Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
WAHANA Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai masih ada sejumlah catatan yang perlu diperbaiki terkait dengan aturan importasi sampah plastik di Indonesia. Salah satu yang paling penting ialah mengenai pengawasan.
Pasalnya, saat ini Indonesia menjadi pengimpor sampah plastik terbesar ke-7 di dunia.
"Masih ada temuan sampah impor yang melanggar regulasi masuk ke Indonesia dan harusnya dilakukan pengembalian. Kemudian masih terdapat berbagai persoalan lingkungan akibat sampah impor residual yang menumpuk di sekitar pabrik pengimpor sampah. Sampah tersebut dibiarkan menumpuk, dibakar, dan tercecer ke lingkungan," kata Juru Kampanye Perkotaan Walhi Abdul Ghofar saat dihubungi, Selasa (11/7).
Baca juga : Tiongkok Temukan Metode Baru Daur Ulang Plastik Polietilena
Berdasarkan data yang diakes dari Visual Capitalist, Indonesia masuk dalam peringkat ke-7 sebagai negara yang mengimpor sampah plastik paling banyak di dunia pada 2020, dengan total impor mencapai 233.926.526 kilogram.
Adapun, negara-negara yang masuk 10 besar pengimpor sampah plastik di dunia antara lain Malaysia, Turki, Jerman, Vietnam, Netherlands, USA, Polandia dan Italia
Baca juga : KLHK Akui Pengelolaan Sampah di Indonesia Ketinggalan Jauh dari Eropa
Secara global, cetus Abdul Ghofar, pada 2020 sekitar 5 juta ton sampah plastik diperdagangkan di dunia global. Barangkali kita menganggap bahwa itu merupakan dampak dari covid-19, tapi rupanya pada 2019 perdagangan sampah plastik global bahkan menyentuh angka 6 juta ton.
Rata-rata sampah plastik yang diperdagangkan di dunia ialah sekitar 350 juta ton pertahun atau sekitar 2% total sampah di dunia. Dan hanya 20% sampah plastik yang berhasil di-recycle.
Ghofar melanjutkan, ia menilai ketergantungan industri pada sampah plastik impor Indonesia masih sangat tinggi. Angka sampah impor pada tahun mendatang masih sangat mungkin naik signifikan jika tidak ada upaya untuk mendorong pemenuhan bahan baku industri dari hasil pengelolaan sampah dalam negeri.
"Harusnya pemerintah memaksimalkan upaya pemilahan dan pengolaan sampah dengan tujuan memenuhi kebutuhan bahan baku industri dalam negeri, sehingga ketergantungan terhadap sampah plastik impor bisa dikurangi secara signifikan. Pada sisi yang lain, upaya ini dapat mengurangi pencemaran sampah akibat buruknya tata kelola," beber dia.
Namun, Ghofar menilai bahwa regulasi terkait sampah impor yang ada saat ini sudah cukup memadai. Apalagi dibandingkan dengan situasi sebelum 2018, ketika sampah impor menjadi masalah serius karena maraknya kasus sampah impor residu, penimbunan dan pembakaran.
Pasca adanya SKB Menteri LHK, Menteri Perindustrian, dan Kapolri pada tahun 2020 tentang pelaksanaan impor limbah non B3 sebagai bahan baku industri, ia menilai jumlah sampah impor yang masuk ke Indonesia relatif menurun.
"Kemudian juga ditetapkan ambang batas impuritas 2% yang mengurangi potensi sampah impor dalam bentuk residu masuk ke Indonesia terjadi dalam jumlah yang masif," kata Ghofar. (Z-4)
TEPI jalan Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) tak terlepas dari persoalan sampah. Kondisi sampah ini terus jadi sorotan. Sebab warga masih saja membuang sampah sembarangan di tepi jalan.
Wirausaha kecil dan menengah terus didukung untuk mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan yaitu dengan turut mengurangi kemiskinan dan polusi plastik di Indonesia.
Korea Utara baru saja meluncurkan sekitar 500 balon berisi kertas bekas dan plastik, termasuk beberapa yang jatuh di kompleks kantor kepresidenan Korea Selatan.
Komitmen dalam pengurangan sampah merupakan langkah penting dalam menangani permasalahan sampah, dan sinergi dalam pelaksanaannya sangat diperlukan.
Hal Itu diketahui setelah IWP melakukan studi yang didanai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi khusus bentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di tahun 2021.
Sampah rumah tangga itu diletakkan di bahu jalan hingga menggunung. Bau busuk sampah langsung menyeruak di sekitar lokasi tersebut.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan impor sampah plastik yang dilakukan Indonesia mengalami penurunan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved