Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEBUTUHAN akan produk kesehatan dan kecantikan terus meningkat. Sejumlah faktor menjadi pendorongnya. Pandemi Covid-19, misalnya, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan.
Lalu, media sosial yang menampilkan para influencer mengulas tren make-up dan perawatan wajah, juga drama Korea dengan bintang-bintangnya yang tampil menawan, kesemuanya turut menginspirasi masyarakat, khususnya kaum perempuan, untuk lebih memperindah diri.
Ketika kecenderungan masyarakat untuk menjaga kesehatan dan penampilan terus meningkat, peluang di industri kesehatan dan kecantikan pun semakin terbuka lebar.
Tentu saja, banyak pihak berupaya menangkap peluang tersebut, termasuk Guardian Indonesia, retailer yang fokus menyediakan berbagai produk kesehatan dan kecantikan.
Sejauh ini, Guardian terbilang sukses memaksimalkan peluang tersebut. Terbukti, sejak hadir di Indonesia pada 1990, Guardian tak pernah berhenti berekspansi. Per Oktober 2022, jumlah gerainya mencapai 296, tersebar dari wilayah barat hingga timur Indonesia. Apa saja strateginya?
“Sejatinya, apa yang kami lakukan selalu mengacu pada misi Guardian, yaitu membantu masyarakat indonesia memperoleh produk kesehatan dan kecantikan yang berkualitas dan terjangkau,” ujar Director of Guardian Indonesia, Naresh K Kalani, di Jakarta, baru-baru ini.
Berangkat dari misi tersebut, lanjutnya, Guardian berupaya menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia, dari kalangan ekonomi bawah, menengah, hingga atas. Karena itulah,
Guardian menyediakan pilihan produk yang bervariasi dan lengkap, mencakup lebih dari 10.000 jenis produk dari berbagai merek lokal maupun internasional.
Guardian juga memastikan diri selalu hadir di lokasi yang mudah dijangkau masyarakat, di pusat perbelanjaan yang menyasar kalangan bawah-menengah, hingga di mal-mal premium. Bahkan, toko-toko Guardian kini juga hadir secara stand-alone di sejumlah tempat strategis.
Dari sisi harga, lanjut Naresh, Guardian sangat memperhatikan aspek keterjangkauan. Di 2010 mereka meluncurkan program promosi yang akhirnya menjadi trademark Guardian hingga kini, yaitu promo +Rp. 1,000 get 2 pcs, yang artinya cukup menambah Rp1.000 saja, pelanggan bisa mendapatkan 1 ekstra produk.
Sejak 2019 Guardian juga menggelar promosi Beauty Days dan Healthy Days yang memberikan diskon hingga 50% untuk berbagai produk kesehatan dan kecantikan. Di 2021, ketika dampak pandemi Covid-19 begitu signifikan dirasakan masyarakat,
Guardian meluncurkan program Kunci Terus Harga Mure. Dalam program ini, lebih dari 400 produk ‘dikunci murahnya’ sampai berbulan-bulan.
“Aspek keterjangkauan selalu menjadi fokus kami. Termasuk saat ini, ketika peningkatan inflasi terjadi di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, kami berkomitmen untuk tetap menjaga keterjangkauan harga,” kata Naresh.
Guardian juga terus mengembangkan produk private label. Langkah ini memangkas rantai panjang jalur distribusi sehingga Guardian mampu menghadirkan produk berkualitas dengan harga kompetitif.
Produk yang sebagian besar bermerek Guardian ini terdiri dari bermacam jenis seperti masker, kapas, sabun mandi, sampo, skincare, dan masih banyak lagi.
“Antusiasme pelanggan terhadap produk-produk ini sangat baik, sehingga menjadi top brand di Guardian. Ke depan, kami akan terus menambah jenis produk private label ini,” imbuh Naresh.
Kembangkan Omnichannel
Guardian paham benar bahwa kenyamanan pengunjung merupakan faktor yang sangat penting. Karenanya, pemilihan lokasi yang mudah dijangkau menjadi faktor pertimbangan utama dalam mendirikan gerai.
Tak hanya itu, desain interior, pencahayaan, media promosi, dan tata letak produk pun diatur sedemikian rupa sehingga nyaman dilihat, pengunjung pun mudah mencari barang yang mereka butuhkan, juga mendapat informasi terkait promosi. Hal itu diterapkan secara konsisten di setiap gerai Guardian.
“Kami menyebutnya 3 seconds rule. Jadi, begitu pengunjung datang ke gerai, dalam sekejap mereka sudah bisa mengetahui letak barang yang mereka perlukan. Kami juga mengatur display sehingga pengunjung mudah melihat produk-produk yang sedang masuk dalam program promosi. Prinsipnya, dalam mengeksekusi strategi bisnis, kami hanya mengerjakan beberapa hal, tapi setiap yang kami kerjakan, kami lakukan secara big and bold (berskala besar dan berani),” tutur Naresh.
Selain gerai fisik, Guardian juga terus mengembangkan toko online mereka baik melalui website maupun marketplace, serta layanan pesan antar melalui Whatsapp.
Layanan belanja via Whatsapp yang diluncurkan pada 2020 ini awalnya ditujukan sebagai respons atas pandemi Covid-19 yang membatasi pergerakan masyarakat. Kini, ketika pandemi mereda, layanan itu tetap dipertahankan.
“Memang, seiring meredanya pandemi, saat ini semakin banyak pelanggan yang datang langsung ke toko fisik kami. Tapi, kami ingin hadir secara omnichannel, selain akan terus membuka toko baru, kami juga berencana meluncurkan sebuah aplikasi. Langkah ini untuk menjangkau pelanggan lebih banyak dan yang terpenting, pelanggan bisa nyaman berbelanja melalui berbagai touch point,” papar Naresh.
Ia optimistis, dengan terus berkembangnya tren di bidang kesehatan dan kecantikan, meredanya pandemi, dan meningkatnya aktivitas masyarakat, Guardian yang kini masuk dalam jajaran top of mind brand akan terus berkembang.
Kuncinya, Memahami Pelanggan
Naresh sendiri bergabung dengan Guardian Indonesia sejak 2016. Sebelumnya, penyandang gelar sarjana Ilmu Ekonomi (Kehormatan) dari Ilmu Ekonomi dan Politik, London School, United Kingdom ini telah malang melintang di sejumlah perusahaan di bawah Jardine Matheson Holdings Limited di beberapa negara.
“Saya bekerja di sebuah grup yang memiliki sejumlah bidang usaha sehingga memungkinkan saya untuk berkarier di beberapa perusahaan dengan bidang beragam, termasuk di sektor otomotif, engineering, dan ritel," jelasnya.
"Saya menikmati semua perjalanan karier saya. Saya senang bekerja, memberi support kepada tim, menyusun strategi bisnis dan menjalankannya untuk mencapai target yang telah ditetapkan,” tutur Naresh.
Menurutnya, satu hal yang terpenting dalam menjalankan usaha ialah memahami pelanggan. Termasuk menangkap perubahan yang terus terjadi dan secepat mungkin merespons perubahan tersebut.
“Customer selalu berubah, karenanya bisnis juga terus berubah. Siapa yang bisa mengikuti perubahan dan paling cepat menyediakan solusi bagi customer, dialah yang akan jadi pemenang,” pungkas Naresh. (RO/OL-09)
Pos Indonesia tidak hanya bertransformasi di bidang operasional dan bisnis perusahaan, tetapi juga reorientasi dari model bisnis tradisional ke bisnis logistik modern.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen UMKM mendorong peningkatan proporsi kredit UMKM secara kumulatif.
Prioritas strategis utama bagi bisnis di Indonesia dalam dua tahun ke depan ialah meningkatkan produktivitas dan kinerja operasional (83%) serta kepuasan dan retensi pelanggan (77%).
MEMANFAATKAN dunia digital dalam bisnis merupakan hal yang sangat penting. Apalagi di era digitalisasi seperti sekarang.
Pendakwah Habib Jafar menyebut setiap kolaborasi yang dilakukan oleh para entitas bisnis lokal dapat memperkuat tali persaudaraan sebagai bangsa Indonesia.
Persaingan ketat mendorong produktivitas tenaga kerja, daya inovasi bisnis, dan tingkat upah yang semakin tinggi.
Obat generik memiliki kualitas produk yang setara obat paten. Produksinya mengikuti standar internasional, Good Manufacturing Practises (Cara Pembuatan Obat yang Baik).
PENGURUS Harian YLKI Agus Sujatno mengatakan upaya komunikasi terkait harga obat di pasaran oleh pemerintah kepada produsen alat kesehatan dan industri farmasi harus diapresiasi
Dosen Pascasarjana Teknik Biomedis Universitas Indonesia Ahyahudin Sodri melihat industri farmasi dan alat Kesehatan Tanah Air masih menghadapi banyak kendala.
Presiden Jokowi Instruksikan Menkes Budi Gunadi Sadikin untuk mencari formulasi yang tepat agar harga alat-alat kesehatan dan obat-obatan bisa lebih murah
Pendapatan Indofarma sebesar Rp524 miliar pada 2023 tercatat turun sebesar 54,2% pendapatan 2022 yang mana pada waktu itu berada di angka Rp1,1 triliun.
Pada sektor farmasi, saat ini bahan baku obat-obatan sebanyak 90% masih diimpor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved