Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MATA uang dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Rabu (30/8) sore. Hal itu berhasil meredam penurunan tajam di sesi sebelumnya.
Menguatnya dolar AS karena investor menantikan lebih banyak data pasar tenaga kerja sebagai petunjuk mengenai jalur kebijakan Federal Reserve (The Fed).
Indeks dolar yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama lainnya termasuk yen dan euro - bertambah 0,09% menjadi 103,64 di Asia.
Baca juga : Dolar AS Rebound, Pound Jatuh Terseret Inflasi Inggris
Pada Selasa (29/8), indeks dolar telah merosot 0,39% yang merupakan hari terburuknya dalam satu setengah bulan, setelah penurunan lowongan pekerjaan JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) ke level terendah dalam 2,5 tahun mendorong para pedagang untuk mengurangi taruhan terhadap kenaikan suku bunga AS lebih lanjut.
“Dengan para pedagang sekarang sensitif terhadap data AS yang lebih lemah dalam harapan puncak suku bunga The Fed, saya memperkirakan penurunan dolar AS akan terjadi setelah data apapun yang mendukung laporan pekerjaan JOLTS,” kata Matt Simpson, analis pasar di City Index.
“Meskipun hal ini menimbulkan kegembiraan karena imbal hasil dan dolar AS telah mencapai puncaknya, kami memerlukan kehati-hatian mengingat hal ini merupakan respons terhadap data ketenagakerjaan lapis kedua, dan masih banyak lagi data yang akan dirilis minggu ini, yang berpuncak pada laporan gaji non-pertanian bulanan pada Jumat (1/9/2023)," tambah Simpson.
Baca juga : Dolar Dekati Angka Terendah, Terburuk Sejak Maret 2023
Imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor dua tahun, yang paling sensitif terhadap ekspektasi kebijakan Fed, merosot sebanyak 18 basis poin menjadi 4,871% pada Selasa (29/8/2023), sebelum pulih ke sekitar 4,91% pada jam perdagangan Asia.
Imbal hasil 10-tahun turun dari level terendah Selasa (29/8/2023) di 4,106%, level yang terakhir terlihat pada 11 Agustus, menjadi 4,1354%.
Dolar naik 0,23% menjadi 146,205 yen. Pada Selasa (29/8/2023), dolar melonjak ke puncak 10 bulan di 147,375 yen yang didorong laporan JOLTS, hanya untuk mengakhiri hari dengan penurunan 0,45%.
Baca juga : Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.525 per Dolar AS
Level setinggi ini mendorong intervensi pembelian yen pertama yang dilakukan pejabat Jepang dalam satu generasi pada musim gugur lalu.
Anggota dewan Bank Sentral Jepang Naoki Tamura menegaskan pada Rabu bahwa bank sentral mengamati dengan cermat dampak melemahnya yen terhadap perekonomian ketika mengambil kebijakan.
Euro turun tipis 0,18% menjadi 1,0860 dolar setelah menguat 0,56% semalam.
Baca juga : Kenaikan Suku Bunga Bikin Dolar AS Terpuruk
Pedagang pasar uang saat ini memperkirakan 86,5% peluang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga stabil pada 20 September 2023 mendatang, meskipun peluang kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya pada November mendekati 50/50.
Investor telah menaikkan taruhan hawkish Fed baru-baru ini di tengah serentetan data yang kuat. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada Jumat (25/8/2023) bahwa pengetatan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk meredam inflasi yang masih terlalu tinggi, namun ia juga berjanji akan mengambil tindakan dengan hati-hati.
Sementara itu, inflasi Australia melambat ke level terendah dalam 17 bulan pada Juli, memperkuat alasan bagi Bank Sentral Australia untuk mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan kebijakannya minggu depan.
Baca juga : Euro Seimbang dengan Dolar AS Pertama dalam 20 Tahun
Dolar Aussie merosot sebanyak 0,46% setelah data tersebut dirilis tetapi akhirnya mengabaikan data tersebut dan diperdagangkan sedikit berubah pada US$0,64775.
Yuan China sedikit melemah di perdagangan luar negeri menjadi 7,3002 per dolar, namun tetap jauh di atas level terendah 17 Agustus di 7,3490.
Bank Sentral China menetapkan kurs tengah resmi untuk perdagangan dalam negeri pada 7,1816, sekitar 1.000 basis poin lebih kuat dari perkiraan Reuters, sesuatu yang telah dilakukannya setiap hari sejak pertengahan bulan. (Ant/Z-4)
Peneliti Senior CORE Indonesia Etika Karyani menyebut, apabila Donald Trump memenangi pemilihan presiden di AS, dampaknya terhadap indeks dolar Amerika Serikat (AS) tidak akan signifikan
Kondisi fundamental Bank Mandiri berada dalam keadaan sehat dengan tingkat pemodalan yang kuat yang dapat menjadi buffer apabila ada shock terhadap perekonomian dan pasar keuangan.
"Tidak heran apabila rupiah akan dibuka melemah tajam pada Senin ini, mengingat dolar AS sangat kuat dalam sepekan terakhir," ujarnya, kemarin.
Yen mencapai level terendah dalam 34 tahun terhadap dolar setelah Bank of Japan mengumumkan kenaikan suku bunga, memicu spekulasi tentang intervensi pemerintah untuk menopang mata uang.
Bank of Japan, bank sentral Jepang, menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 17 tahun.
NILAI tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan di Jakarta, Rabu, 7 Februari 2024 meningkat dipengaruhi sentimen kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR).
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
PADA triwulan III 2024, Direktur Riset Bidang Keuangan Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Etikah Karyani memperkirakan nilai tukar rupiah berada di angka Rp16.000-16.500 per US$
Nilai tukar rupiah masih melemah di kuartal III 2024. Namun ia menyatakan bahwa rupiah akan menguat pada kuartal IV mendatang.
Pada awal perdagangan, Rabu (19/6) pagi, rupiah naik 25 poin atau 0,16% menjadi Rp16.387 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya pada Jumat (14/6) sebesar Rp16.412 per dolar AS.
CBDC adalah versi digital dari mata uang resmi yang dikeluarkan bank sentral. Mirip dengan uang fiat, nilai CBDC berpatokan pada mata uang fisik dan dikelola oleh otoritas moneter.
Secara nominal, total penukaran riyal di BSI hingga Mei 2024 menembus 116,92 juta SAR, sehingga menghasilkan fee based income (FBI) sebesar Rp16,74 miliar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved