Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
INDONESIA berpotensi menjadi negara superpower terkait penyelamatan dunia soal krisis iklim. Pasalnya, wilayah Indonesia termasuk ke dalam coral triangle region dunia dengan luasan hutan mangrove 3,2 juta hektar, padang lamun 3 juta hektar, dan hamparan terumbu karang yang ekstensif.
Untuk mencapai kekuatan penuh Indonesia guna menyelamatkan iklim dengan memanfaatkan karbon biru yang dimiliki, Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kemenetrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar mengungkapkan, pengurangan sampah ke laut menjadi kunci utama.
"Karena sampah ke laut ini menjadi predator yang berbahaya kalau masuk ke tiga ekosistem tersebut, hutang mangrove, padang lamun, dan hamparan terumbu karang. Ini akan menyebabkan kerusakan sehingga potensi Indonesia untuk menjadi superpower dari karbon biru akan hilang," kata Novrizal dalam webinar yang diselenggarakan pada Rabu (7/7).
Untuk itu, Ia menyatakan Indonesia menargetkan untuk mengurangi timbunan sampah ke laut sebanyak 70% pada 2025. Selama tiga tahun terakhir ini, Novrizal menyatakan Indonesia telah berhasil menurunkan sampah ke laut hingga 15,3%.
"Dari yang tadinya total sampah plastik ke laut 615 ribu ton pertahun, menurun menjadi 521 ribu ton pertahun pada 2020. Artinya ada progres dan upaya yang kita lakukan," ucapnya.
Baca juga : Popularitas Bisnis Daur Ulang Berkelanjutan Meningkat
Novrizal menyatakan, rencana jangka panjang yang terus dilakukan antara lain dengan pengurangan plastik sekali pakai di kementerian, lembaga, dan perkantoran.
Selain itu, meningkatkan dukungan asistensi kepada kepala daerah dan pemda untuk mengelola sampah terpadu dan berkelanjuta, serta memperbanyak kajian analisis pengelolaan sampah darat dan laut.
"Prinsipnya, potensi untuk menjadi superpower dengan memanfaatkan tiga hamparan tersebut akan sia-sia kalau kita tidak menjaga wilayah pesisir dan mencegah sampah plastik ke laut. Karena ini menjadi hal yang sangat serius," pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim Sarwono Kusumaatmadja mengungkapkan, Indonesia memegang 65% zona inti dari coral triangle dunia. Karenanya Indonesia memiliki cadangan beharga untuk perubahan iklim.
"Challenge ke depan adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan karbon biru secara berkelanjutan. Tantangan yang menarik adalah bagaimana kita bisa menyusun persepsi bersama dan melakukan kolaborasi antara semua stakeholder, baik pemerintah, dunia keilmuwan, dan masyarakat adat," ungkapnya. (OL-7)
TPA Samosir dibangun di lahan seluas 10 Ha sudah mencapai 100 persen dengan pagu senilai Rp29 M lebih.
Pemerintah juga memberikan insentif berupa penghargaan publikasi untuk kinerja yang baik dalam pengelolaan sampah plastik.
WARGA Denpasar, Bali, mulai gencar menjalankan konsep Teba Modern untuk pengelolaan sampah organik. Teba Modern dikenalkan pada masyarakat Denpasar oleh komunitas Malu Dong,
Bank sampah menghadapi sejumlah tantangan. Antara lain, kurangnya kurangnya pembeli tetap bahan daur ulang serta keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah dan keterampilan bisnis.
Kerja kolaboratif ini akan dilakukan antara Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang dengan Fakultas Ilmu Terapan Telkom University.
Dia melihat upaya warga mengelola sampah organik dan anorganik menjadi barang bermanfaat.
Menurut Kementan tidak ada cara lain menghindari krisisi pangan selain mengebut program pompanisasi dan oplah.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti bahaya fenomena cuaca panas ekstrem yang semakin meningkat di banyak negara.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, mendesak negara-negara untuk bertindak menanggapi dampak panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim.
Suhu baru tertinggi yang tercatat sebesar 17,09 derajat Celcius, sedikit melampaui rekor sebelumnya sebesar 17,08 derajat Celcius yang terjadi pada 6 Juli 2023.
Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan generasi muda yang peduli pada lingkungan dan memiliki pengetahuan serta keahlian membangun masa depan berkelanjutan.
Langkah nyata ini juga sebagai bentuk dukungan BMKG untuk memberikan data yang lebih akurat dalam mewujudkan target Net Zero Emission tahun 2060.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved