Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Selatan.
"Untuk itu BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan resmi, Sabtu (16/1).
Selain itu, gempa susulan signifikan juga dapat memicu adanya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rockfall), sehingga masyarakat di kawasan perbukitan dengan tebing curam agar perlu waspada.
Baca juga: BPPT Peringatkan Soal Ancaman Hujan Ekstrem di Indonesia
Belajar dari sejarah bahwa pesisir Majene pernah dilanda gelombang tsunami yang dipicu adanya gempabumi seperti pada tahun 1969, maka masyarakat khususnya yang berada di wilayah pantai atau pesisir agar waspada. Apabila merasakan gempabumi kuat agar segera menjauhi pantai.
"Masyarakat diminta untuk dapat mengikuti informasi resmi dan tidak mudah percaya dengan segala informasi yang belum jelas sumbernya. Masyarakat juga diimbau untuk tidak percaya berita bohong atau hoax mengenai prediksi dan ramalan gempabumi yang akan terjadi dengan kekuatan lebih besar dan akan terjadi tsunami," bebernya.
Masyarakat juga dapat mengikuti perkembangan informasi kegempaan melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada disekitar tempat tinggal.
Untuk diketahui, gempa dengan kekuatan M5,0 kembali terjadi di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat pada Sabtu (16/1) pukul 06.32 WIB. Gempabumi ini dirasakan di daerah Kabupaten Majene III MMI dan berdasarkan permodelan tidak berpotensi tsunami.
BPBD Kabupaten Majene menginformasikan belum ada laporan terkait dampak gempa yang berpusat di darat 20 km Timur Laut Majene dan berkedalaman 10 km ini. (H-3)
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta sejumlah wilayah untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Juli, Agustus, hingga September 2024 mendatang.
BNPB meminta pemerintah daerah dan masyarakat mengantisipasi kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah pegunungan dan tempat pemrosesan akhir (TPA).
Guna mengantisipasi dampak puncak musim kemarau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempersiapkan berbagai langkah pencegahan kekeringan dan karhutla di Jawa Tengah.
Kali Kobe yang berada di Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara meluap. Fenomena itu memicu banjir di Desa Lilief Waibulan, pada Minggu (21/7).
Bencana tanah longsor melanda Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (17/7). Tujuh orang meninggal dunia akibat peristiwa nahas tersebut.
BNPB mengungkapkan bahwa bencana paling mematikan tahun ini ialah tanah longsor. Hal itu terlihat dari jumlah korban meninggal dunia yang ditimbulkan
Pindah ke Pulau Jawa, di wilayah Yogyakarta diprakirakan akan berawan. Sedangkan untuk wilayah Serang, Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya berpotensi hujan ringan.
STASIUN Meteorologi Maritim Belawan, Sumatra Utara (Sumut), menyebutkan gelombang setinggi 2,0 meter hingga 2,5 meter diprakirakan berpeluang terjadi perairan Sumatra.
Suhu udara umumnya berkisar antara 16 hingga 35 derajat Celcius dan kelembaban berkisar antara 47% hingga 99%.
Dalam tiga hari ke depan, mulai Rabu (31/7), tinggi gelombang laut terutama di perairan selatan Bali berpotensi mencapai 3 meter.
Pengamatan cuaca pukul 05.30 WIB melihat adanya perubahan cuaca Rabu (31/7) ini, yakni potensi hujan ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar daerah daerah di kawasan pegunungan
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved