Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DEMI menggarap film Ben & Jody, sutradara Angga Dwimas Sasongko sempat melakukan adegan drift hingga diikat demi memegangi kamera saat syuting.
"Mungkin untuk adegan fighting, banyak (stuntman) yang mengerjakan. Tapi ketika berbicara tentang car chase scene, itu bukan adegan yang mungkin sering dilakukan. Jadi kita sebenarnya punya stunt driver, cuma stunt driver-nya belum bisa ngikutin apa yang kita mau," ungkap Angga saat dijumpai di Plaza Senayan, Selasa (18/1).
"Ya karena dulu saya pernah balapan, akhirnya saya sendiri yang ngelakuin. Pas adegan mobil offroad, kejar-kejaran sama motor. Kebetulan itu kan mesin gede banget ya, handling-nya juga nggak mudah. Jadi ada satu gambar yang ngebut dikejar sama drone itu saya juga," lanjutnya.
Baca juga: Film Ben & Jody akan Tayang di Bioskop pada 27 Januari 2022
Lebih lanjut Angga menceritakan bahwa di salah satu adegan, wajah Reza Hilman, yang berperan sebagai Jago, harus terlihat sedang membawa mobil. Oleh sebab itu, Angga pun mengajari Reza untuk melakukan drift dengan menggunakan mobil bak terbuka.
"Yang paling seru sebenarnya karena ternyata di beberapa shot mukanya harus kelihatan. Awalnya saya sudah pakai bajunya Jago tuh. Tetap saja karena saya kurus kan, kelihatan ini mah. Akhirya ngelatih Jago selama 2 jam, habis itu sisanya Jago yang nerusin adegannya," ujar Angga.
"Yang paling susah bukan cuma ngegerakin mobilnya, tapi ada timing antara mobil sama mobil kamera kan kita pakai motocrane. Ini pertama kali di film Indonesia pakai motocrane. Jadi crane yang ada di atas mobil, dikontrol pakai remote dari dalam. Dan shoot yang kita ambil itu banyak yang jarak mobil dan kamera itu cuma 5 cm," sambungnya.
Selain itu, pada adegan lain, Angga menjelaskan terdapat satu shoot dimana dirinya harus diikat untuk mengambil gambar tersebut. Meskipun tidak terlalu aman, Angga pun tetap melakukannya demi mendapatkan gambar yang dia inginkan.
"Ada satu shoot di mana kamera harus ada di atas mobil. Di kecepatan tinggi kalau kameranya ditaruh di atas, kemungkinannya ada dua. Kalau kekencangan, kameranya akan getar sehingga gambarnya getar karena jalannya bukan aspal. Kalau agak dilonggarin kameranya bisa jatuh," jelas Angga.
"Akhirnya sutradara naik ke atas. Gue yang diikat, gue yang shooting. Terus semua bilang ini nggak safet. Ya sudah kalau gue mau naik kan yang tanggung jawab diri gue sendiri. Akhirnya gue naik," tambahnya.
Ben & Jody merupakan film ketiga dari franchise Filosofi Kopi, yang diperankan Rio Dewanto sebagai Jody dan Chicco Jerikho sebagai Ben. Film ini dijadwalkan akan tayang di bioskop pada 27 Januari 2022 mendatang. (Ant/OL-1)
Ardhito Pramono berperan sebagai William, sosok anak muda pendiri perusahaan mata uang digital yang mahir di bidang teknologi.
Berperan sebagai Gita, seorang staff divisi Cyber di Badan Kontra Terorisme Indonesia, Niken Anjani dituntut memiliki badan yang proporsional untuk mendukung tampilannya.
Visinema Pictures pun harus melakukan video board selama dua hingga tiga hari untuk memastikan posisi kamera, arah senjata, hingga blocking cast dan kru.
Dalam trailer akhir diperlihatkan berbagai potongan adegan ledakan hingga Kepala ICTA Damaskus (Rukman Rosadi) harus turun tangan untuk memimpin misi penumpasan aksi terorisme di ibu kota
Niken mengaku ingin mengambil proyek di film-film aksi lainnya selepas sukses memerankan karakter Gita di film 13 Bom Di Jakarta.
Putri juga mendapat bantuan dari ahli gizi dan program latihan ala militer langsung dari ahlinya agar karakternya sebagai anggota otoritas negara ini semakin meyakinkan.
"Karena ini action yang sebenarnya realist ya. Maksudnya setnya realist, jadi gue pengin bikin semuanya tuh tampak nyata dan practical."
Masih diperankan oleh Chicco Jerikho dan Rio Dewanto, kali ini dikisahkan kedua karakter tersebut akan berhadapan dengan situasi antara hidup dan mati.
Sutradara Angga Dwimas Sasongko memutuskan untuk melakukan peralihan genre Filosofi Kopi dari drama menjadi laga.
"Ini beda dengan karakter-karakter saya sebelumnya. Sebelumnya kan fighting-fighting aja. Di sini saya jadi belajar akting."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved