Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
AGAR suatu produk tercipta, dibutuhkannya suatu kegiatan yang disebut dengan produksi. Produksi dapat juga diasosiasikan dengan menciptakan.
Dalam industri modern, dikenal istilah produksi massal, yang dimulai oleh Ford Motor Company pada 1926. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan produksi massal dan sifatnya.
Secara etimologi, produksi massal, sesuai dengan katanya, adalah penciptaan barang dan jasa dalam industri, dalam jumlah yang banyak.
Baca juga: Chery Indonesia Resmikan Produksi Perdananya
Berbeda dengan produksi terputus, yang memiliki jumlah yang lebih sedikit, produksi massal berhasil menciptakan produk yang identik dalam jumlah yang banyak. Hal ini juga membantu agar produk lebih bersifat inklusif dan mudah untuk didapatkan oleh konsumen.
Melansir dari laman cpssoft, setidaknya terdapat 5 sifat produksi massal, yang membedakannya dengan jenis produksi terputus.
1. Kuantitas produk yang tinggi
Kembali pada pengertiannya yaitu produksi massal, jenis produksi ini berfokus pada menciptakan barang atau jasa dalam industri dengan jumlah yang banyak. Umumnya, produksi massal tercipta karena tingginya permintaan pasar akan barang yang diproduksi.
2. Adanya rangkaian produksi
Karena harus menciptakan barang dalam jumlah yang banyak, produksi massal pada umumnya harus memiliki sistem yang bagus. Sederhana namun padan.
Maka, diperlukan sistem yang terangkai, mulai dari pengelolaan bahan baku, hingga produk akhir. Agar dalam pengerjaannya, efektivitas dapat terjadi.
3. Adanya efektivitas tenaga kerja
Karena produksi massal harus menciptakan barang dalam jumlah yang banyak, maka, pada umumnya, industri menggunakan tenaga kerja mesin sebagai eksekutor.
Meskipun nantinya akan mengurangi tenaga kerja manusia, dalam sisi industri, hal ini dapat memberi keuntungan berupa efektivitas penggunaan tenaga kerja yang berlebihan.
4. Optimalisasi bahan baku
Karena dikerjakan oleh mesin atau robot, pada umumnya kesalahan yang terjadi lebih minim dibanding dikerjakan oleh manusia. Hal itu karena mesin memiliki sistem kerja yang terprogram, hal ini membuat kesalahan dapat diminimalisir.
Hal itu juga dapat berpengaruh pada optimalisasi penggunaan bahan baku untuk diproduksi menjadi bahan jadi.
5. Proses distribusi yang cepat
Selain itu, produksi massal juga membutuhkan proses distribusi yang cepat. Pada saat pemindahan bahan baku ke industri, dibutuhkannya kesigapan dari pihak distribusi untuk menghantar bahan ke industri.
Setelah jadi, barang yang akan disalurkan ke pasar juga harus melalui pihak distributor yang cepat. Hal ini juga sejalan akan permintaan pasar yang tinggi akan barang, dan kesigapan distribusi.
Produksi massal akan sangat menguntungkan, baik dalam segi finansial maupun pemenuhan ekonomi masyarakat.
Dengan berhasil menciptakan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam jumlah yang banyak, industri telah menciptakan keuntungan finansial dalam jumlah yang banyak. Lebih lanjut, kebutuhan pasar akan barang tersebut juga dapat terpenuhi. Hal ini dapat membantu roda perputaran ekonomi yang berjalan dengan baik.
Saat ini, umumnya, industri telah menerapkan sistem produksi massal, alih alih produksi terputus. Hal ini juga disebabkan oleh sistem yang teritegrasi saat ini, membuat kita membutuhkan lebih banyak produk.
Berbagai macam produk, dari sandang, pangan, teknologi, transportasi, dll, kini beralih pada penciptaan produksi massal.
Berbagai contoh perusahaan yang menerapkan produksi massal adalah perusahaan teknologi OPPO, perusahaan transportasi Toyota, dll.
Produksi massal yang menciptakan banyak barang jadi, pastinya tidak asal dalam membuat barang tersebut. Adanya kebutuhan masyarakat yang tinggi akan barang tersebut, adalah salah satu alasan dari diadakannya produksi massal.
Maka, saat masyarakat telah beralih dari jenis produk tersebut, maka dapat dipastikan, industri yang bergerak dalam produksi massal tersebut telah gagal.
Maka, indikator keberhasilan produksi massal, juga dapat dipastikan dari eksistensi industri yang terus ada. (OL-1)
Larangan penjualan rokok eceran atau pun pelarangan penjualan dalam jarak 200 meter dari institusi pendidikan akan hantam rantai pendapatan di sektor tembakau.
WAKIL Menteri Pertanian Sudaryono menekankan pentingnya peningkatan populasi ternak melalui Inseminasi Buatan (IB).
BULOG Kanwil Sumatera Utara menyebutkan penetapan HET baru minyak goreng pemerintah MinyaKita berpotensi melancarkan produksi dan distribusi komoditas tersebut ke pasaran.
IMOTO berencana untuk memproduksi 1.000 unit Vision.ev setiap bulan mulai dari kuartal pertama tahun 2025.
Pembangunan fasilitas baru ini diharapkan selesai pada akhir tahun 2024, sehingga dapat segera beroperasi.
Kini, PHR siap memasuki tahap eksekusi proyek CEOR Minas untuk meningkatkan produksi minyak dari Blok Rokan.
Pos Indonesia tidak hanya bertransformasi di bidang operasional dan bisnis perusahaan, tetapi juga reorientasi dari model bisnis tradisional ke bisnis logistik modern.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen UMKM mendorong peningkatan proporsi kredit UMKM secara kumulatif.
Prioritas strategis utama bagi bisnis di Indonesia dalam dua tahun ke depan ialah meningkatkan produktivitas dan kinerja operasional (83%) serta kepuasan dan retensi pelanggan (77%).
MEMANFAATKAN dunia digital dalam bisnis merupakan hal yang sangat penting. Apalagi di era digitalisasi seperti sekarang.
Pendakwah Habib Jafar menyebut setiap kolaborasi yang dilakukan oleh para entitas bisnis lokal dapat memperkuat tali persaudaraan sebagai bangsa Indonesia.
Persaingan ketat mendorong produktivitas tenaga kerja, daya inovasi bisnis, dan tingkat upah yang semakin tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved