Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MASIH dalam gaung Pekan Menyusui Sedunia di bulan Agustus ini, berbagai hal seputar ASI (air susu ibu) kembali menjadi topik diskusi yang hangat. Pentingnya pemberian ASI, khususnya secara eksklusif, juga ditekankan pemerintah dan makin banyak dikampanyekan oleh berbagai pihak.
Terlepas dari hal tersebut, sejumlah tantangan yang dialami oleh para ibu sering kali nampak terlupakan dan kurang mendapat dukungan dalam penanggulangannya.
Apa itu ASI Eksklusif?
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, ASI eksklusif adalah pemberian ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Komposisi nutrisinya yang lengkap, membuat ASI menjadi satu-satunya sumber makanan dan minuman bagi bayi hingga mencapai usia 6 bulan.
Meskipun demikian, pemberian ASI dianjurkan untuk terus dilakukan hingga anak berusia 2 tahun, dengan didampingi pemberian makanan tambahan atau yang dikenal sebagai MPASI (makanan pendamping ASI). Hal ini dalam rangka memberikan nutrisi lain dalam bentuk makanan padat yang aman sejak bayi berusia di atas 6 bulan.
Baca Juga: Pemberian ASI Eksklusif Jadi Tanggung Jawab Bersama
Tantangan pemberian ASI
Di sisi lain, terlepas dari keinginan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi, tidak sedikit ibu yang mengalami tantangan untuk mampu melakukannya. Widodo Suhartoyo, Senior Technical and Liaison Advisor Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation menyampaikan bahwa penyebabnya bisa banyak faktor. ''Misalnya karena ibu bekerja dan tidak adanya ruang laktasi di tempat kerja, kurangnya pengetahuan tentang menyusui; adanya persepsi bahwa susu formula sama atau bahkan lebih baik dari ASI; kurangnya dukungan dari suami, keluarga dan lingkungan, terutama saat produksi ASI ibu setelah melahirkan masih terbatas; kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan yang mendampingi ibu selama kelahiran; masalah laktasi, dan lain sebagainya.”
Berbagai tantangan tersebut nyata dialami oleh para ibu, dan dalam beberapa hal justru bersumber dari pihak di luar diri ibu yang bersangkutan. Oleh karena itu, kesadaran, dukungan dan peran serta berbagai pihak juga diperlukan untuk memampukan ibu memberikan ASI di mana saja dan kapan saja.
Dalam lingkup terdekat, peran suami dan keluarga sangat besar artinya. Meringankan pekerjaan rumah tangga, menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu, memberi semangat saat ibu merasa cemas akan menumbuhkan memotivasi ibu untuk mampu memberikan ASI secara eksklusif.
Bantuan yang tersedia
Ada pula sejumlah bantuan yang dapat diakses oleh ibu yang mengalami tantangan dalam memberikan ASI, khususnya bila berkaitan dengan pengetahuan seputar menyusui dan masalah laktasi. Bidan dan tenaga kesehatan terdekat dengan lokasi tempat tinggal dapat dihubungi sebagai sumber informasi dan bantuan segera bagi ibu. Selain itu, sebagian rumah sakit memiliki konsultan laktasi sebagai bagian dari staf medis untuk membantu ibu menyusui. Konsultan laktasi juga dapat ditemukan di klinik bersalin, tempat praktik dokter, atau praktik mandiri. Konsultan laktasi pun dapat memberikan kelas menyusui kepada ibu hamil
Keberhasilan ibu memberikan ASI merupakan upaya bersama, membutuhkan pengetahuan dan informasi yang benar, serta dukungan yang besar dari berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan ibu dapat menyusui secara optimal. (RO/OL-10)
Tingkat pemberian ASI masih begitu rendah daripada yang diperlukan demi kesehatan ibu dan anak.
Para Ibu kini memilih untuk memberikan susu formula bagi anak, terutama bayi, yang dianggap memiliki kandungan nutrisi yang sama dengan ASI, dalam mendukung pertumbuhan anak.
“Tahun 2021, terdapat 52,5% dari 2,3 juta bayi berusia enam bulan yang mendapat ASI eksklusif. Kembali terjadi penurunan,”
Kolostrum adalah ASI yang keluar di awal proses menyusui, khususnya di hari pertama hingga hari 4-5, jumlahnya memang terbatas.
IMD sangat perlu dilakukan paling lambat dalam waktu satu jam setelah bayi dilahirkan,
Waktu yang tepat untuk melakukan terapi akupuntur bagi ibu menyusui, dari 1x24 jam setelah ibu melahirkan akupuntur untuk ASI sudah bisa dilakukan.
SPESIALIS akupuntur medik dr. Newanda Mochtar, Sp.Akp mengimbau para suami turut berperan aktif mendukung istri memberi ASI eksklusif bagi bayinya.
Tulisan ini akan memberikan beberapa tips efektif yang dapat membantu ibu menyusui meningkatkan produksi ASI secara alami.
Lalu apa manfaat dari kolostrum? Berikut beberapa manfaat penting dari kolostrum ASI.
ASI memiliki kandungan yang bagus untuk bayi yang baru lahir. Ini manfaat dan kandungan dalam ASI.
Peringatan Hari ASI Sedunia bertujuan menekankan pentingnya dukungan untuk keberhasilan menyusui.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved