Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
EKONOM Senior INDEF Aviliani mengatakan semakin cepatnya perubahan ekonomi global dan domestik, pemerintah harus lebih cepat dalam melakukan penyesuaian atau membuat kebijakan untuk mengakomodasi dinamika tersebut, terutama menopang sektor riil.
Dia menekankan bahwa di dalam kepastian itu adalah ketidakpastian itu sendiri, berlaku dalam hal perubahan ekonomi. Alasannya siklus krisis ekonomi jaraknya semakin pendek, bahkan diperkirakan 2024 dan 2025 kemungkinan masih akan ada krisis.
"Sehingga regulator dan pemerintah dengan ketidakpastian ini harus membuat kebijakan yang lebih cepat," kata Aviliani, dalam diskusi publik INDEF membahas Evaluasi Ekonomi Nasional dari Perspektif Ekonom Perempuan, Kamis (28/12).
Baca juga : BI: Ekonomi Indonesia Salah Satu Terbaik di Dunia
Selama ini yang pemerintah lakukan adalah berbasis aturan (rule based), yang seringkali merugikan diri sendiri. Sebab dalam rule based, proses di dalam pengambilan kebijakan yang sangat panjang, padahal siklus krisis semakin pendek, yang membutuhkan kebijakan dengan lebih cepat.
"Oleh karena bisa dilihat banyak kebijakan yang terjadi justru bisa merugikan kita sendiri. Akibatnya kita kehilangan momentum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi akibat tidak fleksibel dalam membuat kebijakan.
Oleh karena itu menurutnya ke depan, undang-undang harus semakin sedikit jumlahnya. Sebab undang-undang sifatnya hanya besaran saja, tapi seharusnya kebijakan lebih pada level Surat Edaran (SE), ataupun kebijakan kementerian. Sehingga tidak harus selalu menerbitkan undang-undang.
Baca juga : Fragmentasi Geo-ekonomi Jadi Tantangan Global
"Kalau itu tidak dilakukan ke depan, Indonesia akan selalu ketinggalan momentum, sehingga 2045 Indonesia Emas tidak akan bisa tercapai," kata Aviliani.
Sektor riil menjadi kata kunci penting dalam kebijakan, karena kebijakan moneter dan perbankan memiliki kecenderungan melihat kepada bagaimana aktivitas sektor riil.
"Selama ini sering terbalik. Selalu yang disalahkan adalah kebijakan moneter dan perbankannya tetapi sektor riilnya tidak digerakkan. Ini yang sebenarnya dalam kebijakan atau pemerintah seharusnya menggerakkan sektor riilnya, maka otomatis perbankan akan ikut di belakangnya," kata Aviliani.
Baca juga : Pelemahan Ekonomi Dunia Pengaruhi Sektor Properti, Pemerintah Siapkan Insentif PPN DTP
Kemudian, terkait dengan kebijakan fiskal, yang biasanya jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 8% daripada PDB. Tapi instrumen fiskal sangat penting untuk menggerakkan ekonomi baik digunakan secara insentif atau untuk menggerakkan sektor-sektor infrastruktur.
Tiga kebijakan ini harusnya berjalan bersama-sama, tidak bisa dipisah-pisahkan. Ini yang memang menjadi perhatian ekonom bahwa selama ini banyak sekali kebijakan yang mendorong perbankan lebih dulu tapi sektor riil tidak didorong.
"Ini yang akan menyebabkan kredit macet. Jadi memang kebijakan-kebijakan ini harus bersama-sama," kata Aviliani.
Baca juga : Sinergi ASEAN Penting untuk Perkuat Kawasan dari Tekanan Global
Likuiditas perbankan, dia katakan masih sangat besar, dengan rasio kecukupan modal (CAR) masih 25%. Justru daya serap dari kreditnya yang tidak banyak.
"Jadi kalau Pak Jokowi mengatakan perbankan menaruh uang di Bank Indonesia, itu akibat tidak ada permintaan. Oleh karena itu bagaimana menciptakan permintaan kredit yaitu dengan menggerakkan sektor riil," kata Aviliani.
Sayangnya, dia melihat pengaturan pada sektor riil tidak jelas, sehingga akhirnya tergantung pengusahanya. Tetapi sebenarnya ini bisa dilakukan oleh pemerintah, baik dengan mengarahkan untuk insentifnya, seperti insentif pajak mobil dan pajak motor yang ternyata menimbulkan permintaan kredit yang cukup banyak.
Baca juga : Kredit Perbankan Triwulan I Tumbuh tetapi Lebih Lambat
"Jadi ada kredit konsumsi yang meningkat karena ada insentif dari pemerintah. Ini yang harus diciptakan oleh pemerintah untuk meningkatkan permintaan kredit perbankan. Jadi kenapa perbankan tidak memberikan kredit, karena tidak ada permintaan," kata Aviliani.
Oleh karena itu seharusnya di dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) seharusnya tidak hanya bicara tentang sektor keuangan tapi juga sektor riil.
"Makanya di KSSK seharusnya ada Menko Perekonomian, yang bertanggung jawab untuk sektor riil. Karena ini tidak ada, akhirnya kebijakan kebanyakan di sektor keuangan, tidak ada sektor riilnya," kata Aviliani. (Z-4)
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023 menunjukkan bahwa angka anak tidak sekolah meningkat seiring bertambahnya usia.
JURU Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia tumbuh positif dengan pertumbuhan di triwulan I 2024 mencapai 5,11 persen
Peran pemerintah daerah sangat krusial untuk mendukung pencapaian Indonesia menjadi negara maju. Optimalisasi peranan daerah dapat mempercepat Indonesia keluar dari middle income trap.
Iwan mengatakan penentuan kebijakan terkait IHT harus dirumuskan secara matang. Harus ada pertimabngan dampaknya bagi kemampuan industri dalam menyerap tenaga kerja.
YULIOT Tanjung resmi diangkat menjadi Wakil Menteri Investasi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Dialog ekonomi ini membahas peran pemerintah daerah dalam pembangunan nasional yang menuntut kewenangan lebih luas untuk mengelola anggaran dari pemerintah pusat.
Sektor jasa keuangan terjaga stabil karena didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai di tengah ketidakpastian global.
DBS Macro Research sependapat dengan proyeksi pemerintah Indonesia mengenai pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5 persen tahun ini.
Salah satu hal yang perlu disiapkan ialah Road Map Transformasi Digital dan Rencana Aksi Strategis (RAS) sampai tahun 2045.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai bahwa target pertumbuhan ekonomi mencapai 8% dalam tiga tahun ke depan adalah realistis.
Kondisi ekonomi dan keuangan global sangat memengaruhi ekonomi nasional.
Airlangga menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2024 berada di angka 5,11 persen dan angka ini lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved