Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pengamat Sebut Kemiskinan Ekstrem 0% Sulit Tercapai di 2024

Ihfa Firdausya
04/3/2024 20:09
Pengamat Sebut Kemiskinan Ekstrem 0% Sulit Tercapai di 2024
Pemulung memikul botol plastik di area perlintasan kereta api Palmerah-Tanah Abang, Jakarta.(Dok. Antara)

DIREKTUR Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut kemiskinan ekstrem masih sulit untuk ditekan hingga 0% tahun ini seperti yang ditargetkan pemerintah. Menurutnya, meski anggaran bansos termasuk BLT dan bantuan beras sudah digelontorkan tapi efek naiknya harga beras masih dirasakan ke kelompok miskin.

"Kondisi pendapatan masyarakat di daerah penghasil komoditas perkebunan luar jawa juga cukup menantang. Harga tandan buah segar sawit yang rendah berkorelasi dengan sulitnya pendapatan pekebun dan buruh tani mengimbangi naiknya biaya hidup," ujar Bhima kepada Media Indonesia, Senin (4/3).

Bhima menyebut pemerintah perlu kebijakan yang lebih struktural dibanding fokus pada bansos. Salah satunya lewat peningkatan upah pekerja di sektor informal, memperbesar kesempatan kerja, dan fokus pembangunan infrastruktur yang berkorelasi dengan kebutuhan sanitasi, akses air bersih, hingga rumah layak ke daerah 3T.

Baca juga : Konsep Bansos di Indonesia Lebih untuk Menjaga Kelompok Terbawah tidak semakin Miskin

Terpisah, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) optimistis angka kemiskinan ekstrem di Indonesia bisa mendekati 0% di akhir 2024. Hal itu tidak terlepas dari tren penurunan angka kemiskinan ekstrem yang cukup signifikan sejak terbitnya Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK Nunung Nuryartono menuturkan, regulasi tersebut dinilai efektif dengan tiga strategi untuk mencapai target penurunan kemiskinan ekstrem, yaitu pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan, dan meminimalkan kantong kemiskinan.

"Dari Maret 2021 sampai Maret 2022, kemiskinan ekstrem hanya turun 0,1%. Begitu Maret 2022 sampai Maret 2023 dengan adanya Inpres 4 2022 per Juni, angka kemiskinan ekstrem turun sebesar 0,92%," ungkap Nunung dalam konferensi pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin (4/3).

"Harusnya Maret 2024 ini Susenas sedang dilakukan surveinya. Mudah-mudahan bisa lebih turun lagi. Bisa 0% gak? Ya mendekati lah," imbuhnya.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya