Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
LAPORAN World Economic Outlook (WEO) Januari 2024 dari International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,1 persen pada tahun 2024, naik 0,2 poin persentase dari prediksi sebelumnya yang tercatat dalam WEO Oktober 2023.
Adapun pada tahun 2025, IMF memperkirakan ekonomi dunia bertumbuh 3,2 persen.
"Kami memperkirakan pertumbuhan lebih lambat di Amerika Serikat, di mana kebijakan moneter ketat masih berdampak pada perekonomian, dan di Tiongkok, di mana konsumsi dan investasi yang lebih lemah terus membebani aktivitas," kata Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas seperti dilansir dari Antara.
Baca juga : Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5% Tahun Ini
Adapun aktivitas di kawasan Eropa diperkirakan akan sedikit pulih setelah 2023 yang penuh tantangan karena harga energi tinggi dan pengetatan kebijakan moneter membatasi permintaan. Selain itu, banyak negara lain yang terus menunjukkan ketahanan dengan percepatan pertumbuhan, seperti di Brasil, India, dan negara-negara besar di Asia Tenggara.
Lebih lanjut, proyeksi pertumbuhan global pada 2024-2025 masih di bawah rata-rata historis (2000-2019) sebesar 3,8 persen dengan tingkat suku bunga bank sentral yang tinggi untuk mengurangi laju inflasi, penarikan dukungan fiskal di tengah utang tinggi membebani aktivitas ekonomi, dan pertumbuhan produktivitas dasar yang rendah.
Kemudian, inflasi menurun lebih cepat dari perkiraan di sebagian wilayah seiring masalah sisi pasokan dan kebijakan moneter yang ketat mereda. Inflasi global diperkirakan turun menjadi 5,8 persen pada tahun 2024 dan 4,4 persen pada tahun 2025. Proyeksi inflasi global pada tahun 2025 turun dari prediksi sebelumnya.
Baca juga : Laut Merah Buat Pasar Saham Dunia Memerah
Dengan disinflasi dan pertumbuhan yang stabil, kemungkinan hard landing telah mereda dan risiko terhadap pertumbuhan global secara umum seimbang.
Di satu sisi, disinflasi yang lebih cepat dapat menyebabkan pelonggaran kondisi keuangan lebih lanjut. Kebijakan fiskal yang lebih longgar dari perkiraan dapat menyiratkan pertumbuhan lebih tinggi untuk sementara, tetapi dengan penyesuaian lebih mahal di kemudian hari.
Menurut dia, momentum reformasi struktural yang lebih kuat dapat meningkatkan produktivitas dengan dampak lintas batas (cross-border spillovers) yang positif.
Baca juga : BI Perkirakan Ekonomi Global Melambat di 2024
Di sisi lain, lonjakan harga komoditas baru akibat guncangan geopolitik dan gangguan pasokan dapat memperpanjang kondisi moneter yang ketat.
"Masalah sektor properti yang semakin dalam di China, atau di tempat lain, (dan) peralihan yang mengganggu pada kenaikan pajak dan pemotongan belanja juga bisa menimbulkan (risiko) penurunan pertumbuhan (growth disappointments)," ungkap dia. (Z-6)
Baca juga : IMF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Stabil di Angka 5% Selama 2023-2024
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian itu lantas berdampak krisis di berbagai negara.
Deklarasi Menteri Keuangan G-20 menyerukan penerapan perpajakan progresif. Mereka menekankan agar orang superkaya memenuhi kewajiban pajak secara adil.
PADA akhir April lalu, dana moneter internasional (IMF) merilis data perkiraan pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini dan 2025 masing-masing sebesar 3,2%.
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia patut bersyukur telah mampu menghadapi berbagai krisis yang ada di dunia saat banyak negara lain menjadi 'pasien' dari dana moneter internasional (IMF).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti mahalnya biaya pinjaman (cost of borrowing) Bank Dunia ketimbang yang ditawarkan oleh bank pembangunan multilateral lainnya.
IMF meningkatkan ekspektasinya terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun 2024, namun tetap memperingatkan tentang risiko inflasi dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meramalkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bakal terus menguat, dipengaruhi bauran kebijakan moneter yang ditempuh.
Kondisi ekonomi dan keuangan global sangat memengaruhi ekonomi nasional.
Microsoft Corporation mengumumkan akan berinvestasi sebesar US$ 1,7 miliar (sekitar Rp27,66 triliun, kurs Rp16.284,35 per dolar AS) selama empat tahun ke depan
Bank Syariah Indonesia berhasil mencetak laba senilai Rp1,71 triliun pada kuartal pertama 2024. hasil positif itu diraih di tengah tantangan dan kondisi ekonomi global yang fluktuatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved