Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SUHU udara dan cuaca akhir-akhir ini terasa sangat panas menyengat. Meskipun kita tahu bahwa Indonesia adalah negara tropis namun kali ini panas nya sangat lah berbeda.
Hal ini dikeluhkan banyak orang di dunia maya. Mungkin saja termasuk kamu juga mengeluhkan nya, bukan?
Walaupun demikian, sebagai pekerja, atau bahkan pelajar sering kali tetap pantang menyerah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di bawah teriknya matahari.
Baca juga: Cuaca Panas Tak Biasa, Waspadai Aneka Gejala Ini
Namun, masih banyak orang tidak tahu bahwa beraktivitas fisik terlalu lama di bawah sengatan panas matahari atau lingkungan yang bersuhu tinggi dapat menyebabkan sejumlah gangguan serius pada tubuh, seperti Heat Stroke.
Berbicara mengenai Heat Stroke, sejak kemarin Selasa (25/4) Instagram resmi @dokterdecsa mengedukasi metizen lewat unggahan reela dari akun mereka mengenai bahaya Heat Stroke.
Baca juga: Ini Tips Menghadapi Cuaca Panas Abnormal dari Kemenkes
Pakar kesehatan spesialis penyakit dalam, Decsa Medika Hertanto menjelaskan, kondisi Heat Stroke dapat merusak organ internal seperti otak, jantung dan ginjal.
Lantas, apa yang dimaksud dengan Heat Stroke? seperti apa Gejala, Faktor Risiko dan cara penangananya ? Simak penjelasan berikut ini!
Apa Itu Heat Stroke
Heat Stroke atau sengatan panas adalah kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara dramatis dalam waktu cepat dan Anda tidak dapat mendinginkan tubuh kembali.
Heat Stroke biasanya terjadi saat seseorang merasa kepanasan hebat akibat sengatan panas matahari di luar batas toleransi tubuh.
Sengatan panas dapat terjadi tanpa kondisi awal yang berhubungan dengan panas atau kepanasan sebelumnya, seperti kelelahan.
Hal ini senada juga disampaikan oleh dr. Decsa Medika Hertanto, SpPD, FINASIM.
"Heat Stroke itu terjadi karena suhu inti tubuh yang naik lebih dari 40 derajat celcius karena adanya sumber panas diluar tubuh dalam hal ini cuaca panasnya," kata Dokter Desca saat dihubungi langsung oleh media Indonesia pada Rabu (26/4).
Lebih lanjut, Desca mengatakan akibat kondisi panas yang mempengaruhi tubuh dapat menyebabkan kerusakan pada mekanisme organ vital.
"Normalnya tubuh kalau ada panas akan merespon dengan berkeringat dan pipisnya jadi kuning dan pekat. Namun, pada kondisi Heat Stroke mekanisme ini tidak adekuat sehingga panas ini merusak organ vital seperti otak, jantung dan paru," jelasnya.
Melanjutkan dari penjelasan dokter Desca, berikut ini adalah gejala, penyebab dan pencegahannya.
Gejala Heat Stroke
Berikut tanda dan gejala yang umumnya muncul
- Demam tinggi (40ºC atau lebih).
- Berkeringat deras.
- Sakit kepala, kepala terasa ringan berkunang-kunang, da ketidaknyamanan.
- Kulit memerah dan bibir mengering.
- Tingkat respons yang melambat.
- Lonjakan denyut nadi mendadak.
- Perubahan kondisi mental atau perilaku, seperti kebingungan, berontak, dan bicara tidak jelas.
- Mual atau muntah.
- Pernapasan cepat.
- Pingsan, sebagai tanda pertama pada orang dewasa lanjut.
Faktor Risiko Heat Stroke
Selain dari serangan panas ayang bersuhu tinggi dan cukup lama. Biasanya kondisi ini disertai oleh dehidrasi. Sehingga sistem kendali tubuh akan temperatur atau suhu hilang atau gagal.
Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan Heat Stroke:
Usia
Heat stroke lebih mudah terjadi pada orang tua di atas 65 tahun, dan anak di bawah 4 tahun.
Kondisi lingkungan dan gaya hidup
Heat stroke sering terjadi pada lingkungan yang aliran udaranya kurang baik. Kondisi ini juga lebih mudah terjadi pada orang yang jarang minum air dan memiliki penyakit kronis.
Pecandu alkohol atau peminum alkohol dalam jumlah banyak juga lebih mudah terserang heat stroke.
Kondisi kesehatan
Beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan demam seperti penyakit jantung, paru, ginjal, obesitas, berat badan rendah, tekanan darah tinggi, diabetes, kesehatan mental, dan kelainan sel darah.
Obat-obatan
Obat-obatan seperti antihistamin, diuretik, sedatif, antikonvulsan, obat darah tinggi dan jantung, antidepresan dan antipsikotik, kokain dan metamphetamin meningkatkan risiko serangan heat stroke.
Setelah memahami Pengertian, gejala dan faktor risikonya, berikut adalah cara penangannya.
Penanganan Heat Stroke:
Menurut Decsa, untuk menangani Heat Stroke, maka hal yang dapat dilakukan adalah dengan cukupi kebutuhan cairan.
"Jangan menunggu haus baru minum air putih, hindari terlalu lama diterik matahari biasanya jam sebelas sampai tiga sore," ungkapnya.
"Pakai pakaian yang tipis, banyak-banyak cari tempat teduh, hindari terlalu lama di kendaraan yang mesin nya mati," utas Desca.
Selain itu juga Desca mengingatkan jika ada orang yang dicurigai mengalami Heat Stroke segera ke rumah sakit. (Z-10)
Banjir yang melanda Provinsi Nangarhar, Kunar, Badakhshan dan Panjshir di Afghanistan menyebabkan 40 orang meninggal dunia.
BPJN sangat merespon bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Maluku, terutama di beberapa wilayah seperti di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan Seram Bagian Timur (SBT).
Cuaca ekstrem potensial terjadi karena dipicu beberapa faktor. Di antaranya adalah aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia.
CUACA buruk seperti angin kencang dan gelombang tinggi masih melanda di kawasan perairan laut Selat Malaka, Provinsi Aceh.
Hujan lebat disertai angin kencang dan kilatan petir berpotensi terjadi di kawasan pegunungan bagian tengah di enam daerah di Jawa Tengah.
Sekitar 83% jemaah haji yang meninggal selama musim haji 2024 adalah tidak resmi atau yang menggunakan visa nonhaji.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti bahaya fenomena cuaca panas ekstrem yang semakin meningkat di banyak negara.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, mendesak negara-negara untuk bertindak menanggapi dampak panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim.
GELOMBANG panas yang tak henti-hentinya melanda India utara telah menewaskan sedikitnya 52 orang di New Delhi. Times of India melaporkan hal itu pada Kamis, 20 Juni 2024.
Burung-burung berjatuhan dari langit karena panas yang ekstrim dan rumah sakit melaporkan masuknya pasien yang terkena dampak panas karena suhu siang dan malam mencapai puncaknya
Gelombang panas ekstrem di India menewaskan setidaknya 77 orang dalam 10 hari terakhir, termasuk puluhan petugas pemilu, saat pemungutan suara berakhir.
Guru Besar Geofisika Universitas Brawijaya, Adi Susilo, menyatakan Indonesia mengalami fenomena panas ekstrem akibat minimnya pertumbuhan awan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved