Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DIREKTUR Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menjelaskan empat skema mekanisme perdagangan bursa karbon yang akan dilakukan BEI. Pada pasar reguler, skemanya akan seperti perdagangan saham, dimana pengguna jasa dapat menyampaikan bid dan ask.
"Sementara pada pasar lelang, merupakan penjualan satu arah dari pemilik proyek, seperti IPO," kata Jeffrey, Kamis (14/9).
Sedangkan pada pasar negosiasi, jika sudah memiliki perjanjian di luar, dapat ditransaksikan dengan pihak yang sudah konfirmasi melalui Bursa Karbon.
Baca juga : Bursa Karbon Akan Diluncurkan Pada September 2023
Kemudian pada marketplace, bentuknya akan ada semacam marketplace pada umumnya, proyek dapat diperlihatkan, dan pembeli dapat menyampaikan bidnya.
Jeffrey juga menyampaikan bahwa pihaknya sejauh ini telah melaporkan seluruh persyaratan yang ditetapkan dalam SEOJK 12/2023, yang diterbitkan sebagai aturan turunan dari Peraturan OJK (POJK) Nomor 14 Tahun 2023 tentang Bursa Karbon.
Baca juga : Bursa Karbon Berpotensi Besar Bantu Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
"BEI telah melakukan kajian, melakukan studi banding, mempersiapkan sistem, persiapan SDM, serta persiapan-persiapan lainnya," kata Jeffrey.
Sebelumnya pada acara Sustainability in Action: Opportunities for a Better Tomorrow in Indonesia', BEI menyampaikan telah merancang empat skema mekanisme perdagangan bursa karbon di Indonesia, setelah sebelumnya mengajukan permohonan sebagai penyelenggara perdagangan karbon dalam negeri.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman mengatakan mengatakan skema pertama adalah perdagangan karbon pada pasar reguler.
Seperti perdagangan saham, skema pasar regular di bursa karbon akan memberikan kesempatan kepada pengguna jasa untuk menyampaikan bid and ask (permintaan dan penawaran).
"Penjual dan pembeli akan menetapkan harga jual karbon dari mulai Rp1, akan ada continous auction dan akan terbentuk harga yang ditetapkan," kata Iman, pada acara yang ditayangkan secara online.
Skema kedua, berupa pasar lelang atau auction market. Regulator akan menetapkan harga awal karbon, lalu para pembeli akan melaksanakan lelang dari harga yang telah ditentukan.
"Ini hampir mirip seperti penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham, di mana pemilik saham melakukan penjualan satu arah," kata Iman.
Skema ketiga, yaitu pasar negosiasi, yang akan memberikan kesempatan bagi pedagang dan pembeli karbon melakukan transaksi di luar bursa karbon, misalnya seperti transaksi bilateral. Namun kedua pihak tetap harus melaporkan data rekapitulasi transaksi yang terdiri dari harga serta volume karbon ke penyelenggara bursa karbon.
Skema keempat, otoritas bursa akan menyiapkan skema marketplace. Sehingga proyek-proyek yang menghasilkan emisi dapat diperlihatkan selayaknya marketplace pada umumnya dan pembeli dapat menyampaikan penawarannya (bid).
"Pembeli karbon itu nanti bentuknya tidak one on one, artinya pembeli tidak tahu proyek mana yang akan mereka beli. Nanti akan dikonversi menjadi satu unit karbon per satu ton," jelas Iman.
Iman juga menyebut dalam penyelenggaraan bursa karbon di Indonesia, akan ada dua jenis produk yang diperdagangkan. Keduanya adalah Persetujuan Teknis Batas atas Emisi Pelaku Usaha (PTBAE-PU) serta Sertifikasi Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK). (Z-4)
Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam hal penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Storage/CCS).
INDONESIA dan Singapura akan bekerja sama dalam kegiatan penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage/CCS) cross border atau lintas batas negara.
Perlu kajian akademik dalam setiap produk hukum, termasuk terhadap carbon capture storage (CCS). Pasalnya, beleid tersebut baru diterapkan pada skala terbatas di hulu migas,
Rencana perdagangan emisi itu akan mendatangkan peluang bisnis dan investasi baru. Indonesia, ungkapnya, memiliki potensi penyimpanan karbon yang amat besar hingga 500 giga ton CO2.
KAWASAN hutan pegunungan Meratus yang membentang di sembilan kabupaten, menjadi potensi utama perdagangan karbon di Provinsi Kalimantan Selatan.
Riza menambahkan, Indonesia bisa menjadi hub karbon dunia, mengalahkan Jepang hingga yang sudah lebih dulu menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS)
Nilai perdagangan di bursa karbon Indonesia (IDXCarbon) sejak peluncuran September 2023 hingga Juni 2024 mencapai Rp36,7 miliar.
Indonesia diperkirakan memiliki nature based solutions (NBS) atau ecological based approach (EBA) sebesar 1,5 GT setara CO2 per tahun. Angka itu senilai Rp112,5 triliun (US$7,1 miliar).
Pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 masih melanjutkan tren penguatan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) sampai periode tersebut menguat 0,22% (ytd) ke level 7288,81.
Implementasi perdagangan karbon, yang diwujudkan melalui penerapan bursa karbon, telah menjadi target penting berbagai negara di dunia.
OJK mengungkapkan Bursa Karbon Indonesia sudah lebih baik dibandingkan bursa karbon di negara-negara lain. Bahkan, di tingkat ASEAN, Indonesia menjadi yang terbesar.
DIREKTUR Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menyebut Bursa Karbon atau IDX Carbon menargetkan sebanyak 96 pengguna jasa pada akhir tahun 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved