Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEJAK lama, teknologi lasik telah dikenal sebagai salah satu sarana untuk memulihkan mata yang mengalami gangguan refraksi.
Dengan lasik, mata minus dan silindris bisa normal kembali tanpa perlu lagi memakai kacamata.
Saat ini, teknologi lasik yang berbasis laser itu semakin berkembang. Salah satunya seperti yang terdapat pada mesin operasi lasik generasi terbaru, ReLEx SMILE (Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction).
Baca juga: Ini Penjelasan Seputar Lasik dari Dokter Mata
Dokter spesialis mata Ciputra SMG Eye Clinic, dr. Yudisianil E. Kamal Sp.M(K), menjelaskan, ReLEx SMILE merupakan teknologi mengoreksi kelainan refraksi dengan menggunakan mesin laser. Kelainan refraksi yang dapat dikoreksi yaitu mata minus dan silindris.
Inilah Keistimewaan ReLEx SMILE
Apa keistimewaan ReLEx SMILE? Pada teknologi ini tidak perlu dibuat flap (lapisan tipis) di kornea yang biasa dilakukan pada prosedur lasik konvensional. Dengan demikian, proses operasi dan pemulihannya menjadi jauh lebih cepat.
Saat ini, Ciputra SMG Eye Clinic memiliki dua pilihan yaitu ReLEx SMILE dan ReLEx SMILE Pro.
Baca juga: Sinar Ultraviolet Matahari Lebih Berbahaya untuk Mata Ketimbang Sinar Biru Gawai
Keduanya memiliki kecanggihan yang sama, namun mesin ReLEx SMILE Pro yang merupakan evolusi teknologi laser terbaru dari Zeiss akan memberikan pengalaman lasik yang lebih nyaman.
“Dengan ReLEx SMILE Pro, proses operasinya hanya 8 detik. Tidak ada luka yang lebar, hanya 2-3 mm, sehingga rehabilitasinya cepat, bisa langsung pulang setelah operasi. Selain cepat, hasilnya juga lebih presisi. Sehingga, pasien nantinya tidak memerlukan alat bantu kacamata lagi karena koreksi yang dihasilkan tepat,” papar dr. Yudisianil.
Namun demikian, tidak semua kasus minus dan silindris bisa dikoreksi dengan Relex SMILE. Demikian juga dengan mata plus.
“Prosedur ini tidak bisa dikerjakan pada kasien yang korneanya terlalu tipis, serta pasien yang ukuran minusnya lebih dari 10 dan silindrisnya lebih dari 5,” ujar dr. Yudisianil.
Teknologi Fakoemulsifikasi
Apakah Anda termasuk yang mengalami minus dan silindris tinggi sehingga tak bisa menjalani prosedur lasik?
Tak perlu khawatir, sebab selain lasik ada metode lain yang bisa jadi solusi. Yakni, operasi penggantian lensa mata dengan lensa buatan dengan teknologi fakoemulsifikasi, persis seperti yang dilakukan untuk pasien katarak.
Baca juga: Lensa Kacamata Ini Cegah Progresivitas Mata Minus pada Anak
“Operasi katarak dilakukan dengan membuang lensa mata yang keruh (biasanya karena penuaan) dan menggantinya dengan lensa buatan yang jernih," jelas dr. Amir Shidik, Sp.M(K), pada kesempatan sama.
"Nah, di sinilah kita memiliki kesempatan untuk memilih lensa buatan yang ukurannya disesuikan sehingga bisa mengatasi kelainan refraksinya. Jadi, baik itu mata minus, silindris, maupun plus, bisa dipulihkan dengan prosedur ini,” ujar dr. Amir.
Ia menambahkan, untuk operasi tersebut, Ciputra SMG Eye Clinic juga memiliki peralatan paling mutakhir yaitu Phacoemulsifier New Centurion yang dilengkapi Opmi Lumera 700 Microscope dengan Callisto.
Baca juga: Guru Besar FK UKI: Pentingnya Kemajuan Teknologi Bidang Ilmu Penyakit Mata di Indonesia
“Ini merupakan mesin canggih generasi terbaru yang dalam operasi katarak. Mesin ini sangat presisi, dilengkapi dengan sensor untuk mengatur keseimbangan cairan dalam bola mata saat lensa mata disedot," jelasnya.
"Kalau cairannya terlalu banyak, sering kali pasien akan kesakitan. Anestesi juga cukup dengan obat tetes, luka hanya 2,2 mili dan tidak perlu dijahit sehingga menjadi pilihan yang nyaman. Lama prosesnya sekitar 10 menit untuk satu mata,” terang dr. Amir. (Nik/S-4)
Dia menjelaskan gangguan ginjal pada anak-anak berbeda dari gangguan ginjal pada dewasa. Adapun kasus yang sering ditemukan, kata dia, kelainan bawaan.
Kasus gagal ginjal kronik yang membutuhkan cuci darah di RSHS jumlahnya mencapai 10-20 anak per bulan
DIBANDING rumah sakit swasta, puskesmas di Indonesia dinilai tidak sembarangan memberikan antibiotik.
ANAK merupakan pihak paling terpapar pada pelayanan yang tidak perlu atau overtreatment di pelayanan kesehatan. Hal itu diungkapkan oleh pendiri Yayasan Orang Tua Peduli Purnamawati Sujud.
Rumah sakit dilarang memberikan susu formula (sufor) untuk bayi yang baru lahir tanpa indikasi medis, agar tidak menyulitkan ibu untuk menyusui anaknya secara eksklusif
Sebuah kedai kopi di Mall Bogor Junction (Jogya Junction) terbakar pada Selasa pagi sekitar pukul 03.30 WIB. Seorang satpam dilarikan ke rumah sakit karena sesak nafas.
RS Mata JEC-Orbita @ Makassar merupakan rumah sakit mata pertama dan satu-satunya di Indonesia Timur yang menyediakan teknologi Lasik dan ReLEx SMILE.
"Minus satu sampai minus 14 itu masih bisa dilasik. Lebih dari itu nggak bisa."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved