Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
INDEKS harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (15/2) naik 1,3%. Sektor Finansial dan Material Dasar menjadi pendorong. Investor asing masih melakukan pembelian bersih Rp1,2 triliun, pada saham Bank Mandiri (BMRI), Bank BCA (BBCA) dan Bank BRI (BBRI) di pasar reguler, serta BMRI di pasar nego senilai Rp 252 miliar sendiri.
Indeks saham AS pun bergerak positif. Indeks Dow Jones naik 0,9%, S&P 500 naik 0,6%, Nasdaq naik 0,3%. Data ekonomi cenderung bervariasi. Penjualan ritel AS untuk Januari tercatat turun secara bulanan (MoM), namun klaim pengangguran awal turun di bawah estimasi.
"Di akhir pekan ini, investor global masih akan menantikan pidato dari beberapa pimpinan bank sentral AS The Fed yang diperkirakan dapat memberi petunjuk mengenai arah kebijakan moneter ke depannya," kata analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy, Jumat (16/2).
Baca juga : Rekam Keuangan Bisnis Lebih Praktis dengan Cash Management QLola by BRI
Utang luar negeri Indonesia pada kuartal IV-2023 naik 2,7% YoY menjadi Rp6.359 triliun terutama dari sektor publik dan juga dipengaruhi oleh pelemahan Rupiah. Angka ini setara 29,7% dari Produk Domestik Bruto (GDP).
Analis makro Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan pasar global mengantisipasi pertumbuhan ekonomi yang moderat dengan potensi pelonggaran kebijakan moneter.
Perkembangan pasar di tahun 2024 akan sangat dipengaruhi oleh seberapa cepat dan seberapa besar The Fed menurunkan suku bunga. Langkah The Fed masih akan tetap dipengaruhi oleh perkembangan data ekonomi dalam beberapa bulan ke depan.
Baca juga : IHSG Awal Pekan Masuk Zona Hijau
"Kami memandang dengan tren saat ini, kemungkinan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Juni, sebanyak 25 bps, dan secara total tahun ini the Fed akan menurunkan suku bunga sebanyak 100 bps ke level 4,50%," kata Rully.
Dia memperkirakan perekonomian dunia tahun 2024 dan 2025 akan tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan rata-rata 20 tahun terakhir sebelum pandemi disebabkan oleh suku bunga yang tinggi saat ini.
Risiko geopolitik yang masih ada dan perlambatan perekonomian Tiongkok masih terjadi. Dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global, proses disinflasi akan berjalan lebih cepat dan membuka ruang penurunan suku bunga di berbagai negara, termasuk AS.
Baca juga : IHSG dan Rupiah Kompak Melemah Pagi Ini
"Salah satu risiko yang perlu diwaspadai adalah kondisi geo politik, terutama di laut merah yang dapat menimbulkan gangguan pasokan dan menyebabkan inflasi bertahan tinggi," kata Rully.
Dia memandang perlunya pelonggaran moneter dari BI di tengah banyaknya ketidakpastian. Kinerja ekonomi Indonesia pada tahun 2023 mencerminkan pertumbuhan yang cukup baik sebesar 5,0%, meski menghadapi tantangan seperti tingginya suku bunga dan penurunan harga komoditas.
Mirae berpendapat suku bunga kebijakan BI sudah mencapai puncaknya dalam siklus pengetatan moneter saat ini. Mereka memandang BI akan melakukan pelonggaran moneter, mengingat kondisi inflasi yang stabil.
Baca juga : IHSG Pagi Ini Dibuka di Zona Merah
"Di sisi lain kondisi sektor finansial di Indonesia cenderung mengetat. Selain itu kami memandang bahwa risiko yang ditimbulkan oleh perlambatan ekonomi dunia, terutama Tiongkok masih sangat perlu untuk diwaspadai," kata Rully.
Perlambatan ekonomi global, terutama di Tiongkok, dapat memengaruhi kinerja ekspor, neraca perdagangan, dan pertumbuhan PDB Indonesia, karena Tiongkok telah menjadi tujuan ekspor utama Indonesia yang lebih besar selama dekade terakhir, meningkat dari 19,4% pada tahun 2012 menjadi 25,7% pada tahun 2023, sehingga meningkatkan sensitivitas ekonomi Indonesia terhadap kondisi di Tiongkok. (Z-3)
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini banyak dipengaruhi oleh tekanan eksternal.
RAPAT Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 6,25% pada Juni 2024.
PEMERINTAH memastikan akan selalu membuat APBN siap menghadapi gejolak ekonomi global dan domestik. Itu tak terkecuali mempersiapkan keuangan negara untuk memitigasi imbas kenaikan BI Rate
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti mahalnya biaya pinjaman (cost of borrowing) Bank Dunia ketimbang yang ditawarkan oleh bank pembangunan multilateral lainnya.
Rilis data inflasi AS semalam menunjukkan berada di level 3,5% naik dari bulan sebelumnya (3,2%) dan di atas konsensus (3,4%), trus dolar indeks naik ke level 105.
Sebagian besar saham Wall Street besar melemah pada Senin (1/4) waktu setempat. Ini setelah data inflasi baru menimbulkan pertanyaan mengenai kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved