertahan mengarungi zaman. Resep kebaikan jamu diyakini telah ada sejak abad ke-8 hingga bisa mendunia.
Dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) RTRW Tahun 2024-2044, Pemprov DKI mendorong agar 70% penduduk di Jakarta dapat berkegiatan disimpul transportasi massal.
Masalah utama pada polusi di Jakarta ialah sektor transportasi. Dalam studi yang tengah dilakukan, memperbaiki emisi dari kendaraan berat seperti truk dan mengkonversi kendaraan bensin
penggunaan motor konvensional dinilai menjadi masalah utama dalam perubahan iklim yang saat ini terjadi tidak hanya di Indinesia, tapi juga di seluruh dunia.
Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-2 terburuk di dunia dengan angka 177 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu (27/7) pagi masuk kategori tidak sehat dan menduduki posisi kedua sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Kualitas udara di Jakarta pada Jumat (26/7) pagi masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Jakarta menduduki peringkat ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved