Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kendalikan Kepadatan dan Antrean Penumpang

Putri Anisa Yuliani
09/6/2020 04:24
Kendalikan Kepadatan dan Antrean Penumpang
Penumpang berdesakan saat akan masuk gerbong kereta rel listrik commuterline pada pukul 17.30 WIB di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, kemarin.(MI/RAMDANI)

WARGA Ibu Kota dan sekitarnya, kemarin, kembali aktif bekerja saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi memasuki hari keempat. Moda angkutan umum seperti KRL, MRT, LRT, dan bus Trans-Jakarta, juga stasiunstasiun, dipadati antrean penumpang.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, yang kemarin meninjau Stasiun Manggarai, menilai bahwa protokol kesehatan yang diterapkan di stasiun itu sudah sesuai standar yang direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Kesiapan, kapasitas petugas, pelayanan, dan kesadaran penumpang untuk menerapkan protokol kesehatan, menurut Doni, meningkat.

Hal itu disimpulkan Doni setelah menyaksikan kesiapan, kapasitas, dan pelayanan penumpang KRL atau commuterline. Ia juga melihat proses penumpang saat turun dan naik kereta serta penerapan physical distancing di dalam gerbong KRL. “Kepatuhan masyarakat (dalam menjalankan protokol kesehatan) ada peningkatan. Tidak ada masyarakat yang tidak menggunakan masker,” kata Doni.

 

Corporate Secretary PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Muhammad Kamaluddin, membenarkan adanya antrean. Meski demikian, penumpang MRT terpantau tertib mematuhi protokol kesehatan covid-19. “Masih ramai lancar, semua mematuhi aturan physical distancing,” ujar Kamaluddin, kemarin.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun tidak menampik perihal adanya antrean dan kepadatan penumpang yang mengular di stasiun-stasiun KRL, MRT, LRT, ataupun halte-halte bus Trans-Jakarta. Menurut Anies, antrean itu cermin physical distancing yang diterapkan pengelola transportasi.

“Memang di semua tempat diatur supaya sebisa mungkin berjarak,” kata Anies, seusai memantau pergerakan di Terowongan Kendal, Jakarta Pusat, kemarin.

Namun, Anies kembali men gingatkan bahwa Jakarta belum bebas pandemi. Ia meminta warga tetap mengantisipasi penularan covid-19 selama beraktivitas dengan mematuhi protokol kesehatan.

Jumlah kereta

Melalui saluran media sosial, ada warganet dari Bogor menuju Jakarta yang kesal lantaran jarak antarpenumpang tidak terlalu jauh saat mengantre.

Warganet dengan akun @widodobud1 itu mengatakan, di Stasiun Bogor, kemarin, tidak ada pemberlakuan physical distancing saat mengantre.

“Antre masuk begini di Senin pagi ke dalam Stasiun Bogor sih enggak ada sama sekali physical distancing-nya,” kicau @widodobud1 di akun resmi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), @CommuterLine.

Warganet lainnya dengan akun @Noey_Ach meminta PT KCI menambah jumlah kereta demi mengurangi dan mengendalikan kepadatan saat mengantre.

Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendesak aparat keamanan bersikap tegas menegur warga masyarakat dan instansi yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Wapres meyakini masyarakat tidak akan mematuhi protokol kesehatan kalau hanya bersifat imbauan.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai seharusnya Pemprov DKI Jakarta tidak mengizinkan warga sepenuhnya bekerja kembali ke kantor. Hal itu berdampak pada terjadinya kepadatan kendaraan dan antrean panjang yang tak terkendali di stasiun-stasiun.

Di sisi lain, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menegaskan sudah saatnya masyarakat menjadi garda terdepan penanggulangan covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan sepanjang aktivitas yang dilakukan. (Fer/Ins/Che/RO/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya