Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DALAM rangka menyambut peringatan World Food Day 2021 PT Unilever Indonesia, Tbk mengukuhkan komitmen Future Foods-nya di Indonesia. Sebagai komitmen yang secara global telah diluncurkan tahun lalu untuk mewujudkan pangan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan, komitmen itu ejalan dengan kampanye 'Every U Does Good' yang digencarkan Unilever untuk mendorong kebaikan di tengah konsumen.
World Food Day diperingati setiap 16 Oktober sebagai gerakan global untuk membebaskan manusia dari kelaparan dan kekurangan gizi, serta secara efektif mengelola sistem pangan. Hal ini menjadi sangat penting karena nyatanya, isu nutrisi dan ketahanan pangan masih menjadi masalah besar di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Food Sustainability Index 2020 menempatkan negara kita pada peringkat 60 dari 67 negara berdasarkan tiga indikator, yaitu tantangan di bidang pemenuhan gizi, tTantangan penerapan pertanian berkelanjutan, dan tantangan limbah makanan.
Baca juga: Optimalkan Agripreneur Muda untuk Ketahanan Pangan
Saat ini 1 dari 3 anak Indonesia menderita stunting, 1 dari 3 orang dewasa mengalami obesitas , dan 40% masyarakat mengalami kekurangan zat gizi mikro. Sementara dari sisi sistem pangan, terdapat banyak tantangan untuk menerapkan pertanian berkelanjutan di Indonesia, seperti: menyusutnya lahan berkualitas akibat praktik pertanian yang tidak bertanggung jawab, masih rendahnya pengetahuan dan pemanfaatan teknologi pertanian berkelanjutan, kurangnya regenerasi petani, dan lainnya. Ditambah lagi, Indonesia tercatat sebagai negara penghasil limbah makanan terbesar nomor 2 di dunia, dengan jumlah 23-48 juta ton per tahun .
“Melihat fakta yang ada, pola makan harian masyarakat dan sistem pangan di Indonesia perlu terus dikembangkan untuk memastikan setiap orang bisa mengakses makanan berkualitas, tanpa mengeksploitasi planet bumi. Kolaborasi antar seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, produsen, industri, hingga konsumen sangat dibutuhkan, masing-masingnya memiliki peran dan tanggung jawab untuk ikut memberikan kebaikan menuju Indonesia yang lebih sehat dan lestari,” ujar Direktur Foods & Refreshements PT Unilever Indonesia, Tbk, Hernie Raharja.
“Sesuai strategi The Unilever Compass, kami berkomitmen menumbuhkan bisnis secara bertanggung jawab sekaligus memberi kebaikan kepada masyarakat dan lingkungan. Hal ini menjadi landasan bagi diluncurkannya komitmen ‘Future Foods’ secara global pada 2020 lalu dengan dua tujuan utama: membantu masyarakat dunia beralih ke pola makan yang lebih sehat dan mengurangi dampak lingkungan dari rantai makanan,” lanjut Hernie.
Komitmen Future Foods merupakan wujud upaya Unilever untuk secara bertanggung jawab menyediakan produk makanan yang sehat, berkelanjutan, mudah diakses, dan terjangkau bagi konsumen. Dalam mengimplementasikan komitmen ini, Unilever Indonesia melalui brand-brand di kategori Foods & Refreshment yang memiliki purpose yang kuat.
Sebagai contoh, tahun lalu Bango mempersembahkan program Bango Pangan Lestari sebagai dukungannya dalam mendorong pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan, melindungi kesejahteraan petani dan keluarganya, sekaligus menggalakkan regenerasi petani. Dari sisi inovasi, di awal tahun Royco menghadirkan Royco Dengan Garam Beriodium untuk bantu penuhi kecukupan gizi mikro keluarga Indonesia, khususnya tumbuh kembang anak. Wall’s melalui Paddle Pop juga melakukan gebrakan #CemilanBaikUntukmu untuk mengedukasi dan membantu orang tua menentukan pilihan cemilan tepat untuk anak. Sementara Buavita menggelar kampanye #AsliMelindungi untuk mengedukasi pentingnya konsumsi buah dan mencukupi asupan 100% Vitamin C harian dalam mencegah dan membantu proses pemulihan selama pandemi.
Salah satu inisiatif terbaru yang diluncurkan Unilever Indonesia bertepatan dengan peringatan World Food Day 2021 adalah kampanye Lezat Tanpa Sisa. Menyikapi isu limbah makanan yang berpotensi merugikan lingkungan dan berdampak pula secara ekonomi, kampanye ini mengajak keluarga Indonesia mengurangi sisa makanan berlebih dengan mengolahnya kembali menjadi aneka menu lezat. Unilever Indonesia membagikan begitu banyak inspirasi resep yang dikreasikan menggunakan bahan dalam jumlah yang lebih optimal, ataupun menggunakan bahan-bahan makanan yang tersisa dari hidangan sebelumnya.
Semakin jelas bahwa konsumen juga memiliki andil yang tak kalah besar untuk menciptakan pola makan dan sistem pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan, mulai dari rumah. Sejalan dengan kampanye “Every U Does Good”, Unilever Indonesia merangkul peran aktif konsumen dengan cara mengajak mereka berbuat kebaikan melalui cara yang sederhana, dalam hal ini bijak memilih brand yang tidak hanya berkualitas dan bernutrisi, namun juga mampu memberikan manfaat positif bagi lingkungan dan masyarakat.
“Unilever Indonesia siap untuk terus berbagi peran menuju Indonesia yang lebih sehat dan berkelanjutan. Dengan begitu banyaknya dampak kebaikan sebagai perwujudan purpose yang dimiliki brand Foods & Refreshment dari Unilever, kami mengajak konsumen juga turut memainkan peran mewujudkan pangan masa depan yang lebih baik, untuk diri kita dan untuk planet bumi,” pungkas Hernie. (RO/A-1)
Persoalan pangan adalah isu global yang harus ditangani serius.
Apabila Bapanas gagal meraih swasembada pangan dan tidak mampu menyediakan beras dengan harga terjangkau untuk masyarakat, lebih baik seluruh pejabat di Bapanas mundur.
KETAHANAN nasional harus dilandasi oleh kedaulatan pangan dan ketersediaan pangan yang tidak boleh bermasalah.
Menetapkan ketentuan mengenai informasi kandungan gula, garam, lemak, pesan Kesehatan, dan label gizi depan kemasan pada pangan olahan dan/atau pangan olahan siap saji.
Menurut Kementan tidak ada cara lain menghindari krisisi pangan selain mengebut program pompanisasi dan oplah.
Dengan inovasi benih, tidak ada alasan salah satu tanaman pangan tidak bisa ditanam di satu daerah karena kondisi geografisnya.
PEMERINTAH diminta getol mengedukasi masyarakat perihal pola makanan sehat bagi anak untuk menghindari diabetes, obesitas, dan gagal ginjal pada anak yang semakin meningkat angkanya.
PP tersebut menyebutkan penentuan batas maksimal kandungan gula, garam, dan lemak mempertimbangkan kajian risiko serta standar internasional.
CY Beverages kembali hadir pada Food & Hospitality Indonesia (FHI) 2024 di Jakarta International Expo Kemayoran Jakarta untuk menawarkan matcha dengan kualitas terjamin.
Sebenarnya karakter yang terbentuk di masa dewasa adalah hasil dari kebiasaan-kebiasaan yang dibangun sejak kecil.
Memberikan makanan sehat kepada anak adalah salah satu hal terpenting ya
IMUNITAS seorang anak merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua. Imunitas yang baik dapat membantu melindungi anak dari berbagai penyakit dan infeksi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved