Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PT Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) Tbk berencana untuk mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan penawaran saham perdana kepada publik (Initial Public Offering/IPO) dalam waktu dekat. Perusahaan akan melepas sebanyak 278.400.000 saham dengan harga penawaran sebesar Rp180 per lembar. Adapun bertindak sebagai penjamin efek adalah PT KGI Sekuritas Indonesia.
Selain itu, perseroan juga akan menerbitkan Waran Seri I sebanyak 46.400.000 lembar yang diberikan secara cuma-cuma kepada investor sebagai bentuk insentif. Sehingga setiap pemegang enam saham baru hasil IPO berhak mendapatkan satu Waran Seri I yang mana setiap satu Waran Seri I memungkinkan pemegang saham membeli satu saham perusahaan yang dikeluarkan dalam portepel.
Perusahaan yang bergerak di bidang industri kimia anorganik gas ini akan memanfaatkan dana yang diperoleh dari IPO untuk mendukung pengembangan usahanya. Sekitar 49,01% dana yang didapatkan akan digunakan untuk pengadaan lahan untuk perluasan pabrik. Kemudian 37% bakal digunakan untuk peningkatan kapasitas produksi seiring dengan permintaan pasar yang besar. Sedangkan 13,99% untuk modal usaha.
"Dengan dana IPO yang dikantongi, kami yakin kinerja perusahaan ke depan akan semakin moncer. Rencananya, pengembangan usaha akan terus dilakukan dengan menambah kapasitas produksi. Saat ini, kapasitas produksi mencapai 2 juta liter per tahun dan akan dinaikkan hingga lebih dari 3,5 juta liter per tahun. Untuk itu akan dilakukan penambahan 3 unit lorry tank, 50 tabung vgl oxygen dan investasi 5.000 tabung," ungkap Iwan Sanyoto, Direktur PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk, dalam keterangan yang diterima, Senin (6/7).
Ia mengatakan, sehubungan dengan posisi perseroan yang berada di Pulau Kalimantan dengan banyak industri yang ada di sana, maka kebutuhan gas atau oksigen untuk proses produksi juga akan sangat tinggi. Termasuk di antaranya kebutuhan oksigen medis yang saat ini jumlah permintaan sangat tinggi lantaran banyaknya pasien yang terpapar covid-19.
"Oleh sebab itu sebagai perusahaan yang juga mampu memproduksi oksigen dan produk kimia anorganik tentu kami dapat memanfaatkan peluang pasar tersebut. Apalagi di Kalimantan sangat minim kompetitor lantaran jumlah industri yang memproduksi produk yang sama sangat terbatas," kata Iwan.
Baca juga: Investasi Teknologi dan Keamanan untuk Jadi Bank Digital Terdepan
Khusus untuk produk oksigen medis, diperkirakan hingga 2025 kebutuhannya akan terus meningkat seiring dengan banyaknya rumah sakit baru yang berdiri. Perseroan memperkirakan pasar oksigen medis lebih dari Rp35 miliar per tahun. Pasar yang begitu besar ini akan digarap oleh perseroan dengan strategi penjualan produknya secara bulk size atau berupa liquid.
Hal ini dilakukan perseroan untuk memudahkan perseroan melakukan penetrasi pasar pada daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dengan kendaraan besar. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan perseroan juga akan mengembangkan pangsa pasar dalam bentuk liquid.
Sementara dengan memanfaatkan dana hasil IPO, perseroan juga berencana untuk terus terus membangun stasiun-stasiun distribusi berupa filling station dan distribution hub. Hal ini diperlukan untuk memperluas area distribusi perseroan sehingga jumlah pelanggannya akan terus berkembang. Hingga saat ini, perseroan telah memiliki distribution hub di Samarinda, Berau, Bontang, Tarakan, Tanjung, Nunukan.
Cintia Kasmiranti, Direktur and Corporate Secretary PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk, menambahkan, hingga 31 Mei 2021, perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp32,19 miliar (unaudited). Jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp30,14 miliar.
Sementara laba operasi pada periode itu sebesar Rp2,78 miliar atau lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar Rp3,42 miliar. Sedangkan total aset perusahaan tercatat sebesar Rp199,17 miliar. Jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan total aset yang tercatat sepanjang 2020 senilai Rp195,25 miliar.
Kemudian liabilitas perseroan per 31 Mei 2021 adalah sebesar Rp48,86 miliar atau lebih tinggi jika dibandingkan 2020 sebesar Rp45,27 miliar. Untuk ekuitas pada periode tersebut sebesar Rp150,25 miliar lebih tinggi dibandingkan tahun lalu sebesar Rp149,98 miliar.
"Dengan memperhatikan ikhtisar kinerja perseroan tersebut, dapat diketahui bahwa perusahaan dalam kondisi sehat. Seiring dengan pertumbuhan bisnis dan juga pangsa pasar yang akan terus diperluas, diyakini ke depan kinerja keuangan perseroan akan semakin berkembang. Manajemen optimistis dengan sumber daya yang ada dan peluang pasar yang menjanjikan akan dipadukan untuk bisa meraih kinerja yang gemilang," kata Cintia. (RO/S-2)
UU Cipta Kerja merupakan sebuah instrumen deregulasi dan debirokratisasi.
Realisasi investasi di DKI Jakarta menjadi yang tertinggi nomor dua di Indonesia setelah Jawa Barat, dengan nilai investasi hingga semester I 2024 mencapai Rp120 triliun.
INCREMENTAL Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia dinilai masih perlu diperbaiki guna mendorong investasi yang lebih efisien di Tanah Air.
Indonesia mempunyai hubungan sejarah yang panjang dengan negara-negara Teluk seperti Saudi Arabia, Ini Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Oman, dan Kuwait.
JURU Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia tumbuh positif dengan pertumbuhan di triwulan I 2024 mencapai 5,11 persen
BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan penghargaan khusus dalam Best Insurance Awards 2024 yang diselenggarakan oleh Investortrust
Aktivitas merger dan akuisisi (M&A) diperkirakan akan mengalami peningkatan signifikan pada 2024. Hal ini sejalan dengan membaiknya proyeksi ekonomi global.
Pemberian izin penambahan perlakuan tertentu ini diharapkan dapat dimanfaatkan para perusahan untuk mendukung kegiatan industrinya.
PRESIDEN Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia, Mirah Sumirat, mengatakan angka PHK yang terjadi tiga kali lipat lebih besar dari data Kementerian Ketenagakerjaan, yakni 80 ribu orang.
Berkat kinerja yang apik di sepanjang 2023, BRI Insurance meraih pengahargaan dengan kategori General Insurance Market Leaders 2024 di acara Market Leaders Awards 2024.
Kepercayaan terus menjadi elemen kunci yang menentukan tempat kerja yang baik.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved