Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERALIHAN musim kemarau ke musim hujan pada masa pancaroba memicu cuaca ekstrem.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar waspada potensi bencana seperti puting beliung dan hujan es yang mungkin terjadi saat masa transisi tersebut.
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca, Deputi Meteorologi BMKG, Miming Saepudin, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem umumnya terjadi pada musim transisi dan diprakirakan terjadi di wilayah Sumatra Selatan dan pulau Jawa.
"Cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di wilayah tersebut hingga pertengahan November karena setelah itu sudah mulai masuk musim hujan," terangnya dalam konferensi pers mengantisipasi ancaman bencana satu bulan mendatang di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Kamis (31/10).
Potensi bencana yang terjadi pada musim pancaroba antara lain, imbuhnya, puting beliung, hujan es, dan hujan lebat dan disertai petir. Munculnya cuaca ekstrem pun dapat diprediksi.
Miming menyampaikan sebelum munculnya hujan es dan puting beliung, ada karakteristik yaitu perbedaan suhu yang sangat mencolok antara pagi dan siang atau sore hari. Fenomena itu menurutnya sangat mudah dikenali.
"Pada saat pagi kondisi sangat panas dan pertumbuhan awan cepat, uap air sangat banyak dan lebat. Siang atau sore terjadi hujan dan angin kencang. Pada musim pancaroba hujannya sebentar," tuturnya.
Baca juga: Januari 2020 Diprediksi Puncak Musim Penghujan
Mengenai suhu panas yang meningkat signifikan beberapa waktu lalu, Miming menyampaikan suhu panas yang tercatat mencapai 39 derajat celcius sudah lewat.
Dari pantauan BMKG, kisaran maksimum suhu di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara 35 derajat celcius. Hal itu, terangnya, disebabkan karena sudah banyak curah hujan yang mulai turun sehingga suhu kembali normal.
Suhu panas yang signifikan, imbuhnya, disebabkan oleh posisi matahari yang berada tegak lurus di wilayah-wilayah tersebut sehingga mengakibatkan radiasi matahari maksimum (biasa disebut kulminasi matahari).
"Ketika kulimnasi maksimum dan cerah tidak ada awan, menimbulkan cuaca panas," terangnya.
Untuk musim hujan yang sudah mulai di beberapa wilayah, BMKG memprakirakan potensi curah hujan normal dan tidak terlalu ekstrem. Meski demikian, masyarakat diminta untuk mengantisipasi bencana yang mungkin dapat terjadi seperti banjir atau pohon tumbang.
"Cek saluran pembuangan air (drainase) dan pangkas dahan pohon yang terlalu rimbun," tukasnya. (A-4)
Pindah ke Pulau Jawa, di wilayah Yogyakarta diprakirakan akan berawan. Sedangkan untuk wilayah Serang, Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya berpotensi hujan ringan.
STASIUN Meteorologi Maritim Belawan, Sumatra Utara (Sumut), menyebutkan gelombang setinggi 2,0 meter hingga 2,5 meter diprakirakan berpeluang terjadi perairan Sumatra.
Suhu udara umumnya berkisar antara 16 hingga 35 derajat Celcius dan kelembaban berkisar antara 47% hingga 99%.
Dalam tiga hari ke depan, mulai Rabu (31/7), tinggi gelombang laut terutama di perairan selatan Bali berpotensi mencapai 3 meter.
Pengamatan cuaca pukul 05.30 WIB melihat adanya perubahan cuaca Rabu (31/7) ini, yakni potensi hujan ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar daerah daerah di kawasan pegunungan
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Memasuki bulan Agustus, suhu udara diprakirakan akan meningkat kembali, dan berlangsung hingga Oktober yang merupakan masa kedatangan musim kemarau.
Perubahan kelembapan udara selama masa pancaroba dapat meningkatkan kerentanan tubuh terhadap penyakit.
Makanan tinggi gula seperti kue atau minuman bersoda dapat mengurangi kemampuan sel melawan bakteri.
Perubahan cuaca yang tak menentu dapat berdampak pada kesehatan tubuh. Oleh karenanya penting untuk menjaga kesehatan agar tubuh tetap fit dan bugar selama musim peralihan ini.
Perubahan cuaca yang tak menentu dapat berdampak pada kesehatan tubuh. Oleh karenanya penting untuk menjaga kesehatan agar tubuh tetap fit dan bugar selama musim pancaroba
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved