Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
WAKIL Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno membuka secara resmi Seminar Budaya Nusantara yang diselenggarakan atas kerja sama BPIP dengan Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Inndonesia, di Kampus UI Depok Jawa Barat, Kamis (6/10).
Seminar Budaya Nusantara tersebut bertujuan mengangkat nilai-nilai luhur dari Keraton-keraton di bumi Nusantara, yang pada kesempatan ini mengambil tema : “Tri Tangtu di Buana” sebuah falsafah dari Kerajaan Sunda-Galuh, Ciamis Jawa Barat.
Try Sutrisno yang juga di dampingi oleh Wakil Kepala BPIP Karjono dalam sambutannya menyampaikan, “Tri Tangtu Di Buana” merupakan salah satu falsafah budaya Galuh yang dapat dibuktikan keberadaannya melalui situs-situs budaya yang ada di Galuh, Ciamis. Falsafan tersebut juga dikatakan Try sebagai nilai-nilai luhur yang berhasil diramu dan dirumuskan menjadi Pancasila.
“Bahwa Pancasila digali dari akar budaya yang jadi falsafah-falsafah lokal yang ada di bumi nusantara”, ucapnya.
“Tri Tang Tu Di Buana” sendiri merupakan falsafah budaya Sunda-Galuh dalam mengelola hubungan antar manusia dengan alam semesta dan Sang Pencipta, yang terbagi menjadi tiga kontekstual fungsi yaitu Rama (legislatif), Ratu (eksekutif) dan Resi (yudikatif).
“Falsafah ini terkenal sebagai 3 lembaga yang mengatur dalam menjalankan pemerintahan di kerajaan Galuh. Ini hebat, yang kita kenal dengan Trias Politica, ternyata nenek moyang kita sudah membuat ini sejak dahulu dan kita patut bangga dan bersyukur bahwa di zaman modern ini, sesungguhnya telah ada dan diterapkan oleh nenek moyang kita dengan memahami Tri Tangtu Di Buana sebagai falsafah lokal,” jelas Try Sutrisno..
Baca juga : Jejaring Panca Mandala, Harapan Tegaknya Pancasila di Benua Etam
Senada dengan itu, Bupati Ciamis yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis, Tatang mengatakan, konsep “Tri Tangtu Di Buana” adalah sebagai konsep khasanah tradisi berupa cara berpikir atau falsafah yang hidup dalam masyarakat tradisional sunda dan juga merupakan ilmu pengetahuan dan kearifan masa lalu karya nenek moyang masyarakat Sunda yang masih relevan dengan kondisi dan situasi saat ini yang diharapkan mampu melahirkan solusi keberlangsungan hidup bangsa.
“konsep “Tri Tangtu Di Buana” mempunyai relevansi yang kuat dengan bagaimana cara membangun keshalehan individual dan sosial dalam masyarakat pada saat ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum FSKN Brigjen Pol (P) A.A Mapparessa Karaeng Turikale VIII, Maros Sulawesi Selatan mengatakan, Seminar Budaya Nusantara akan diselenggarkan rutin oleh FSKN sebagai manifestasi peran kontributif dalam upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan nasional yang bersumber dari nilai-nilai luhur budaya Keraton-keraton Nusantara sebagai episentrum kebudayaan dalam rangka mendukung program Pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“beberapa nilai-nilai luhur yang telah diwariskan, harus kita jaga, harus kita kembangkan dan kita wariskan kembali kepada anak-cucu kita”, tuturnya.
Diharapkan dengan terselenggaranya Seminar Budaya Nusantara itu dapat lebih membangun wawasan budaya bangsa, terutama generasi muda penerus bangsa, agar tidak terputus dari mata rantai perjalanan emas sejarah leluhur pendiri bangsa.
Seminar Budaya Nusantara dihadiri pula oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, Dekan FIB UI Bondan Kanumoyoso, Dekan FISIP UI Semiarto Aji Purwanto serta menampilkan beberapa narasumber dari FIB UI Agus Aris Munandar, Alfonsus Sutarno dari FISIP UI, Yat Rospia Brata, dan Ilham Purwa dari Universitas Galuh Ciamis. (RO/OL-7)
Pengelola Masjid Istiqlal Jakarta mengeklaim tidak tahu-menahu soal poster seminar yang melibatkan tokoh Yahudi Amerika di Masjid Istiqlal.
Seminar jadi wadah bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi potensi dalam bidang entrepreneurship digital.
Program “Indonesia On-Chain”, menunjukkan contoh nyata dari kewirausahaan dan strategi untuk menumbuhkan pola pikir kewirausahaan di kalangan generasi muda.
Para pelaku UMKM diharapkan bisa merasakan dampak signifikan dalam perkembangan bisnis mereka.
DAC jadi penyelenggara seminar online terbanyak di Indonesia, yaitu lebih dari 1.000 sesi webinar harian dari awal 2020 sampai Mei 2024.
Seminar DRiM menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan industri asuransi untuk berkolaborasi dalam pengelolaan risiko terhadap teknologi digital.
Sejak awal berdirinya, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) selalu menjadi tempat favorit bagi para seniman di Solo Raya untuk mengekspresikan karya mereka.
Sang Kembang Bale adalah pertunjukan yang mengangkat kesenian Ronggeng Gunung dari Ciamis dan Pangandaran yang menawarkan nuansa spiritual bagi penontonnya.
Pementasan ini terinspirasi dari kesenian Ronggeng Gunung, seni klasik dari Jawa Barat.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan nilai estetika produk, tetapi juga membantu seniman lokal untuk lebih dikenal.
Kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro, yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved