Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
NILAI tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (7/9) sore ditutup melemah dibayangi isu perlambatan ekonomi global. Rupiah ditutup melemah 33 poin atau 0,22% ke posisi 14.918 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.885 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan, tekanan untuk rupiah masih cukup besar pada pekan ini. "Situasi global yang masih dibayangi isu perlambatan ekonomi memberikan tekanan untuk aset berisiko," ujar Ariston.
Terbaru Rusia yang mematikan jalur pipa gas ke Eropa menambah kekhawatiran pasar soal perlambatan ekonomi global. Selain itu, dari sisi dolar AS, lanjut Ariston, kebijakan melanjutkan penaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS Federal Reserve (Fed) karena inflasi AS masih tinggi mendorong penguatan dolar.
"Dari dalam negeri, kenaikan BBM subsidi juga bisa memberikan tekanan ke rupiah karena hal ini memberikan tekanan ke pertumbuhan ekonomi. Kenaikan harga barang bisa menurunkan daya beli masyarakat," kata Ariston.
Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama juga mengatakan penaikan harga BBM memang berimbas terhadap melemahnya nilai rupiah. Terkoreksinya rupiah, lanjut Revandra, juga didorong oleh sentimen penguatan dolar AS menyusul diumumkannya data ekonomi AS. "Data PMI dan NFP dinilai masih cukup baik sehingga meningkatkan sentimen The Fed masih akan agresif untuk menaikkan nilai suku bunga," ujar Revandra.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi 14.913 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 14.908 per dolar AS hingga 14.938 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi 14.927 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya 14.885 per dolar AS. (Ant/OL-14)
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
PT Pertamina Patra Niaga resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi yang terdiri dari pertamax turbo, pertamax Green 95, serta produk gasoil yaitu pertamina dex dan dexlite.
Mulai 1 Agustus 2024, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia mengalami penyesuaian yang cukup signifikan.
Pemerintah memastikan tidak akan melakukan pembatasan pembelian ataupun penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Pertamina memertimbangkan menurunkan harga jual BBM umum awal Juli 2024 seperti yang dilakukan beberapa operator SPBU swasta. Hal itu dilakukan karena acuan harga BBM di MOPS sejak Mei
Pemerintah memastikan belum ada pembahasan mengenai penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayan Satyakti memperkirakan harga bahan bakar minyak (BBM) akan naik bulan depan seiring pelamahan rupiah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved