Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HARI Kesadaran Tsunami Sedunia diperingati setiap tanggal 5 November. Peringatan ini dimulai sejak Badan PBB menetapkannya pada Desember 2015 lalu. Pada Hari Kesadaran Tsunami Sedunia ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengajak semua unsur pentaheliks untuk selalu ingat dan waspada terhadap potensi bahaya tsunami, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir pantai.
Dengan mengetahui potensi bahaya dan kerentanannya, masyarakat diharapkan sadar akan risiko tsunami yang bisa saja menimpa diri sendiri dan orang disekitar kita kemudian sadar untuk dapat melakukan upaya-upaya mitigasi dan kesiapsiagaan berbasis komunitas guna mengurangi risiko bencana.
Baca juga: KPAI Dorong Percepat Vaksinasi Covid-19 Bagi Anak Usia 6-11 Tahun
Memperingati Hari Kesadaran Tsunami Sedunia ini, BNPB melakukan penanaman pohon di kawasan Pantai Mbah Drajid yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Jumat (5/11) bersama dengan komunitas pengurangan risiko bencana yang berasal dari FPRB Provinsi Jatim, LPBI NU Provinsi Jatim, LPBI NU Lumajang, Rumah Zakat, Human Initiative, DNA Foundation, Komunitas Land Cruiser Indonesia, Pemuda Muhammadiyah, Setia Hati, Pemuda Pancasila, unsur TNI-POLRI, pemerintah desa dan masyarakat umum. Penanaman pohon tersebut sebagai salah satu langkah pengurangan risiko bencana, dan meningkatkan budaya sadar bencana, serta membangun kesiapsiagaan masyarakat akan ancaman gempa dan tsunami.
Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan menjelaskan, kegiatan ini menjadi salah satu langkah mitigasi tsunami bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan tsunami.
"Mangrove jika sudah besar insya allah menjadi pelindung kita dari terjangan tsunami. Untuk mengurangi dampak bencana yang paling penting adalah kesiapsiagaan kita akan ancaman tsunami, kita tinggal di daerah rawan tsunami, kita harus mengerti harus pergi (evakuasi) kemana, karena selamat adalah hak kita semua, caranya adalah kita harus mempunyai ilmunya dan harus mengerti bagaimana cara, kemudian harus dilatih secara terus menerus,” kata Lilik dalam keterangannya Sabtu (6/11).
Penanggulangan bencana tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun daerah, bencana adalah urusan bersama seluruh elemen bangsa.
Baca juga: AirNav Indonesia Apresiasi Studi Kasus Java Ballon Festival
“Pemerintah pusat dan daerah menjadi penanggungjawab utama untuk penanggulangan bencana, tetapi tugas melindungi ini tidak hanya BNPB dan BPBD saja namun juga seluruh kementerian dan lembaga lain serta TNI / Polri, tetapi jauh lebih penting keterlibatan masyarakat, karena bencana adalah peristiwa lokal, kalau masyarakatnya kuat dan tangguh, insya Allah kita bisa menangani bencana dengan baik,” lanjutnya.
Sementara itu Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Abdul Muhari menungkapkan, belum ada alat yang bisa memprediksi kapan terjadinya gempa tapi kita bisa tahu adanya potensi gempa di beberapa daerah di Indonesia.
“Hampir seluruh pesisir selatan Jawa merupakan daerah rawan tsunami. Sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa menentukan kapan dan dimana akan terjadi gempa berikutnya, namun kita bisa tahu di selatan jawa ada zona megathrust yang mungkin memiliki potensi gempa besar di masa depan,” sebut Abdul.
Kemudian ia menuturkan, bagi warga yang tinggal di pesisir pantai, jika merasakan gempa menerus selama 20 hingga 30 detik baik itu gempa kuat maupun mengayun, langsung lakukan evakuasi.
“Jika ada gempa, kemudian menerus terasa 20 hingga 30 detik, masyarakat yang tinggal di pesisir pantai harus lakukan evakuasi, karena gempa tersebut mungkin akan menyebabkan tsunami. Berikutnya, yang paling penting adalah mitigasi berbasis alam dengan menanam vegetasi di sekitar pantai dan jangan lupa memelihara gumuk pasir yang sudah ada karena dapat berfungsi menjadi hambatan dan mengurangi kecepatan tsunami,” tuturnya.
Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo, menyatakan masyarakat harus dilibatkan dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana, karena masyarakat yang akan merasakan langsung risiko yang diakibatkan bencana.
“Semua kegiatan terkait kesiapsiagaan, mitigasi dan edukasi, harus melibatkan masyarakat dan informasi diberikan secara aktual dan terpercaya bagi masyarakat sehingga masyarakat dapat memedomani informasi tersebut,” kata Pangarso.
Selain melakukan penanam pohon mangrove, peringatan Hari Kesadaran Tsunami Sedunia ini juga diisi dengan sesi edukasi terkait tsunami. Kesiapsiagaan harus dimulai dari tingkat individu dan komunitas. Dengan semakin banyaknya komunitas yang sadar akan arti penting kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami, kapasitas kolektif masyarakat diharapkan juga semakin meningkat.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta sejumlah wilayah untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Juli, Agustus, hingga September 2024 mendatang.
BNPB meminta pemerintah daerah dan masyarakat mengantisipasi kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah pegunungan dan tempat pemrosesan akhir (TPA).
Guna mengantisipasi dampak puncak musim kemarau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempersiapkan berbagai langkah pencegahan kekeringan dan karhutla di Jawa Tengah.
Kali Kobe yang berada di Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara meluap. Fenomena itu memicu banjir di Desa Lilief Waibulan, pada Minggu (21/7).
Bencana tanah longsor melanda Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (17/7). Tujuh orang meninggal dunia akibat peristiwa nahas tersebut.
BNPB mengungkapkan bahwa bencana paling mematikan tahun ini ialah tanah longsor. Hal itu terlihat dari jumlah korban meninggal dunia yang ditimbulkan
Cuaca panas yang melanda Kota Padang selama dua bulan terakhir menyebabkan beberapa kawasan mengalami kekeringan, termasuk Bukit Gado-Gado, Air Manis, Seberang Palinggam, Rawang, dan Batang
Puluhan titik panas atau Hotspot terpantau satelit di Provinsi Bangka Belitung (Babel), Kamis (1/8). Itu diduga kuat merupakan pancaran dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
Lahan di Dusun Jombor, Desa Cipete, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) terbakar pada Rabu (31/7) malam. Petugas gabungan sudah berhasil mengendalikan api pada Kamis dini hari
kebakaran lahan itu mulai masif terjadi dan dirasakan dalam dua pekan ini. Dimana memang terlihat ada peningkatan intensitas kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kota Palangka Raya.
Hasil pendataan wilayah rawan potensi kekeringan menurut Mikron adalah Pangkalpinang, Kelurahan Bukit Merapin, Kelurahan Sriwijaya, Kelurahan Bukit Besar, Bukit Baru, Kelurahan Temberan.
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved