Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Beradaptasi di Masa Transisi

Tri Subarkah/X-10
10/6/2020 03:58
Beradaptasi di Masa Transisi
Penumpang berimpitan di gerbong khusus wanita KRL jurusan Tanah Abang- Bogor di Stasiun Sudirman, Jakarta, Senin (8/6).(MI/BRIYANBODO HENDRO)

MARISSA, 29, tak mau terjebak dalam situasi seperti sebelumnya. Warga Bogor ini memilih berangkat lebih awal menuju Stasiun Bogor, kemarin. Meskipun jam masuk kantor pukul 09.00 WIB, ia sudah sampai di stasiun pukul 05.30 WIB, 15 menit lebih awal ketimbang Senin (8/6) kemarin.

Hasilnya, meski masih terjadi antrean di stasiun, Marissa merasakan tak sepadat sehari sebelumnya. Waktu yang dibutuhkannya untuk bisa masuk ke kereta pun lebih singkat. Pada Senin dia membutuhkan waktu hampir 1 jam, sedangkan kemarin hanya 30 menit.

“Kemarin (Senin) itu parah banget, karena kalau Senin itu meskipun enggak ada apa-apa, pasti padet kan, ditambah ada pembatasan, makin-makin aja. Antara takut antre, tapi kudu ke kantor. Kalau hari ini (kemarin) lebih sedikit enggak hectic, banyak petugas yang atur,” ujar Marissa.

Beroperasinya KRL secara normal tidak hanya dimanfaatkan para pekerja. Sugito, 69, misalnya, pensiunan pegawai Mahkamah Agung itu memanfaatkan masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi untuk mengurus keperluan pensiunnya.

Namun, warga Bekasi ini mengaku kecewa karena ada aturan yang hanya mengizinkan penumpang lansia naik kereta pada pukul 10.00-14.00 WIB. Akibatnya, ia tidak dapat menjalankan aktivitasnya dengan tenang. Bahkan, urusannya itu pun tak terselesaikan. “Tadi saat mengurus pensiun, saya disuruh menunggu sampai jam dua siang di kantor. Akhirnya saya tinggal saja daripada enggak dapet kereta,” ujar Sugito saat ditemui di Stasiun Juanda.

Padahal Sugito telah menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Selain, tentu saja, menggunakan masker dan membawa hand sanitizer, serta selalu menjaga jarak dengan orang lain.

Berdasarkan pantauan di lapangan, masyarakat terus diingatkan untuk menjalankan protokol kesehatan agar terhindar dari covid-19, baik di stasiun maupun di dalam kereta. Di Stasiun Tanah Abang, misalnya, petugas berkeliling menggunakan pengeras suara sambil tak bosan-bosan mengingatkan penumpang untuk berdiri di garis merah peron. Hal itu dilakukan demi terjadinya physical distancing antarpenumpang.

Penumpang di dalam kereta juga terpantau telah mengikuti protokol kesehatan dengan baik. Bahkan, tak jarang ada yang mengenakan pelindung wajah dan sarung tangan. Suasana di dalam kereta juga cukup hening. Pasalnya, penumpang diimbau tidak berbicara saat berada di dalam kereta untuk menghindari transmisi covid-19. (Tri Subarkah/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya