Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MASA pandemi membuat usaha untuk mencapai ketahanan pangan semakin berat. Berbagai masalah muncul seperti berkurangnya produksi, terhambatnya rantai logistik dan tingkat konsumsi yang justru makin meningkat.
Padahal dalam kondisi normal saja tujuan ketahanan pangan ini masih belum bisa dicapai. Sementara, kebutuhan pangan nasional masih mengandalkan produksi dari luar negeri. Banyak komoditas makanan pokok harus mengimpor dari negara lain.
“Tujuan akhir dari pencapaian ketahanan pangan bukan pada komoditas pangan. Tetapi untuk mencapai kualitas hidup tinggi dari konsumsi pangan yang baik. Artinya, kebutuhan pangan terpenuhi baik secara jumlah dan kualitas. Namun, faktanya penduduk Indonesia, jika dilihat dari status gizi masih jauh dari berkualitas dan kita masih mengalami banyak masalah dasar untuk pemenuhan gizi,” ujar dosen IPB University dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) Drajat Martianto dikutip dari laman resmi IPB University, Selasa (26/1).
Lebih lanjut ia menerangkan, Indonesia masih banyak mengalami permasalahan gizi. Utamanya adalah kekurangan nutrisi, seperti underweight dan tingkat stunting yang tinggi. Masalah stunting menjadi masalah penting bagi Indonesia karena kasusnya masih di atas 30%. Hal ini dampak negatifnya besar bagi anak. Kekurangan gizi akan mengakibatkan rendahnya kecerdasan dan kapasitas fisik.
Drajat mengungkapkan menurut World Health Organization (WHO) permasalahan stunting di Indonesia masuk kategori sangat tinggi. Salah atau alasannya adalah makanan orang Indonesia yang kurang beragam.
Masih banyak masyarakat yang tidak mengkonsumsi makanan yang beragam jenisnya. Indonesia masuk dalam negara yang masyarakatnya tidak mampu mengakses makanan yang sehat dan beragam.
Masalah lainnya adalah kelaparan yang tidak terlihat atau micronutrient deficiency. Masalah ini terjadi karena seseorang kekurangan vitamin dan mineral. Padahal keduanya adalah zat gizi yang penting untuk menjamin imunitas dan keseimbangan tubuh. Penyakit yang paling sering muncul adalah anemia pada ibu hamil. Angkanya masih di atas 40% dan terus meningkat. Hal ini perlu upaya intensif antar seluruh elemen turut menyelesaikan masalah tersebut.
“Solusinya adalah membangun pangan harus berbasis sistem. Bukan hanya fokus pada komoditas tapi pada keamanan dan kualitas pangan. Hal ini bisa dicapai dengan adanya integrasi yang inklusif pada saat perencanaan, implementasi hingga tahan evaluasi yang didukung dengan kebijakan yang tepat. Selain itu keberlanjutan dari ketersediaan pangan harus di prioritaskan pada pangan lokal sebagai kontributor utama dalam pemenuhan pangan,” tambah Drajat Martianto.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University itu mengatakan, bahan pangan lokal kurang dikembangkan bahkan cenderung ditinggalkan. Hal ini terjadi karena ada pesaing kuat bahan makanan dari luar negeri, yaitu tepung terigu. Peran industrialisasi menjadi sangat penting agar pangan lokal bisa menyaingi terigu dalam bentuk tepung. Solusi ini agar pangan lokal bisa diolah menjadi aneka pangan. Bukan tidak mungkin nantinya beberapa jenis lokal bahkan menjadi pangan fungsional.(H-1)
Persoalan pangan adalah isu global yang harus ditangani serius.
Apabila Bapanas gagal meraih swasembada pangan dan tidak mampu menyediakan beras dengan harga terjangkau untuk masyarakat, lebih baik seluruh pejabat di Bapanas mundur.
KETAHANAN nasional harus dilandasi oleh kedaulatan pangan dan ketersediaan pangan yang tidak boleh bermasalah.
Menetapkan ketentuan mengenai informasi kandungan gula, garam, lemak, pesan Kesehatan, dan label gizi depan kemasan pada pangan olahan dan/atau pangan olahan siap saji.
Menurut Kementan tidak ada cara lain menghindari krisisi pangan selain mengebut program pompanisasi dan oplah.
Dengan inovasi benih, tidak ada alasan salah satu tanaman pangan tidak bisa ditanam di satu daerah karena kondisi geografisnya.
Mahasiswa IPB membuat inovasi berupa abon telur agar anak-anak balita bisa mengonsumi telur dalam bentuk lain guna pemenuhan gizi mereka. Ini upaya pencegahan stunting di Kabupaten Brebes.
UGM dan IPB menghasilkan varietas unggulan, salah satunya benih Gamagora dan IPB 3 Sakti di Provinsi Banten.
Presiden Jokowi sudah menandatangani surat Keputusan Presiden tentang pembentukan panitia seleksi (pansel) calon pimpinan KPK sekaligus anggota dewan pengawas KPK.
Apolos ingin memastikan kelangsungan perkuliahan mahasiswa asal Kabupaten Intan Jaya
Hingga kini, tercatat ada sebanyak 2.000 spesies lebah. Dan lebah yang hidup di Indonesia ada sebanyak tujuh spesies dan satu spesies lebah dari Eropa.
Pemetaan juga dilakukan guna memastikan kondisi hewan kuban yang nanti akan dijual kepada masyarakat Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved