Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Intervensi Skala Mikro Berulang Diyakini Lebih Efektif

Ant/AT/Pra/Aiw/X-6
29/9/2020 04:26
Intervensi Skala Mikro Berulang Diyakini Lebih Efektif
Ilustrasi -- Penyemprotan cairan disinfektan kepada pasien OTG sebelum memasuki hotel di kawasan Mangga Besar, Jakarta, kemarin(ANTARA/DHEMAS REVIYANTO )

PRESIDEN Joko Widodo meyakini bahwa intervensi berbasis lokal berupa pembatasan sosial berskala mikro secara berulang bisa lebih efektif mengendalikan penularan covid-19. Pembatasan spesifik itu dapat dilakukan di tingkat desa, kampung, RW, RT, kantor, atau pondok pesantren.

“Mini-lockdown yang berulang itu akan lebih efektif,” kata Presiden dalam rapat terbatas melalui telekonferensi video dari Jakarta, kemarin. Karena itu, Presiden meminta Komite Penanganan Covid-19 menyosialisasikan intervensi berbasis lokal untuk mengendalikan penularan virus korona kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

“Jangan sampai kita generalisasi satu kota atau satu kabupaten, apalagi satu provinsi. Ini akan merugikan banyak orang,” kata Presiden.

Presiden juga menginstruksikan kepada Komite Penanganan Covid-19 untuk terus menekan angka kematian akibat pandemi. Sebagai catatan, hingga kemarin, tingkat rata-rata kematian di Indonesia mencapai 3,77%, menurun dari sebelumnya yang mencapai 4,33%. Adapun angka kematian rata-rata dunia ialah 3,01%.

Secara terpisah epidemiolog UGM, Riris Andono Ahmad mengemukakan pendapat senada. Selain penerapan protokol kesehatan, kebijakan penanganan covid-19, menurut Riris, juga harus mencari titik seimbang antara menghentikan dan membiarkan mobilitas.

Riris menambahkan, jika lockdown diberlakukan, kematian karena non-covid-19, seperti pada ibu dan anak, akan meningkat dan bisa mengakibatkan kerusuhan. Namun, apabila mobilitas dibiarkan, ekonomi berjalan, kematian karena covid-19 akan tinggi dan juga akan muncul kerusuhan.

“Jadi, tidak ada policy atau intervensi yang benar, tetapi policy atau intervensi yang appropriate,” jelas dia dalam sebuah webinar, Minggu (27/9) malam.

Penambahan kasus positif covid-19 di negeri ini dilaporkan terus melonjak. Pada Senin (28/9), terjadi penambahan 3.509 kasus, sehingga akumulatifnya menjadi 278.722 orang dengan pasien sembuh 206.870 dan meninggal 10.473 orang.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengungkapkan 6% dari total 4.636 pasien covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet adalah mereka yang tidak beraktivitas di luar rumah. “Artinya, mereka tertular oleh keluarga atau orang-orang terdekat.” (Ant/AT/Pra/Aiw/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya