Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
STUDI National Institutes of Health (NIH) menemukan hubungan antara produk pelurus rambut berbahan kimia dan kanker rahim, di mana orang yang sering menggunakan produk tersebut lebih berisiko terkena penyakit yang juga disebut kanker serviks itu.
Mengutip laporan dari Fox News, Selasa (18/10), studi yang diterbitkan pada Senin (17/10) ini melakukan penelitian pada 33.947 wanita dari beragam ras antara usia 35 sampai 74 tahun untuk rata-rata sekitar 11 tahun.
Hasilnya, penelitian itu menemukan bahwa 378 wanita mengembangkan kanker rahim karena menggunakan produk pelurus rambut berbahan kimia.
"Kami memperkirakan bahwa 1,64% wanita yang tidak pernah menggunakan pelurus rambut akan terus mengembangkan kanker rahim pada usia 70 tahun. Namun untuk pengguna yang sering, risiko itu naik hingga 4,05%," kata pemimpin studi Alexandra White dari Institut Nasional Amerika Serikat.
National Institute of Environmental Health Safety (NIEHS) menjelaskan, wewangian, paraben, dan ftalat dalam produk pelurus rambut dapat memengaruhi kemampuan sistem endokrin untuk mengatur hormon.
Baca juga: Layanan Paliatif Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker
Dengan demikian, studi ini menemukan bahwa wanita yang menggunakan produk pelurus rambut berbahan kimia lebih dari empat kali pada tahun sebelumnya memiliki peluang 2,5 lebih tinggi terkena kanker rahim, setelah memperhitungkan faktor risiko individu lainnya.
"Namun, penting untuk menempatkan informasi ini ke dalam konteks. Kanker rahim adalah jenis kanker yang relatif langka," tambah White.
Peneliti NIEHS menyimpulkan, meskipun pengguna pelurus rambut dan kanker rahim tidak berbeda berdasarkan ras, perempuan berkulit hitam mungkin lebih berisiko.
"Karena wanita kulit hitam lebih sering menggunakan produk pelurus rambut atau pelemas rambut dan cenderung memulai penggunaan pada usia lebih dini daripada ras dan etnis lain, temuan ini mungkin relevan bagi mereka," kata Che-Jung Chang dari NIEHS.
Menurut Center of Disease Control and Prevention (CDC), kanker rahim adalah kanker ginekologi yang paling umum di Amerika Serikat. Meskipun jarang, ini lebih umum daripada kanker serviks dan kanker ovarium. (Ant/OL-16)
Studi di Denmark menunjukkan orang dewasa yang sering pindah rumah saat kecil berisiko lebih tinggi mengalami depresi, dibandingkan yang tinggal di komunitas yang sama.
KISAH Nabi Musa membelah Laut Merah dalam tradisi religius telah lama menjadi topik yang menarik perhatian banyak orang.
Dengan kunjungan kapal ini memungkinkan para ilmuwan untuk melakukan kajian dan pemetaan laut dengan lebih efisien.
Jawaban yang dihasilkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sering kali luput dari deteksi dalam penilaian akademis dan dapat mengungguli respons siswa.
PENELITI Finlandia mengembangkan teknologi yang memungkinkan komputer memahami emosi manusia guna meningkatkan interaksi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Studi baru menyoroti potensi risiko penggunaan rutin suplemen minyak ikan bagi kesehatan kardiovaskular.
Polres Metro Tangerang Kota menggerebek toko kosmetik di Kampung Kebon Kecap, Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, karena menjual obat-obatan keras.
Permintaan pasar terhadap kosmetik halal mengalami pertumbuhan pesat. Industri kosmetik mencatat pertumbuhan positif sebesar 8% setiap tahunnya.
Masalah obesitas semakin meresahkan masyarakat Indonesia, dengan data terbaru dari WHO menunjukkan peningkatan yang signifikan, terutama pada wanita.
Banyak penjualan iklan kosmetik di media sosial yang tidak sesuai ketentuan, tidak punya izin edar, bukan kosmmetik tapi mengeklaim kosmetik.
Saat ini, banyak produk perawatan kecantikan dan kosmetik buatan dalam negeri yang berkualitas dan sudah dipastikan aman berdasarkan hasil pemeriksaan BPOM.
Anggota Komisi IX DPR RI Aliyah Mustika Ilham mengimbau pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved