Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pemerintah Prioritaskan Kebutuhan APD dan Ventilator Terpenuhi

Cahya Mulyana
27/3/2020 20:46
Pemerintah Prioritaskan Kebutuhan APD dan Ventilator Terpenuhi
Penjahit di Bogor membuat APD bagi tenaga medis(Antara/Destriyan Sujarwoko)

KEBUTUHAN alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis yang menangani pasien Covid-19, serta ventilator untuk membantu pasien Covid-19 dengam kondisi kritis, kini jadi perhatian serius pemerintah.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengatakan, pemerintah akan berusaha memenuhi 2 kebutuhan itu lewat impor dan mendorong industri dalam negeri memproduksinya lebih banyak.

"APD masih tidak mencukupi, kita memerlukan jutaan atau sekurang-kurangnya ratusan ribu. Menurut rapat tadi kalau diperkiran secara pesimis misalnya situasi ini berlangsung sampai sekian bulan itu kita memerlukan jutaan," kata Mahfud melalui keterangan resmi, Jumat (27/3).

Kesehatan tenaga medis, kata Mahfud turut menjadi perhatian pemerintah karena mereka garda terdepan dalam menangani wabah Covid-19 yang kini sudah menginfeksi 1.046 orang di Indonesia.

Baca juga : KLHK Borong Produk Petani Hutan untuk Tenaga Medis Korona

Ia menegaskan, pemerintah sudah memutuskan untuk lebih keras mendapatkan APD di pasar internasional. Di samping itu, industri dalam negeri telah diminta memproduksi alat wajib pencegahan covid-19 bagi tenaga medis tersebut secara massal.

"Pertama ada APD yang diproduksi dari luar negeri atau impor dari dalam negeri banyak yang sudah siap, dalam waktu dekat sudah mulai memproduksi. Pemerintah baru saja rapat tadi seharian ini untuk itu dan semuanya sudah siap dan Insyallah dalam waktu yang tidak lama bukan hanya APD tapi ventilator juga bisa terpenuhi," paparnya.

Menurut dia, kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi semua negara memperebutkan APD dan ventilator.

"Menurut catatan memang yang gagal sembuh itu mereka yang tidak kebagian ventlator karena masih antre dan sebagainya atau barangnya kurang. Nah ini sedang kita datangkan," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya