Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
UKURAN inflasi Amerika Serikat (AS) yang paling diawasi ketat oleh Federal Reserve menurun tajam pada Mei. Angka resmi itu, Jumat (30/6), menunjukkan kembali ke tren penurunan setelah melonjak sebulan sebelumnya.
The Fed baru-baru ini mengumumkan akan menghentikan kampanye agresif dari 10 kali penaikan suku bunga berturut-turut untuk mengatasi inflasi. Ini dilakukan guna memberikan lebih banyak waktu kepada pembuat kebijakan untuk menilai kekuatan ekonomi AS.
Ukuran indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) dari inflasi turun menjadi 3,8% tahun ke tahun di Mei. Ini penurunan yang signifikan dari 4,3% di bulan sebelumnya. Departemen Perdagangan mengatakan itu dalam suatu pernyataan.
Baca juga: The Fed akan Naikkan Suku Bunga Acuan Lebih Banyak Lagi
Sebagian besar perlambatan disebabkan oleh penurunan tajam harga energi dan harga pangan pada tingkat yang lebih rendah. Namun PCE inti, tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, hanya sedikit melambat ke tingkat tahunan sebesar 4,6% dari 4,7% bulan sebelumnya yang menunjukkan bahwa inflasi tetap membandel di banyak wilayah.
Inflasi jasa tetap tinggi. Sedangkan inflasi barang naik dengan jumlah yang jauh lebih kecil.
Secara bulanan, PCE naik 0,1 poin persentase, sedikit di atas perkiraan rata-rata ekonom yang disurvei oleh Briefing.com. Pendapatan pribadi dan pengeluaran konsumsi pribadi juga mencatat kenaikan bulanan, kata Departemen Perdagangan.
Baca juga: IMF dan Pakistan Capai Kesepakatan Dana US$3 Miliar
The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar lima poin persentase sejak memulai kampanye melawan inflasi pada Maret tahun lalu. Namun terlepas dari langkah agresif ini, inflasi tetap di atas target jangka panjang Fed sebesar dua persen.
Awal pekan ini, Gubernur The Fed Jerome Powell membuka kemungkinan penaikan suku bunga berturut-turut di bulan-bulan mendatang, jika diperlukan, untuk mendinginkan ekonomi lebih lanjut. "Kami percaya ada lebih banyak pembatasan yang akan datang," kata Powell. Ia menambahkan bahwa The Fed belum memutuskan akan menaikkan suku bunga, seperti yang disarankan beberapa analis.
Baca juga: Perusahaan Bahan Kimia Bayar Ganti Rugi Pencemaran Air
"Bagi The Fed, moderasi konsumsi akan menjadi berita yang disambut baik seperti halnya perlambatan inflasi," kata kepala ekonom High Frequency Economics AS Rubeela Farooqi dalam suatu pernyataan. "Namun, perkembangan ini sepertinya tidak akan mengubah jalur kebijakan jangka pendek dengan pembuat kebijakan berkomitmen pada pandangan bahwa suku bunga perlu dinaikkan lebih lanjut ke sikap yang lebih ketat," tambahnya.
Pedagang berjangka menetapkan probabilitas lebih dari 85% bahwa The Fed akan memilih untuk menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase pada pertemuan berikutnya antara 25 dan 26 Juli. Itu akan membawa suku bunga pinjaman acuan The Fed ke kisaran antara 5,25% dan 5,5% yang akan menjadi level tertinggi dalam 22 tahun. (AFP/Z-2)
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
AMERIKA Serikat akan terus mengupayakan gencatan senjata di Jalur Gaza meskipun ketua biro politik Hamas Ismail Haniyeh meninggal. Ini dikatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
PEMBUNUHAN terhadap Kepala Biro olitik kelompok perjuangan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, dapat mengakibatkan perang masif di Timur Tengah.
Kamala Harris membawa kampanye presidennya ke Georgia, sebuah negara bagian yang kini dianggap sebagai kunci dalam pemilihan mendatang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved