Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BANK Indonesia memperkirakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) akan mulai turun di semester II 2024. Penurunan tersebut diproyeksikan mencapai 50 basis poin (bps) menjadi 4,75%-5,00% dari posisi saat ini di level 5,25%-5,50%.
"Kami masih berpandangan kemungkinan penurunan Fed Fund Rate di semester II, yaitu 50 bps. Kami juga melihat bahwa pasar ada kemungkinan lebih awal di triwulan II. Bahkan pasar ada yang memprediksi penurunan FFR ialah 75 bps. Namun, kami selalu mendasarkan pada analisis fundamental dari Amerika Serikat," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (21/12).
Fundamen AS, lanjut Perry, menunjukkan pemulihan dan penguatan di 2023 meski bakal melambat pada 2024. Angka inflasi Negeri Paman Sam juga diyakini bakal melandai meski masih berada di level yang terbilang tinggi. Hal itu menjadi landasan proyeksi BI atas kebijakan suku bunga The Fed ke depan saat ini.
Baca juga: Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan 6%
BI turut memandang penurunan bunga acuan di semester II 2024 oleh petinggi The Fed ditujukan agar ada pendaratan yang mulus bagi kondisi ekonomi dan moneter AS dari kondisi saat ini. Karenanya, ketidakpastian pasar keuangan global juga diprediksi bakal mereda seiring benderangnya arah kebijakan bank sentral AS tersebut.
"Sekarang yang bisa kami tangkap Fed Fund Rate is already on the top, tidak akan naik lagi. Kemungkinan di semester I dipertahankan, untuk memastikan AS soft landing," kata Perry.
Meredanya ketidakpastian pasar keuangan global juga diyakini bakal terjadi lantaran berbagai indikator seperti Credit Default Swap (CDS) Indonesia mulai menurun. Demikian halnya dengan indeks mata uang dolar AS (DXY) yang mulai melandai setelah menguat beberapa waktu yang lalu.
Baca juga: BI Perkirakan Ekonomi Indonesia Tumbuh Kuat di 2024
"Tapi apakah dolar (DXY) akan turun di bawah 90? Itu too early to say. Jadi sekarang ini sudah peak-nya, tidak akan memburuk, tapi kita tetap cautious, waspada melihat geliat ekonomi AS dan FFR ke depan," kata Perry.
Prakiraan tersebut turut mendorong BI berpotensi menurunkan bunga acuannya (BI Rate) pada semester II 2024. Itu dilakukan bukan karena Perry cs latah mengikuti keputusan Jerome Powell dan kawan-kawan. Sebabnya ialah pengenduran kebijakan moneter AS bakal memberi ruang bagi BI untuk menurunkan BI Rate.
"Memang kami mempertimbangkan Fed Fund Rate, tetapi tidak following Fed Fund Rate. Yang kita lihat ialah tercapainya sasaran inflasi 2,5% plus minus 1% di 2024-2025," kata Perry.
"Jadi kalau kami merencanakan, ada ruang di semester II, bukan berarti kami mengikuti Fed Fund Rate. Kalau memang rupiah bisa menguat lebih cepat, inflasi lebih rendah, itu bisa saja, ada ruang-ruang itu terbuka, tetapi kita tidak akan kemudian terburu-buru. Utamanya kami ingin memastikan inflasi 2,5% plus minus 1% tercapai, titik," pungkas dia. (Z-2)
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan penghargaan khusus dalam Best Insurance Awards 2024 yang diselenggarakan oleh Investortrust
Agunan adalah aset atau barang berharga yang dijadikan jaminan saat melakukan pinjaman uang melalui bank atau lembaga keuangan lainnya.
Penurunan suku bunga bisa mulai September dan Desember atau November.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengapresiasi langkah BI dalam mempertahankan suku bunga tersebut.
Kisi Asset Management menggelar acara Market Outlook 2nd Half 2024 dengan tujuan memberikan wawasan mendalam mengenai strategi investasi di Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan alasan mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate pada level 6,25%.
ANALIS kebijakan ekonomi Apindo Ajib Hamdani berpendapat dengan suku bunga acuan atau BI Rate yang kembali ditahan pada posisi 6,25% pada Juli 2024 dapat menjaga daya beli masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved