Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEIRING dengan hidup yang kian serba cepat dan dipenuhi kesibukan, kita pun semakin dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat meningkatkan stres.
Waktu untuk beristirahat dan berolahraga yang berkurang, hingga dorongan untuk mengkonsumsi makanan yang tidak baik untuk kesehatan.
Semua ini dapat berdampak pada pencernaan kita. Padahal pencernaan yang bermasalah dapat mempengaruhi kenyamanan dalam menjalani rutinitas.
Baca juga : Tidak Semua Susu Sama, Empat Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pilih Susu Anak
Karenanya, penting bagi kita untuk terus menjalani gaya hidup sehat seperti olahraga secara teratur, menjaga tingkat stres, istirahat yang cukup dan yang paling utama adalah mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Data dari Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa ternyata 95,5% orang Indonesia masih kurang mengonsumsi serat pangan yang berasal dari sayur dan buah.
Padahal, sayur dan buah merupakan serat pangan yang memiliki peran kunci dalam menjaga kesehatan saluran cerna.
Baca juga : Waspadai Anemia pada Anak Bisa Hambat Tumbuh Kembang
Dokter spesialis gizi klinik, dr Cindiawaty J. Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK, menjelaskan, “Penting bagi kita untuk memastikan kecukupan serat pangan harian."
"karena serat pangan memiliki banyak manfaat diantaranya membantu mengontrol berat badan, mencegah kanker kolon, menurunkan kadar kolesterol, mencegah masalah gastrointestinal, membantu penanggulangan diabetes, bahkan menurunkan resiko penyakit kardiovaskular salah satunya jantung koroner," jelas dr.Cindy dalam keterangan pers, Selasa (29/3).
"Selain itu, makan makanan berserat tinggi juga dapat membantu mengurangi tingkat stres . Karenanya, agar dapat nyaman menghadapi kesibukan sehari-hari, kita sebaiknya menjaga kesehatan pencernaan dengan mengkonsumsi serat pangan yang cukup,” ucapnya.
Baca juga : Protein Soya Dukung Tumbuh Kembang Optimal Anak yang Alergi Susu Sapi
Menurut AKG Indonesia, Permenkes RI No. 28, 2019, setiap harinya kita membutuhkan 30 gram serat pangan yang berasal dari buah & sayur. Kekurangan serat pangan dapat memicu berbagai macam penyakit.
Menurut The World Health Report, kurangnya konsumsi sayur dan buah yang merupakan sumber serat dapat menyebabkan kanker gastrointestinal, penyakit jantung iskemik, dan stroke.
Marketing Manager Nestlé Health Science (NHS), dr. Yulia Megawati mengatakan, “Nestlé Nutren Fibre merupakan nutrisi kaya serat pangan larut dan tidak larut yang diformulasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan serat yang dibutuhkan tubuh untuk memelihara fungsi dan kesehatan saluran pencernaan dan menjaga berat badan."
Baca juga : Tingkatkan Kesehatan Pencernaan Tubuh, Dapatkan Performa Lebih Baik
"Diperkaya dengan 50% Protein Whey sebagai sumber protein berkualitas tinggi, Nutren Fibre juga dilengkapi dengan 13 vitamin dan 12 mineral yang baik untuk metabolisme tubuh,” jelas dr.Yulia.
Lebih lanjut dr Cindy menjelaskan bahwa terdapat dua jenis serat pangan, yaitu serat larut (soluble fiber) dan serat tidak larut (insoluble fiber). Kedua jenis serat ini memiliki fungsi yang berbeda.
Serat larut dalam air dapat memperlambat pencernaan dan penyerapan makanan di dalam usus, sehingga gula darah dapat lebih stabil dan kolesterol darah lebih terkendali, contoh makanan yang mengandung serat larut adalah inulin, oatmeal, sitrus, frukto oligosakarida (FOS).
Baca juga : Yogurt, Pilihan Ngemil Praktis yang Sarat Gizi
Sedangkan serat tidak larut yang terkandung dalam gandum, beras merah dan cokelat, timun, dan juga tomat dapat membantu memperlancar pergerakan usus sehingga dapat mencegah sembelit.
Dalam acara konferensi pers peluncuran Nestlé Nutren Fibre, dr Cindy yang dikenal sering memberikan konsultasi kepada kalangan pesohor Tanah Air, juga mengatakan bahwa beberapa orang foodies yang berkonsultasi dengannya telah menjalani pengaturan pola makan seimbang yang diiringi olahraga teratur serta minum 2 gelas produk nutrisi kaya serat pada pagi dan malam hari.
“Setelah satu bulan, para foodies ini merasa aktivitas Buang Air Besar (BAB) jadi lebih lancar sehingga membuat mereka nyaman beraktivitas. Mengkonsumsi produk nutrisi kaya serat juga dirasa dapat memberikan rasa kenyang lebih lama,” jelasnya.
Baca juga : Sarat Gizi, Salad Buah Sangat Cocok untuk Berbuka Puasa
Selain itu, dr Cindy pun menjelaskan bahwa para foodies juga mengalami perbaikan profil lemak serta gula darah.
“Kami harap ke depannya akan ada semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya pemenuhan kebutuhan serat pangan harian bagi kesehatan," kata dr.Yulia.
"Dengan kehadiran Nestlé Nutren Fibre kami juga berharap dapat membantu mencukupi kebutuhan serat pangan masyarakat Indonesia sehingga mereka dapat menjalani aktivitas dan kesibukan sehari-hari dengan tubuh yang sehat, kuat, aktif dan memiliki daya tahan yang optimal,” tutup dr. Yulia. (RO/OL-09)
Dalam dunia kesehatan dan pengobatan tradisional, madu dan kunyit telah lama dikenal sebagai bahan alami yang memiliki banyak manfaat.
Dokter Spesialis Anak-Konsultan Gastrohepatologi lulusan Universitas Indonesia Frieda Handayani menjelaskan tentang IBS atau sindrom iritasi usus besar pada anak
Konsumsi lemak berlebihan dapat meningkatkan risiko peradangan pada tubuh anak-anak
Warna feses yang tidak biasa sering kali menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam sistem pencernaan kita.
Memahami berbagai masalah pencernaan anak, tidak hanya penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat, namun juga untuk memastikan bahwa anak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Kecelakaan juga menjadi salah satu indikator kesehatan yang harus diperhatikan saat arus mudik berlangsung.
PP tersebut menyebutkan penentuan batas maksimal kandungan gula, garam, dan lemak mempertimbangkan kajian risiko serta standar internasional.
Pada dasarnya setiap daerah tidak memiliki masalah gizi yang sama. Mayoritas yang muncul adalah soal pola asuh.
Kolaborasi lintas sektor ini bertujuan untuk turut mendukung program penurunan angka stunting yang diusung oleh Pemerintah Indonesia.
Penting bagi orangtua untuk berpikir terbuka dan objektif dalam menerima rekomendasi ahli kesehatan untuk mengikuti petunjuk pemulihan gizi yang disarankan.
Selain pemberian sumber protein hewani, kegiatan yang tidak kalah pentingnya ialah sesi edukasi bagi para kader dan orang tua mengenai pentingnya gizi, dan pola asuh untuk tumbuh kembanga anak.
Penurunan stunting pada 2023 di Indonesia masih rendah hanya 0,1% dari target 14%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved