Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEMBALI kita membahas salah satu dari 99 asmaul husna atau nama-nama terindah Allah SWT. Kali ini kita akan membahas salah satu asma Allah yang berupa Al-Wadud atau Yang Maha Mencintai atau Penyayang.
Kalau dilihat dari pemaknaan sekilas, kayaknya enggak ada beda antara Al-Wadud dengan Ar-Rahim. Keduanya berarti Yang Maha Mencintai atau Yang Maha Menyayangi. Berikut penjelasan rincinya sebagaimana dilansir @limofficial_lirboyo di Instagram.
Sekilas memang sama antara Al-Wadud dengan Ar-Rahim. Namun Ar-Rahim itu ialah Allah sebagai Zat yang Maha Mencintai seluruh hamba yang sedang mengalami kesusahan. Sedangkan Al-Wadud ialah Allah sebagai Zat yang Maha mencintai kebaikan untuk seluruh hamba-Nya, entah yang sedang mengalami kesusahan maupun tidak.
Baca juga: Anak Baca Yasin di Makam Ibunda, Arwah Permakaman Bahagia
Jadinya lebih umum, begitu. Memang akar kata dari Al-Wadud, yakni الوُدُ berarti cinta yang tak terikat dan nikmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya ialah murni dari cinta itu.
Prof. Habib Quraish Shihab menjelasakan bahwa cinta adalah dialog antara dua aku. Kebaikan yang Allah berikan untuk seluruh hamba ialah salah satu cara-Nya untuk berdialog kepada kita hamba-Nya.
Allah sudah jelas mencintai kita, tetapi pertanyaannya apakah kita sudah mencintainya balik? Jangan-jangan cinta yang kita ikrarkan itu palsu atau sekadar gombalan. Bisa jadi, ya?
Baca juga: Memahami Asmaul Husna Allah Al-Hakim yang Memiliki Hikmah
Habib Husein Ja'far al-Hadar memberikan keterangan dalam bukunya, Seni Merayu Tuhan, bahwa salah satu upaya seseorang hamba untuk dapat merayu Tuhannya (bukan mendikte) yakni selalu berbuat kebaikan, bahkan menjadikan diri ini sebagai sumber dari kebaikan itu. Karena apa? Ini karena Allah Al Wadud yang sudah jelas merayu dan mencintai kita. Sedangkan sebagai yang dicintai, sebagai yang dirayu, selayaknya kita juga ikut menyambut rayuan-Nya.
Sebagai akhiran, Imam Al-Ghazali menegaskan seorang hamba yang pantas memiliki nama Al-Wadud ialah mereka yang mencintai dan menyayangi sesuatu yang berada pada orang lain seperti ia menyayangi dan mencintai dirinya sendiri. (OL-14)
Asmaul husna atau nama-nama terindah Allah yang akan dibahas kali ini yaitu Al-Muhshi (الْمُحْصِيُّ). Tahukah kamu makna Al-Muhshi sebagai salah satu asmaul husna dari Allah?
Nah, salah satu asma Allah itu Al-Waliy. Pertanyaannya apakah makna wali pada manusia sama dengan makna wali dalam asmaul husna itu?
Kenapa pembahasan Al-Qawiy dan Al-Matin digabungkan alias tidak masing-masing seperi asmaul husna yang lain? Ini karena makna Al-Qawiy dan Al-Matin masih saling berkaitan.
Pembahasan asmaul husna atau nama-nama terindah Allah SWT kali ini yaitu Al-Wakil. Ini bermakna Allah Zat yang dipasrahi. Dipasrahinya Allah tentu berbeda dengan makhluk-Nya.
Yang perlu kita cermati salah satu asmaul husna Allah, Asy-Syahid, masih berkaitan dengan asma Allah yang lain, yaitu Al-Khabir dan Al-'Alim.
Mari kita pahami asmaul husna Al-Ba'its. Dengan demikian kita dapat mengenal Allah yang akan membangkitkan semua manusia dari alam barzakh.
Bagaimana asbabun nuzul Surat Al-A'la, apa saja kandungan dan keutamaannya, serta teks sekaligus terjemahannya? Berikut uraiannya yang dikutip dari berbagai sumber.
Surat yang terdiri atas 17 ayat ini termasuk dalam juz amma atau juz 30, Surat Makiyah, dan diturunkan setelah Surat Al-Balad. Arti Ath-Thariq ialah yang datang di malam hari, yakni bintang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved