Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PELAKU industri minuman terus memacu penggunaan kemasan daur ulang untuk mendukung program pemerintah, yakni pengurangan 70% sampah plastik pada 2025.
Coca-Cola Indonesia hari ini mengumumkan peluncuran pesan ‘Recycle Me’ di setiap label kemasan dari semua brand dan produknya. Pesan ini bertujuan untuk menghimbau para konsumen agar mendaur ulang botol plastik PET dan kaleng bekas pakai mereka setelah selesai dikonsumsi.
Triyono Prijosoesilo, Director of Public Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia, mengatakan,“Seperti kebanyakan masyarakat pada umumnya, kami ingin mencegah kemasan minuman menjadi sampah."
"Jenis kemasan plastik PET memiliki nilai tinggi serta dapat didaur ulang menjadi kemasan baru atau barang berharga lainnya. Upaya ini merupakan sebuah prioritas dan kami berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi bersama dengan para mitra kami,” kata Triyono dalam keterangan pers, Jumat (29/10).
Melibatkan para konsumen dan menyadarkan mereka akan pentingnya proses pengumpulan dan daur ulang kemasan bekas pakai merupakan bagian penting dari visi Coca-Cola dalam menciptakan “World Without Waste”, yang salah satunya diwujudkan melalui pencapaian target zero waste pada tahun 2030.
Pada tahun 2018, Coca-Cola menetapkan tujuan utama dari inisiatif “World Without Waste”, yaitu membantu mengumpulkan dan mendaur ulang setiap botol atau kaleng yang dijual secara global pada tahun 2030.
Selain itu, memastikan 100% kemasannya dapat didaur ulang pada tahun 2025 dan menggunakan setidaknya 50% bahan daur ulang dalam kemasannya pada tahun 2030.
Inisiatif 'Recycle Me' adalah langkah terbaru dan juga bagian dari pendekatan holistik Coca-Cola untuk mengatasi isu limbah kemasan di kawasan Asia Tenggara.
“Semua kemasan botol dan kaleng kami dirancang agar dapat didaur ulang. Selain untuk meningkatkan infrastruktur pengumpulan dan daur ulang, kami ingin menggunakan kekuatan brand kami untuk mendorong lebih banyak orang untuk mendaur ulang," katanya
"Dan kami membantu memberikan kehidupan kedua bagi kemasan bekas pakai. Setelah menikmati produk minuman kami, Anda dapat membantu mengumpulkan dan mendaur ulang botolnya,” tambah Triyono.
Triyono juga menjelaskan bahwa selain meningkatkan dukungan dalam proses pengumpulan kemasan bekas pakai, infrastruktur daur ulang dan kemitraan guna memerangi sampah laut di Indonesia dan ASEAN.
"Coca-Cola juga memahami bahwa salah satu cara paling efektif dalam berperan adalah dengan menampilkan pesan ‘Recycle Me’ pada setiap label kemasan produknya," jelasnya.
Pesan ‘Recycle Me’ kini dapat ditemukan di semua brand serta kemasan produk Coca-Cola di Indonesia dan juga di seluruh negara ASEAN.
Proses transisi menuju label kemasan baru ini diharapkan akan rampung hampir sepenuhnya pada akhir tahun.
Selain itu, Coca-Cola Indonesia akan semakin memperbanyak pesan daur ulang dalam marketing campaign dan kanal media sosial guna mendorong konsumen untuk meningkatkan aktivitas daur ulang.
Untuk semakin menginspirasi dan mendorong perubahan seputar peningkatan pengumpulan dan pendaurulangan sampah plastik, Coca-Cola Indonesia berkolaborasi dengan Waste4Change sebagai mitra pengumpulan dalam program yang baru saja diluncurkan, yaitu 'Recycle Me'.
Konsumen diajak untuk mengumpulkan, memilah dan mengirimkan botol plastik PET atau kaleng bekas pakai ke bank sampah terdekat yang bermitra dengan Waste4Change. Kemasan yang terkumpul akan didaur ulang dan diubah menjadi barang bermanfaat lainnya.
Mohamad Bijaksana Junerosano, Managing Director Waste4Change, menjelaskan “Perusahaan seperti Coca-Cola dapat memainkan peranan penting melalui kekuatan dan jangkauan yang dimilikinya untuk mendorong kesadaran konsumen akan pentingnya daur ulang, serta membantu menginspirasi perubahan perilaku.”
Program 'Recycle Me' adalah sebuah inisiatif yang berlangsung selama tiga bulan, mulai dari 28 Oktober hingga 31 Desember 2021.
Melalui program ini, konsumen diajak untuk mengirimkan enam botol plastik PET atau enam kaleng bekas pakai dari berbagai produk Coca-Cola ke 16 bank sampah yang tersedia di wilayah DKI Jakarta.
Sebanyak 1.000 konsumen pertama yang berpartisipasi akan mendapatkan subsidi ongkos kirim hingga maksimal Rp 25.000.
Selain itu, konsumen berkesempatan meraih poin reward yang dapat ditukarkan dengan pulsa telepon, token listrik dan e-wallet senilai maksimal Rp 25.000 di beragam merchant yang tersedia. Informasi lebih lanjut mengenai program ‘Recycle Me’ dapat dilihat di https://recycleme.coca-cola.co.id/. (RO/OL-09)
KOREA Selatan memiliki persoalan pada negara yang cukup serius yaitu mengenai jumlah populasi warganya. Jumlah penduduk Korsel mengalami penyusutan tajam akibat menurunnya angka kelahiran
Kemenperin mengungkapkan bahwa indeks kepercayaan industri (IKI) pada Juli 2024 berada di angka 52,4. Hal tersebut menandakan IKI pada Juli 2024 ini melambat sebesar 0,10 poin
BPP HIPMI Banom Womenpreneur menggelar konferensi pertamanya yang berfokus pada hilirisasi industri sebagai langkah menuju Indonesia Emas
JURU Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia tumbuh positif dengan pertumbuhan di triwulan I 2024 mencapai 5,11 persen
Situasi perekonomian dalam negeri masih terancam krisis perlu diperhatikan. Industri dalam negeri saat ini dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, seperti penutupan pabrik
INDONESIA memiliki potensi geotermal terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 24 gigawatt (GW). Namun hanya sekitar 10% dari kapasitas yang saat ini dimanfaatkan.
TPA Samosir dibangun di lahan seluas 10 Ha sudah mencapai 100 persen dengan pagu senilai Rp29 M lebih.
Pemerintah juga memberikan insentif berupa penghargaan publikasi untuk kinerja yang baik dalam pengelolaan sampah plastik.
WARGA Denpasar, Bali, mulai gencar menjalankan konsep Teba Modern untuk pengelolaan sampah organik. Teba Modern dikenalkan pada masyarakat Denpasar oleh komunitas Malu Dong,
Bank sampah menghadapi sejumlah tantangan. Antara lain, kurangnya kurangnya pembeli tetap bahan daur ulang serta keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah dan keterampilan bisnis.
Kerja kolaboratif ini akan dilakukan antara Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang dengan Fakultas Ilmu Terapan Telkom University.
Dia melihat upaya warga mengelola sampah organik dan anorganik menjadi barang bermanfaat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved