Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DIREKTUR Eksekutif Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Yose Rizal Damuri mengatakan, biaya utang Indonesia saat ini terlampau besar. Jika besaran utang ditambah secara serampangan, perekonomian dikhawatirkan akan tertekan signifikan.
"Saat ini, biaya utang kita sekitar 7%, dan itu cukup tinggi. Utang kita berbiaya tinggi, dan itu tidak baik untuk perekonomian," ujarnya saat dihubungi, Kamis (11/7).
Biaya utang 7% itu diambil dari besaran imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang berada di kisaran 7%. Dengan kata lain, penambahan utang yang dilakukan pemerintah melalui SBN harus dibayarkan berikut dengan bunga yang dijanjikan sekitar 7%.
Baca juga : Soroti Utang Indonesia, Indef Singgung Stroke Ketiga
Sementara banyak negara yang biaya utangnya jauh di bawah 5%, atau bahkan nyaris 0% seperti Jepang. Dengan biaya utang yang rendah itu, kata Yose, tak akan menjadi masalah besar bila negara terkait memiliki rasio utang yang tinggi.
"Kalau utangnya sampai 100% (dari PDB) pun seperti Jepang, biaya bunga mereka itu hampir 0%, jauh di bawah 1%. Sedangkan kita 7%. Jadi permasalahannya bukan level utangnya, tapi berapa besar biaya yang kita keluarkan untuk utang itu," terang Yose.
Dia menambahkan rasio utang juga semestinya bukan sesuatu yang dijadikan target oleh pemerintah. Wacana kenaikan rasio utang menjadi 50% terhadap PDB dinilai seolah menjadi target.
Baca juga : Utang Indonesia Tembus Rp8.000 Triliun, Sri Mulyani belum Khawatir
Padahal pengadaan utang itu dilakukan berdasarkan kebutuhan, bukan masalah target yang harus dicapai. "Karena kalau tidak ada kebutuhan untuk menaikan utang, dan itu kemudian naik berkisar 42-43% terhadap PDB, kenapa tidak? Kenapa harus dipaksakan sampai 50%?" tutur Yose.
Narasi kenaikan rasio utang menjadi 50% secara otomatis akan mempengaruhi defisit anggaran menjadi lebih tinggi. Jangan sampai, pelebaran defisit anggaran justru dimanfaatkan untuk membayar utang yang jatuh tempo.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, pelebaran defisit juga tak serta merta dapat dilakukan hanya untuk mengeksekusi program-program yang kadung dijanjikan presiden terpilih selama kampanye.
Baca juga : Utang Indonesia Tembus Rp8.000 triliun, Kemenkeu: Masih Aman
Sebab, pelebaran defisit akan memberikan risiko pada keuangan negara dan memiliki dampak yang besar pada kondisi fiskal ke depan. "Kalau kapasitas ekonomi tidak mampu membayar, terus dari mana? Ini akan meningkatkan risiko fiskal dan juga meningkatkan risiko ekonomi," kata Faisal.
"Karena fiskal menjadi tidak sehat dan ekonomi tidak terselamatkan kalau akhirnya itu berdampak pada berkurangnya alokasi belanja pemerintah yang harus dialokasikan untuk proyek atau sektor strategis karena anggaran penerimaannya banyak terserap untuk utang," lanjutnya.
Dia juga mengingatkan, Indonesia sedianya telah ditegur dan disorot perihal wacana pelebaran defisit di atas 3% dan menaikan rasio utang. Itu terjadi beberapa waktu lalu dan direspons negatif oleh pasar.
Hal tersebut tercermin dari tersungkurnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. "Ini berdampak pada persepsi investor terhadap masalah manajemen fiskal pemerintah," kata Faisal.
"Sehingga kemarin kita merasakan pelemahan rupiah, itu bukan hanya dari The Fed tapi juga dari internal. Ini dampak langsung yang sudah kita rasakan, dan rupiah terdepresiasi lebih dalam dari negara lain," pungkasnya. (Z-8)
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (24/7) ditutup melemah terbatas di tengah pasar mencermati utang pemerintah Indonesia.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (24/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup melemah 51,10 poin.
Meskipun pemerintah masih memberlakukan kebijakan AA, ada data yang menunjukkan pertumbuhan belanja pemerintah masih cukup tinggi bahkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan 2023.
PERLU ada pengawasan ketat dari OJK seiring naiknya batas maksimum pendanaan produktif di platform peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) hingga Rp10 miliar.
Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa mengatakan klaim atau tagihan sebesar Rp5 triliun dalam proses pembayaran.
Anggota Komisi III DPR Gilang Dhielafararez mendorong Polri memiskinkan bandar judi online. Pelaku dinilai dapat dikenakan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan penghargaan khusus dalam Best Insurance Awards 2024 yang diselenggarakan oleh Investortrust
Agunan adalah aset atau barang berharga yang dijadikan jaminan saat melakukan pinjaman uang melalui bank atau lembaga keuangan lainnya.
Penurunan suku bunga bisa mulai September dan Desember atau November.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengapresiasi langkah BI dalam mempertahankan suku bunga tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved