Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
SEKARANG tidak jarang muncul di kehidupan rumah tangga sebuah persoalan akibat dari rendahnya literasi dalam keluarga. Padahal setiap keluarga harusnya memiliki pengetahuan hak dan kewajiban setiap anggota keluarga, cara mendidik anak dengan baik terutama dalam upaya pemenuhan hak-hak tumbuh kembangnya, serta dinamika relasi psikologis laki-laki dan perempuan dalam bingkai keluarga.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni’am Sholeh dalam Pelatihan Kepemimpinan Pemuda dalam Rumah Tangga. Pelatihan itu digelar atas kerja sama Kemenpora dan Bidang Kepemimpinan Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia yang diselenggarakan di Depok, Jawa Barat, selama dua hari sejak Selasa (21/6).
Menurut Asrorun, menikah bukan hanya persoalan berkumpulnya laki-laki dan perempuan dalam satu rumah. Tetapi ada tanggung jawab dan kewajiban di dalamnya, ada peran kepemimpinan di dalamnya, peran kepemimpinan yang tidak hanya dimiliki oleh laki-laki tapi juga oleh perempuan.
"Untuk memenuhi kewajiban mengasuh anak yang tepat agar tidak terjadi stunting serta penelantaran anak juga bagaimana keberperanan keluarga dalam kehidupan masyarakat harus menjadi pengetahuan dasar bagi para pemuda yang akan menjadi pemimpin dalam keluarga dan menjadi pemimpin publik hari ini dan masa-masa selanjutnya” papar Ni’am yang juga Kordinator Bidang yang membawahi Bidang Kepemimpinan dan Kepemudaan MPP ICMI.
Baca juga: Turunkan Stunting, Kemendikbudristek Edukasi Program Pendidikan Kesehatan Anak
Arif Satria selaku Ketua Umum MPP ICMI yang turut hadir dan memberikan sambutan serta membuka acara secara resmi menyampaikan pesan pentingnya pengetahuan dan penguatan leadership bagi para pemuda. Pemuda menurut arif harus memiliki leadership dengan modal dasar ctitical thinking, kolaboratif serta mampu berkomunikasi dengan baik.
“Cara berpikir antara laki-laki dan perempuan yang telah menikah yang berbeda saja mampu menimbulkan keretakan rumah tangga, apalagi persoalan-persoalan yang mendasar lainnya, oleh karena itu kita harus mendorong upaya peningkatan kompetensi para pemimpina muda ini” pangkas Arif yang juga Rektor IPB ini.
Mustadin Taggala selaku wakil Ketua Bidang Kepemimpinan yang dipercayakan sebagai kordinator pelaksana kegiatan kolaborasi ICMI dengan Kemenpora ini menyampaikan terimakasih kepada Ketua Umum dan segenap Pengurus MPP ICMI serta Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora atas kesediaan berkolaborasi melaksanakan kegiatan Pelatihan Kepemimpinan dalam Rumah Tangga (PKPRT) ini.
“Kegiatan yang melibatkan berbagai komponen organisasi Islam antara lain Pemuda ICMI, Organisasi Kepemudaan, Kemahasiswaan dan Kepelajaran Islam, ini tentunya belum sempurna, dibutuhkan effort yang lebih dalam memaksimalkan kemanfaatannya, kapasitas peserta juga yang terbatas ditengah tingginya animo para pemuda menjadi cermin pentingnya kegiatan ini. Ada 200an pendaftar, yang memenuhi kriteria 113 orang dan hanya 60 orang yang bisa kita libatkan dalam kegiatan yang berlangsung 2 hari ini” papar Mustadin. (R-3)
Hasil inovasi mereka, disosialisasikan kepada para ibu anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Bangsri, Kecamatan Bulakamba, Brebes.
Jika subsidi BPJS Kesehatan dipangkas demi Makan Bergizi Gratis, perbaikan kinerja keuangan yang sedang dilakukan BPJS Kesehatan juga berpotensi terganggu.
Mahasiswa IPB membuat inovasi berupa abon telur agar anak-anak balita bisa mengonsumi telur dalam bentuk lain guna pemenuhan gizi mereka. Ini upaya pencegahan stunting di Kabupaten Brebes.
Perlu kerja pentahelix dan sinergi kolaborasi untuk membangun komitmen yang kuat dalam penanganan dan pencegahan stunting. Termasuk dukungan regulasi
Pada Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini, fokus utama adalah melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya dan stunting.
Kementerian Kesehatan mengatakan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 adalah momentum untuk memperkuat perlindungan terhadap anak-anak Indonesia, terutama dari stunting dan polio.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi, menekankan pentingnya kemampuan bertransformasi bagi para peserta pelatihan kepemimpinan
Dengan adanya pelatihan ini, murid SMK di Jabodetabek diharapkan dapat lebih mampu bersaing dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi kreatif Indonesia dengan menjadi wirausaha.
Pelatihan difokuskan pada pencegahan stunting, deteksi dini tumbuh kembang balita, peningkatan skill komunikasi kader serta pengoperasian alat kesehatan.
Digital mindset perlu dibangun, dilakukan, dan disosialisasikan secara masif sekaligus diinstitusionalisasi.
Memiliki keterampilan menulis konten yang menarik dan informatif menjadi salah satu kebutuhan penting untuk dimiliki.
Kegiatan tersebut dilakukan bekerja sama dengan Midea dan Rumah Cemara di Bandung, Jawa Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved