Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DOKTER spesialis anak konsultan infeksi dan penyakit tropis Prof Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan ada tiga faktor penyebab anak terkena demam berdarah dengue (DBD), yakni daya tahan tubuh, virus, dan lingkungan.
"Kaidah infeksi sampai terjadi penyakit itu karena ada gangguan keseimbangan antara daya tahan tubuh seseorang, jenis serta kepadatan virusnya, dan lingkungannya," kata Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI) itu, dikutip Jumat (24/2).
Ia mengatakan ada empat jenis virus dengue, yaitu tipe 1, tipe 2, tipe 3, dan tipe 4. Virus dengue tipe 2 dan 3 lah yang biasanya menyebabkan DBD berat.
Baca juga: Imunisasi Dengue Bisa Cegah Anak Alami Gejala Berat DBD
Sementara lingkungan yang dimaksud Hinky adalah lingkungan yang disukai nyamuk aedes aegypti seperti kebun, genangan air jernih, dan baju yang digantung.
Ketika nyamuk aedes aegypti betina menggigit, Hinky mengatakan sistem kekebalan tubuh akan melakukan reaksi kekebalan yang ditandai dengan demam tinggi secara mendadak.
"Demamnya tiba-tiba tinggi, dikasih obat paracetamol mungkin turun dalam empat jam lalu naik lagi. Kemudian anak jadi lemas, terlihat seperti sakit berat, tidur terus, enggak mau makan, enggak mau minum, muntah-muntah," ujar Hinky.
Ia menambahkan, anak juga bisa mengalami sakit otot, sakit sendi dan tulang, sakit kepala, hingga sakit belakang mata.
Menurut Hinky, kondisi tersebut dinamakan sebagai fase demam atau fase akut yang biasanya berlangsung selama 1-3 hari.
Kemudian, pada hari ke-4 dan ke-5, Hinky mengatakan virus dalam tubuh sudah hilang dan demam pun menurun, yang kadang membuat orangtua terkecoh mengira anak sudah sembuh.
Padahal, fase ini merupakan fase kritis di mana terjadi kebocoran pembuluh darah dan penurunan trombosit.
"Ini harus dikasih cairan. Bocornya pembuluh darah itu kan kayak dehidrasi, karena cairan di pembuluh darah keluar dari jaringan. Ini membuat anak mual, kemudian cairan yg masuk ke rongga perut akan menekan diafragma, menekan lambung, bahkan bisa ke paru-paru menyebabkan anak sesak nafas. Bisa juga membuat hati membesar. Anak juga enggak pipis-pipis dalam 4-6 jam," jelas Hinky.
"Kalau terlambat, anak bisa pendarahan dan kalau sudah pendarahan biasanya tidak tertolong," ujarnya.
Namun, jika diberi cairan dan mau makan dan minum, Hinky melanjutkan, anak akan masuk ke fase penyembuhan pada hari ke-6 dan ke-7 yang ditandai dengan demam dan banyak buang air kecil serta munculnya ruam.
Guna mencegah anak terjangkit DBD, Hinky mengatakan orangtua harus memastikan anak memiliki daya tahan tubuh yang baik serta mengendalikan nyamuk aedes aegypti.
"Jangan sampai digigit nyamuk, mau pakai insect repellent boleh, lalu waspada saat beraktivitas di luar rumah karena dia menggigit jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Jangan ada baju yang digantung. Jangan ada air menggenang karena nyamuknya nyimpan jentik di situ. Jangan pakai bak mandi, tapi pakai shower kalau memungkinkan," ujar Hinky.
Sementara itu, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menambahkan, pencegahan demam berdarah juga dapat dilakukan dengan Gerakan 1 Rumah 1 Kader Jumantik.
"Pelihara juga ikan cupang dan tanaman yang tidak disukai jentik dan nyamuk seperti lemon balm, catnip, kemangi, lavender, peppermint, rosemary, marigold, dan geranium," katanya. (Ant/OL-1)
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Ada tiga fase DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase recovery. Jadi, masyarakat harus memahami kapan dia bisa kelola di rumah dan kapan harus dibawa berobat.
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved