Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
JAGAD maya masih disibukkan dengan berbagai konten narasi yang bernuansa hasutan, cacian, provokasi, dan adu domba. Banyak kasus hukum di Indonesia yang terkait dengan ujaran kebencian.
Karena itu, Indonesia membutuhkan upaya dan gerakan bersama untuk hijrah dari narasi kebencian yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa, sebab persoalannya bukan sekedar dampak hukum, namun, implikasi sosial retaknya persatuan menjadi taruhannya.
Pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati menilai, sejak era pandemi covid-19 masyarakat Indonesia pada khususnya mengalami kondisi 'mendadak digital'. Akibatnya, masyarakat seakan belum siap untuk hidup dan bermasyarakat di dua dunia baik dunia maya dan dunia nyata.
"Karena kita ini mendadak digital, dan kita ini tidak siap harus hidup di dua dunia baik dunia maya dan dunia nyata. Kalau sopan santun, tata krama di dunia nyata kan kita dari kecil sudah dilatih, tapi kehiduan di ruang digital, kita belum tahu bagaimana cara hidupnya," ujar Devie Rahmawati dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (30/7).
Dia melanjutkan, untuk itu masyarakat juga harus dituntut untuk menjadi manusia digital yang memiliki empat aspek dalam dirinya agar mampu hidup dan bersosialisasi dengan baik khususnya di ruang dunia maya, yaitu keterampilan, etika, budaya, dan keamanan digital.
"Kalau empat aspek ini dikuasai, maka insya Allah masyarakat akan aman dan nyaman. Jangan hanya menekankan pada aspek keterampilan, tapi lupa aspek etika, budaya, dan keamanan digital. Sehingga empat hal itu sebagai pilar yang wajib dikuasai kalau ingin hidup paripurna dan sempurna di ruang digital," jelas wanita yang juga berkarier sebagai praktisi komunikasi profesional ini.
Pasalnya, lanjut dia, dewasa ini sering dijumpai kasus dan fenomena yang cukup miris, di mana banyak tokoh dan elite yang justru membuat kegaduhan di jagad maya melalui narasi kebencian yang menjurus pada perpecahan di masyarakat.
Baca juga: Universitas Pancasila dan Universitas Negeri Padang Jalin Kerja Sama
Hal ini semakin diperparah dengan karakter sosial masyarakat Indonesia, yaitu patron-klien atau 'lokomotif-gerbong', yang membuat masyarakat cenderung lebih sering mengikuti apa yang dicontohkan oleh elite, penguasa, atau pemimpinnya.
"Kehadiran para tokoh dan elite menjadi krusial, karena Indonesia ini kan karakter sosialnya patron-klien, atau lokomotif-gerbong. Sehingga cara percepatannya adalah terlebih dahulu memastikan para tokoh, elite itu memiliki empat hal tadi itu. Karena mereka akan menjadi contoh," kata perempuan yang pernah menjabat sebagai Direktur Kemahasiswaan UI ini.
Elite sendiri, menurut Devie, merupakan kelompok yang dicirikan dengan 4K, yaitu kekuasaan, kekayaan, ketenaran, dan kewibawaan yang dalam hal ini tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat. Dan kelompok 4K, menurutnya, merupakan kelompok yang berperan besar dalam percepatan hijrah dari narasi kebencian menuju jagad maya yang positif.
"Orang 4K atau elite ini harus yang duluan kita bantu agar memiliki sikap yang paripurna di ruang digital, yang kita sebut dengan cakap digital. Begitu 4K ini punya kecakapan digital tadi, insya Allah masyarakat kita akan ngikut dan lebih mudah," ujar Ketua Program Studi Vokasi Komunikasi UI ini.
Dalam kesempatannya, salah satu pendiri Prapancha Research dan laman selasar.com ini juga menilai, fenomena para elite dan tokoh yang terjerat Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) hingga ke meja hijau akibat narasi kebencian.
Hal ini bukan semata-mata karena lemahnya regulasi pemerintah terkait ujaran kebencian di ruang digital. Tetapi lebih dari itu, Devie menegaskan perlu adanya dukungan terkait program pemerintah yang mendorong terciptanya masyarakat yang cakap digital.
"Bukan karena lemahnya regulasi, tapi kita semua gagap digital. Semua orang nggak ada yang siap dan perlu belajar. Makanya negara punya program yang namanya 'Makin Cakap Digital', itu tadi supaya orang punya etika, budaya, keterampilan, dan keamanan digital," pungkas peraih gelar magister dari program studi Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI ini. (RO/OL-16)
Bawaslu DKI Jakarta meluncurkan pemetaan kerawanan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2024, Kamis (1/8).
Kritik membangun merupakan kritikan yang biasanya berupa saran-saran. Kritik tajam biasanya bersifat akurat, tepat, dan mendukung.
Minimnya etika digital dalam bersosial di media daring sayangnya terus terjadi di Tanah Air.
Calon perdana menteri petahana India, Narendra Modi, menghadapi tuduhan menyakiti perasaan umat Muslim India setelah mengeluarkan ujaran kontroversial di tengah kampanye pemilu.
PASKAH menunjukkan secara kasatmata bahwa Yesus datang ke tengah dunia untuk menyelesaikan persoalan esensial dan sentral tentang kebencian yang sering mewarnai hidup manusia.
Dalam Pemilu 2024, ujaran kebencian dan hoaks jauh menurun tapi diganti kategori lain yaitu netralitas aparat dan penggunaan sumber daya publik untuk memenangkan calon tertentu.
Dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) RTRW Tahun 2024-2044, Pemprov DKI mendorong agar 70% penduduk di Jakarta dapat berkegiatan disimpul transportasi massal.
Rata-rata pengusaha travel disebutkan setuju dengan digitalisasi. Sebab, transaksi digital bisa lebih praktis digunakan, hingga mencegah terjadinya penipuan.
Bank Indonesia bakal meluncurkan fitur baru dalam kartu kredit Indonesia segmen pemerintah. Fitur tersebut ialah online payment virtual card tokenization sebagai pengembangan teranyar.
Komponen-komponen canggih ini menjadikan Maveric Quantum sebagai laptop pertama Indonesia yang menjalankan Microsoft Copilot+ PCs, menjamin performa AI yang optimal.
Kini banyak pekerjaan yang sudah menggunakan teknologi digital, sehingga perlu bagi masyarakat untuk mengikuti perkembangan digital.
Bagaimana solusinya? Berikut langkah-langkah agar laptop kita berlari kencang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved