Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KEPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut generasi unggul harus dipersiapkan untuk bisa memetik bonus demografi. Dalam hal ini, BKKBN memiliki beberapa tugas, khususnya dalam hal pencegahan.
"Mencegah terlalu sering, berarti re-spacing jarak kehamilan, mencegah terlalu muda berarti penundaan usia pernikahannya, mencegah terlalu banyak berarti dua anak cukup, mencegah terlalu tua berarti kalau umur 35 tahun ke atas ya jangan hamil lah, harus pakai kontrasepsi," ujar Hasto dalam Rakernas BKKBN di Kantor Pusat BKKBN, Jakarta Timur, Rabu (12/2).
Dengan cara seperti itu, lanjutnya, generasi bayi-bayi yang dilahirkan adalah generasi unggul.
"Sehingga kita bisa memetik bonus demografi," kata dia.
"Jadi kualitas SDM ini mulai dari bayi, seribu hari pertama kehidupan, ini kan harus disiapkan," imbuh Hasto.
Menurutnya, situasi bonus demografi tidak boleh dibiarkan datang serta-merta.
"PR kita bersama bagaimana menyengajakan agar nantinya semua provinsi ada peluang untuk memasuki bonus demografi," ungkap Hasto.
Baca juga: Generasi Milienial Perlu Bersiap Hadapi Bonus Demografi
Dia juga mengingatkan syarat Indonesia bisa memetik bonus demografi ketika angka kematian ibu rendah, angka kematian bayi rendah, partisipasi pendidikan tinggi, pengangguran sedikit, pekerja sektor formal lebih banyak, angka harapan hidup tinggi, orang tua banyak yang produktif.
"Maka ini baru bisa memetik bonus demografi. Tetapi ketika banyak keguguran, banyak kawin muda, banyak kematian ibu, banyak kematian bayi, maka kita roadmapnya menuju mis-bonus demografi," jelasnya.
Topik bonus demografi menjadi salah satu pembahasan dalam Rakernas BKKBN Tahun 2020. Hasto mengatakan Rakernas ini jadi ajang koordinasi dan penyampaian program-program BKKBN ke depan dengan jejaring internal BKKBN serta lintas sektor terkait.
"Untuk Rakernas ini kita berkoordinasi dengan jejaring organik internal, kemudian kita menyampaikan rencana pembangunan ke depan, baik yang tahunan maupun yang jangka panjang 2020-2024. Kita undang lintas sektor terkait, kemudian kita juga share program-program kita, bisa juga dapat masukan-masukan dari mereka," pungkasnya.(OL-5)
Ratusan warga nampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024
Meskipun dalam keadaan ekonomi yang tergolong miskin, masyarakat Indonesia merasa tetap bahagia.
PEMERINTAH Kabupaten Lamongan berhasil membawa pulang penghargaan IBangga (Indeks pembangunan keluarga) award 2024 dari penilaian kegiatan tahun 2023.
INDEKS Pembangunan Keluarga (iBangga) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut kebahagiaan keluarga Indonesia berada pada level tangguh dengan skor 71,86.
Berdasarkan data, sekarang telah memasuki bonus demografi, dan berbagai persiapan perlu dilakukan agar saat generasi penerus ini bisa menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
Berdasarkan Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga), ketentraman memiliki skor 59,79 (berkembang), kemandirian 52,49 (berkembang), dan kebahagiaan 71,86 (tangguh).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved