Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ANGGOTA Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia Novie Homenta Rampengan memberikan tiga langkah utama guna mencegah penyebaran virus rabies pada manusia, yang lazim ditularkan lewat perantaraan anjing.
Novie, dikutip Senin (26/6), mengatakan langkah pertama mencegah penyebaran virus rabies adalah memastikan hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing, dalam kondisi sehat serta melakukan vaksinasi rutin.
Kedua, apabila mendapatkan gigitan dari hewan yang berisiko terjangkit rabies, segera mencuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit.
Baca juga: Wabah Rabies di NTT Meluas, Sejumlah Daerah Berlakukan Karantina Hewan
"Saat ada orang tergigit, penanganannya harus tetap tenang. Cuci luka dengan air sabun atau detergen di bawah air mengalir selama 10-15 menit supaya virus ikut terbawa keluar," kata Novie.
Mencuci luka dengan air mengalir sangat disarankan karena jika menggunakan air di dalam wadah, misalnya baskom, virus akan berkutat di tempat.
Langkah ketiga untuk mencegah penyebaran virus rabies adalah secepatnya melapor ke Puskesmas, rumah sakit, atau Rabies Center guna mendapatkan penanganan medis yang lebih cermat.
Baca juga: Kemenkes Telah Distribusikan Ratusan Ribu Vaksin Rabies ke Daerah
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 31.113 kasus rabies dan 11 kasus kematian akibat penyakit tersebut di Indonesia sepanjang 2020 hingga April 2023.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 95% kasus rabies disebabkan oleh gigitan anjing dan lebih dari 40% kasus rabies terjadi pada anak-anak.
"Rabies ditularkan lewat GPHR (Gigitan Hewan Penular Rabies), dalam hal ini anjing. Anak-anak senang bergaul akrab dengan binatang sehingga begitu orangtua terkadang kurang perhatian, suatu waktu rentan diserang oleh hewan tersebut," ungkap Novie.
Novie menjelaskan, secara teori bila angka GHPR meningkat, maka jumlah kasus anak-anak yang digigit oleh hewan maupun berisiko terpapar rabies, juga ikut meningkat. Meski demikian, sejauh ini, kata Novie, belum ada laporan kasus kematian pada anak-anak.
"Secara umum 40% terjadi pada anak-anak, tapi, belum ada laporan kasus kematian," kata Novie.
Dalam menghadapi penyakit rabies, Pemerintah telah menerapkan strategi eliminasi Rabies One Health 2030 dengan target seluruh kabupaten dan kota endemis.
Hingga 2022, capaian strategi ini telah mencapai angka 84% kabupaten/kota endemis eliminasi rabies.
Strategi tersebut meliputi empat skema utama yaitu pencegahan, surveilans, penanganan kasus, dan promosi kesehatan. Skema pencegahan mencakup pengendalian rabies pada faktor risiko (vaksinasi massal hewan penular rabies), profilaksis pra-pajanan pada kelompok masyarakat berisiko tinggi, pemberdayaan masyarakat lewat Tim Siaga Rabies (TISIRA), dan penguatan koordinasi, kolaborasi, serta komunikasi lintas-sektor One Health.
Pada skema surveilans, Pemerintah melakukan integrasi lintas sektor, berbagi informasi hasil laboratorium Kesehatan Hewan kepada sektor Kesehatan Masyarakat, penguatan rencana kesiapsiagaan dan respons wabah, serta penguatan sistem informasi terpadu lintas-sektor.
Sedangkan pada skema penanganan kasus, strategi eliminasi rabies meliputi profilaksis pascapajanan pada kasus GHPR, pemenuhan kebutuhan vaksin dan serum antirabies, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan untuk tatalaksana kasus GHPR, peningkatan akses pelayanan lewat Rabies Center, serta Manajemen Tatalaksana Kasus Gigitan Terpadu lintas-sektor (TAKGIT).
Sementara skema promosi kesehatan melingkupi kampanye cuci luka gigitan hewan penular rabies secara mandiri oleh masyarakat, panduan memelihara hewan penular rabies dengan benar, serta pemanfaatan media informasi dan media sosial untuk sosialisasi rabies.
"Rabies memang mematikan, namun, dapat dicegah melalui kewaspadaan dini kita semua," pungkas Novie. (Ant/Z-1)
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Namun, kabar baiknya ialah ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah demensia.
KEBIASAAN anak sekarang yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis hingga sebabkan penyakit ginjal menjadi perhatian serius pemerintah.
Salah satu upaya mengatasi kanker yaitu PET sebagai pemeriksaan noninvasif yang membantu menggambarkan fungsi metabolisme molekuler tubuh pasien secara tiga dimensi.
Rabies berbeda dari banyak infeksi lain, sebab menurut WHO perkembangan penyakit klinis rabies dapat dicegah melalui imunisasi tepat waktu bahkan setelah terpapar agen penular.
Hingga saat ini atau hampir 9 tahun berjalan, belum dilaporkan ada kasus rabies di Cianjur.
Kabupaten Kupang yang awalnya tercatat sebagai daerah hijau atau bebas rabies, empat warganya dilaporkan meninggal karena digigit anjing rabies.
RATUSAN kucing dan anjing peliharaan warga di Kota Madiun, Jawa Timur, memperoleh vaksin gratis dari pemerintah kota setempat.
Pemkab Manggarai Barat terus berupaya menekan kasus rabies dan salah satunya ialah dengan cara mengoptimalkan Vaksinasi anti rabies (VAR).
Untuk mencegah wabah rabies terus meluas, Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) mengumumkan kepada seluruh jemaat turut membantu pemerintah daerah melakukan pencegahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved