Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PENINGKATAN angka kasus Covud-19 semakin terlihat. Hal ini membuat data dan angka kasus berubah tiap harinya. Untuk itu, penguatan maupun perbaikan sistem data pun harus terus diperhatikan agar mampu memberikan transparansi informasi mengenai angka kasus Covid-19 kepada masyarakat.
Salah satu pakar teknologi informasi (IT) muda Ahmad Al Ghozi membagikan pengalamannya dalam membantu Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19. Salah satu bentuk kontribusinya adalah memperkuat aplikasi PeduliLindungi, sebuah aplikasi untuk melakukan tracing Covid-19, yang saat ini sudah siap dan akan dimatangkan sebelum disebarkan ke 34 Provinsi di Indonesia.
“Kita memperkuat satu aplikasi untuk Indonesia untuk perjalanan tracing, pelaku perjalanan, terus kemudian memperbaiki sistem yang sudah ada atau meningkatkan lah," kata Ghozi saat berdialog di Media Center Satgas Nasional, Jakarta, Rabu (12/8).
Ghozi turut membantu Satgas Penanganan Covid-19 yang ada di beberapa bagian di Indonesia dengan memperkuat sistem IT yang dimiliki oleh masing-masing daerah, seperti Bangka-Belitung, Surabaya, Kepulauan Riau dan Sulawesi Selatan.
“Kalau sistem IT yang paling penting itu adalah menggunakannya dengan baik, jangan sampai kita buat sistem yang susah dimengerti kemudian tidak digunakan," tuturnya.
Ghozi turut mengatakan pentingnya transparansi dalam penanganan Covid-19.
"Transparansi itu penting terus kemudian data yang riil itu penting, ada yang disembunyikan sedikit itu bahaya," imbuhnya.
Dalam melakukan penanganan penyebaran Covid-19, ia mengatakan bahwa kolaborasi antara satu pihak dengan yang lainnya di Satgas sudah sangat baik sehingga terjalin sinergi yang kuat.
Baca juga : Kesembuhan Pasien Covid-19 di DKI Jakarta dan Aceh Naik Pesat
“Testing kan Pak Andani urusannya, Ghozi tracing nya di bagian IT, kita dikolaborasikan sehingga menjadi satu kesatuan yang kuat, treatment nya bakal sedikit," jelasnya.
Ghozi mengajak masyarakat untuk tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan dan tetap produktif meskipun harus berada di rumah.
“Kalau menurut Ghozi, kalian di rumah pun bisa produktif, Ghozi juga di sini itukan tidak kemana-mana juga, kemana-mana tuh paling ketika misalnya ada urgensi tugas berangkat, tapi kalau tidak ada, ya di sini terus apa yang perlu di improve saya bisa aja," tambahnya.
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat, khususnya pemuda, untuk berkontribusi dalam mencegah penyebaran Covid-19, salah satunya dengan memberikan edukasi tentang Covid-19.
“Jadi kalau misalnya kita pemuda, kemudian misalnya lihat orang lewat di depan rumah dia tidak pakai masker bilang pakai masker, itu sudah jadi pahlawan, udah berkontribusi bangetlah," ucapnya.
Menutup dialog , Ghozi mengimbau masyarakat untuk selalu menaati protokol kesehatan demi menjaga keluarga dan diri sendiri dari Covid-19.
“Kalau misalnya, sekarang ya tadi di rumah saja, terus kalau misalnya dari luar tuh langsung bersih-bersih, jangan ngobrol dulu sama keluarga di rumah, cuci tangan setiap pegang apapun, terus jaga jarak juga, itu sudah melengkapi lah dan kita bisa bebas," tutup Ghozi. (OL-7)
Berdasarkan pedoman yang ada, covid-19 baru dianggap sebagai ancaman jika jumlah atlet yang tertular mencapai 5% dari total seluruh atlet dalam periode tujuh hari.
Sebanyak enam atlet dinyatakan positif Covid-19 dalam waktu kurang dari satu minggu penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024.
Lima dari enam atlet di Olimpiade Paris 2024 yang dinyatakan positif covid-19 merupakan atlet polo air Australia, dan satu merupakan atlet renang Inggris.
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian itu lantas berdampak krisis di berbagai negara.
Sejulah atlet yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 terjangkit Covid-19. Terbaru, perenang Inggris Adam Peaty dinyatakan positif setelah lima atlet polo air Australia.
Menurut WHO, model kerja dari rumah dapat menciptakan kondisi berbahaya, yakni berdampak buruk bagi kesehatan karyawan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved