Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KASUS kelahiran bayi dengan bibir sumbing sangat sering ditemukan, sekitar 1:1.000 kelahiran. Meski tidak secara langsung mengancam nyawa bayi, tetapi penanganan yang tepat harus dilakukan untuk memaksimalkan perkembangan fisik dan otak bayi yang mengalami kelahiran dengan bibir sumbing.
Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut drg. M. Syafrudin Hak mengatakan ada dua tipe kelainan bibir dan langit-langit, yakni kelainan multiple dan isolated. Kelainan isolated hanya melibatkan bibir dan langit-langit mulut. Sementara itu, kelainan multiple selain memiliki celah pada bibir juga ada kelainan organ lain seperti jantung, sehingga penanganan perlu lebih awal.
"Celah bibir dan langit-langit mulut ada yang satu sisi (unilateral) atau dua sisi (bilateral) ada juga yang melibatkan bibir, gusi, atau langit-langit. Sehingga kejadian ini bermacam-macam tipenya," kata Syafrudin, dalam Talkshow Mengenal dan Cara Perawatan Bibir Sumbing pada Bayi, Kamis (25/5).
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Ibu Hamil Perlu Vaksin Influenza
Penyebab Bayi Bibir Sumbing
Syafrudin menjelaskan, secara garis besar penyebab bayi dengan bibir sumbing disebabkan faktor lingkungan atau faktor genetik. Kelainan isolated dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan yang sama besar. Sementara ketika salah satu faktor penyebabnya berperan lebih besar, kebanyakan yang muncul adalah kelainan multiple.
"Kelainan isolated memiliki angka hidupnya sangat baik, kualitas hidupnya juga sangat baik apabila dilakukan rehabilitasi secara garis besar," ujar Syafrudin.
Baca juga: Suhu Ekstrem Bumi Tingkatkan Risiko Kematian Mendadak pada Bayi
Faktor genetik sebagai penyebab bayi terlahir dengan bibir sumbing tidak bisa sepenuhnya dicegah. Namun, potensinya bisa ditekan dengan melakukan pola dan gaya hidup yang sehat seperti memenuhi asupan gizi, menghindari paparan polusi, mengurangi konsumsi obat kimia, hingga menghentikan kebiasaan merokok.
Penanganan Bayi Bibir Sumbing
Jika bayi lahir dengan bibir sumbing, langkah pertama yang dilakukan adalah memberikan edukasi kepada orang tua terkait memberikan minum kepada bayi dengan botol khusus. Sehingga, berat badan dan gizi bayi tidak terganggu. Ketika waktunya sudah pas dan berat badan bayi sudah ideal, bisa dilakukan operasi.
"Sehingga yang kita pikirkan bukan operasinya dulu tetapi bagaimana anak bisa minum dengan baik sehingga kenaikan berat badan bagus dan bisa lakukan operasi. Selain itu anak dengan celah bibir ini banyak terjadi pada anak pertama. Jadi jika orang tua butuh pendampingan psikolog, maka perlu dapat pendampingan psikolog," jelasnya.
Waktu yang tepat untuk operasi bibir dengan celah berbeda-beda tergantung dari kondisi dari bayi. Bayi dengan celah pada bibir biasanya sudah bisa mulai mendapatkan tindakan operasi pada usia 4 bulan dengan berat sebelumnya 6 kilogram.
Kemudian celah bibir dengan langit-langit bisa dioperasi pada usia 18–24 bulan. Keputusan melakukan tindakan operasi pada bayi dengan bibir sumbing dangat tergantung dengan kondisi dan tumbuh kembang masing-masing anak.
(Z-9)
Kelainan bibir dan langit-langit atau bibir sumbing dan celah lelangit adalah kelainan akibat jaringan bibir atau langit-langit mulut yang tidak menyatu sempurna.
Ada dua tipe kelainan bibir dan langit-langit, yakni kelainan multiple dan isolated.
Bekerja sama dengan Smile Train Indonesia, operasi sumbing bibir dan langit-langit dilaksanakan pada 16 Februari 2024 di Rumah Sakit PHC Surabaya, Jawa Timur.
Untuk pelaksanaan kegiatan ini, Irwan Hidayat telah menyerahkan donasi Rp533 juta untuk operasi bagi 60 anak.
Lets Share Indonesia menggelar webinar edukasi tentang perbaikan pada bekas luka operasi bibir dan fistula palatum berkolaborasi dengan CCC Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Kegiatan bakti sosial ini merupakan bentuk kepedulian bersama RSUI, PUN, dan Perdami Jaya
ADA sejumlah faktor risiko penyebab bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan. Contohnya, faktor genetik dan penggunaan obat-obatan.
Mukosa atau kulit halus itu mudah sekali mengalami lepuh atau lecet dengan trauma mekanik yang sedikit saja, misalnya gesekan yang panas.
Bagi masyarakat yang memiliki keturunan kanker payudara, disarankan untuk melakukan pemeriksaan gen.
Faktor seperti usia orang tua, defisiensi nutrisi, folat, dan kelainan pada metabolisme B12 diduga bisa menjadi penyebab down syndrome.
Tes genetik menjadi salah satu cara terbaik untuk mendeteksi penyakit langka pada seseorang. Sayangnya, saat ini di Indonesia tes tersebut masih sangat terbatas untuk bisa dilakukan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved