Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
LEMBAGA Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) mengusulkan Bank Indonesia (BI) perlu kembali menaikkan suku bunga acuan pada Oktober 2022 ini. Upaya itu sebagai langkah preventif mengantisipasi potensi aliran modal keluar tambahan akibat kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed bulan depan.
Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan bahwa BI perlu menaikkan suku bunga setidaknya sebesar 50 bps menjadi 4,75% pada bulan ini. Sikap selangkah lebih depan ini diharapkan dapat meredam dampak ketidakpastian eksternal pada pasar keuangan dan valuta asing domestik.
"Pelebaran perbedaan suku bunga yang dihasilkan diharapkan dapat meredam dampak ketidakpastian eksternal pada pasar keuangan dan valuta asing domestik. Menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 50 bps akan membantu BI untuk memperlambat arus keluar modal dan mengurangi tingkat depresiasi, yang membantu mengurangi tekanan inflasi dari produk impor," jelas Riefky, dilansir dari keterangan resmi, Rabu (19/10).
Pada saat yang sama, dia menambahkan bahwa pemerintah Indonesia dikatakan dapat melakukan langkah-langkah untuk menjaga momentum pemulihan permintaan dan optimisme sektor riil terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Riefky, saat ini inflasi terus melambung di atas kisaran target BI pascapenyesuaian harga BBM bersubsidi pada awal September 2022. Tingkat harga sektor energi dan transportasi mencatat lonjakan tertinggi pada September 2022 di tengah masih tingginya harga energi dan pangan global.
"Kenaikan tingkat harga sedikit mengoreksi kepercayaan konsumen meski masih dalam teritori optimis," ujar Riefky.
Dari sisi eksternal, surplus perdagangan menurun akibat tren normalisasi harga komoditas global. Pada saat yang sama, risiko gejolak keuangan global masih berlanjut dengan episode arus modal keluar akibat pengetatan moneter yang agresif oleh bank sentral di seluruh dunia.
Meskipun BI telah menaikkan suku bunga sebanyak dua kali, derasnya arus modal keluar menyebabkan pelemahan Rupiah menjadi Rp15.485 pada pertengahan Oktober.
Maka dari itu, sebagai langkah preventif dalam mengantisipasi potensi aliran modal keluar akibat kenaikan suku bunga The Fed bulan depan, BI perlu menaikkan suku bunga acuan bulan ini. (OL-13)
Baca Juga: Jokowi Optimistis Tahun Depan Ekonomi Indonesia tetap Terang
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
Bank Indonesia bakal meluncurkan fitur baru dalam kartu kredit Indonesia segmen pemerintah. Fitur tersebut ialah online payment virtual card tokenization sebagai pengembangan teranyar.
BI juga terus meningkatkan sosialisasi transaksi digital berbasis QRIS kepada berbagai lapisan masyarakat untuk mendukung pemulihan ekonomi.
DEPUTI Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman mengukuhkan Rony Hartawan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah di Palu, Rabu (24/7).
Penurunan suku bunga bisa mulai September dan Desember atau November.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengapresiasi langkah BI dalam mempertahankan suku bunga tersebut.
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 berada di kisaran 5,12% hingga 5,17%.
LPEM FEB UI menyatakan kondisi inflasi dan nilai tukar saat ini tidak mengharuskan BI mengubah suku bunga acuan BI Rate. Meskipun AS mengalami lonjakan inflasi yang tak terduga.
Wakil Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI Jahen Fachrul Rezki mengatakan volume ekspor Indonesia yang menurun karena beberapa faktor.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menjelaskan energi panas bumi bisa menjadi alternatif pembangkit listrik
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, penurunan produktivitas di masa pemerintahan Joko Widodo amat disayangkan
Penelitian yang dilakukan LPEM FEB UI mengukur potensi dampak ekonomi yang tercipta dari diselenggarakannya FIFA Matchday kemarin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved