Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SENYAWA merkuri telah lama hadir di sekitar masyarakat dan terbukti memberikan banyak efek negatif bagi kesehatan. Bahkan, studi terbaru menyebutkan bahwa senyawa merkuri dapat menyebabkan stunting pada anak-anak. Hal itu diungkapkan dokter sekaligus influencer Ratih Citra Sari.
"Sekarang bahaya merkuri banyak dikaitkan dengan penyebab stunting. Saya lihat sendiri di satu daerah, anak-anak memiliki tubuh yang kecil, dan itu bukan hanya satu anak, tapi banyak sekali yang seperti itu. Ini stunting," kata Ratih dalam webinar Waspada Merkuri yang diselenggarakan KLHK, Selasa (21/12).
Ratih mengungkapkan, meskipun saat ini penggunaan senyawa merkuri telah banyak dilarang, namun senyawa tersebut telah mencemari lingkungan, mulai dari atmosfer hingga dasar laut, sejak lama. Karenanya, senyawa tersebut akhirnya berpotensi masuk ke tubuh manusia lewat cara dihirup atau dikonsumsi.
Baca juga: Obat Covid-19 AstraZeneca Diklaim Mampu Tangkal Varian Omikron
"Ini harus kita sadari bersama. Anak-anak yang tinggal di lingkungan dengan risiko tinggi berpotensi mengalami pencemaran merkuri dan akhirnya bisa mengakibatkan stunting," ucap dia.
Ratih menjabarkan, selain mengakibatkan stunting, paparan merkuri secara kontinu pada manusia juga berpotensi menimbulkan gagal ginjal. Adapun, gejala-gejala awal yang timbul bisa berupa tremor hingga mudah lelah.
"Dan paparan merkuri juga bisa memperpendek angka harapan hidup kita karena kualitas kesehatan yang terganggu dari adanya paparan merkuri yang terus-menerus," ucap dia.
Ratih mengakui, hingga saat ini belum ada terapi yang bisa membersihkan kandungan merkuri dari dalam tubuh secara total. Terlebih lagi, tubuh tidak memiliki mekanisme untuk secara aktif mengeluarkan kandungan merkuri.
"Mungkin bisa dikeluarkan, tapi sangat sedikit. Untuk itu cara yang paling baik ialah kita mengetahui apakah kita memiliki faktor risiko untuk terpapar merkuri, mulai dari penggunaan kosmetik atau makanan yang kita konsumsi," beber Ratih.
"Cek kesehatan secara berkala dan makan sehat serta hindari makanan dan minuman yang tidak sehat, agar meringankan kerja tubuh kita secara perlahan," tutup dia.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengungkapkan, lingkungan manusia memang tidak bisa terlepas dari kandungan merkuri. Pasalnya, banyak sekali sumber pelepasan merkuri dari aktivitas alam seperti pelapukan batuan, kebakaran hutan dan lahan, dan erupsi.
"Selain itu, kandungan merkuri juga berpotensi muncul dari beragam aktivitas manusia seperti penambangan emas skala kecil, pembakaran limbah, hingga proses krematorium," beber dia.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh organisasi internasional dan Sekretariat Konvensi Minamata, dari negara-negara pihak yang mengikuti Konvensi Minamata, ditemukan bahwa ada sebanyak 500 ton kandungan merkuri yang terlepas dari aktivitas geogenik.
Selain itu, ada 600 ton kandungan merkuri yang terlepas dari proses pembakaran bio massa.
"Dan yang paling penting, ada 2.500 sampai 3.000 ton merkuri yang terlepas dari aktivitas manusia," beber dia.
Untuk itu, ia menyatakan, perlu upaya dari berbagai pihak agar kandungan merkuri tidak banyak mengkontaminasi tubuh manusia. (H-3)
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menarik lebih dari 2 ton alat kesehatan bermerkuri yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan di Bali.
Sebanyak 26 rakit PETI yang digunakan untuk menambang emas di wilayah tersebut dihancurkan dengan cara dibakar.
Proyek kolaborasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), BRIN, dan UNDP itu berhasil mengurangi penggunaan 23 ton merkuri di enam titik PESK dalam waktu sekitar lima tahun.
Proyek itu mendokumentasikan sebesar 19,47 ton merkuri telah dihindari penggunaannya oleh penambang PESK di lokasi proyek Gold-Ismia.
"Melalui proyek GOLD-ISMIA, 6 lokasi proyek telah menurunkan penggunaan merkuri sebanyak 23 ton dan menghasilkan 3,3 ton emas hasil merkuri,"
Golden Property Award (GPA) The People’s Choice merupakan satu-satunya ajang penghargaan bidang properti yang menggabungkan penilaian secara profesional.
Selama tiga bulan, berbekal ilmu dari Youtube dan jurnal, ia melakukan riset untuk membuat kulit menggunakan bakteri sisa fermentasi kombukha.
Pemilik kebun kopi yakin produksi kopi akan baik jika lingkungan pun terjaga dan tak tercemar oleh limbah.
Pengunjung kapal juga dapat melihat contoh dan sampel objek daur ulang yang diperoleh melalui penggunaan mesin berteknologi rendah oleh Plastic Odyssey.
Hal Itu diketahui setelah IWP melakukan studi yang didanai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi khusus bentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di tahun 2021.
KEJAHATAN lingkungan berupa pencemaran air tanah dan sungai yang diduga oleh limbah industri dan masyarakat di wilayah Bekasi Raya yaitu Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi terus terjadi.
Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta diminta memanfaatkan aplikasi Jakarta Kini (JAKI) untuk menyosialisasikan Perda agar mudah terjangkau masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved