Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Sejumlah pedagang yang berjualan di trotoar Pasar Tanah Abang mengeluh omzetnya mengalami penurunan setelah pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatasi jumlah pengunjung.
Didit salah seorang penjual busana muslim di Pasar Tanah Abang mengaku penjualannya meningkat sebelum peristiwa membeludaknya pengunjung yang lantas viral di media sosial.
"Sebelum viral kemarin dagangan saya cukup banyak terjual, kebanyakan warga yang datang mencari pakaian," kata Didit di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (5/5).
Akan tetapi, Didit mengaku penjualannya turun karena jumlah warga yang datang ke Pasar Tanah Abang dibatasi oleh pemerintah daerah untuk meminimalkan penularan COVID-19.
"Setelah viral penjualan saya menurun, warga sedikit yang datang ke Pasar Tanah Abang," ujarnya.
Hal Senada juga diungkapkan Rizki pemilik toko kemeja koko yang mengaku kemarin penjualan sempat meningkat dari tahun sebelumnya.
Akan tetapi, karena adanya pengetatan akibat kerumunan di Pasar Tanah Abang penjualannya pun menurun.
"Omzet lumayan laris tahun ini, karena warga beli pakaian jelang lebaran. Tapi kemarin sempat viral Sabtu dan Minggu jadi agak turun," ujar Rizki.
Pasar Tanah Abang diketahui banyak menyediakan pakaian muslim seperti Kemeja Koko, Mukena, Pasmina, celana wanita muslim, baju panjang wanita, dan lain-lain. Untuk harga, yang ditawarkan mulai dari Rp60.000 sampai Rp150.000 dan ada pula yang menjual Rp120 ribu/tiga buah.
Baca juga: PAN: Pemprov DKI Kecolongan Soal Kerumunan Tanah Abang
Salah satu pengunjung Diah (29) mengaku dirinya datang ke Pasar Tanah Abang untuk membeli pakaian muslim untuk wanita.
"Kebetulan di Pasar Tanah Abang Pasar Tanah Abang harganya murah, dan bagus-bagus produk pakaian yang dijual," ujar Diah.
Menurut Diah, untuk kualitas bahannya tak jauh beda dengan pakaian yang berada di Mall besar di Jakarta. Bahkan, ia harus rela panas-panasan dan berdesak-desakan demi mendapatkan pakaian yang diinginkan.
"Saya rela jauh-jauh datang dari Bogor ke Tanah Abang untuk beli pakaian muslim disini," tutur Juwita.
Namun sayangnya, masih banyak warga yang datang ke Pasar Tanah Abang melalaikan protokol kesehatan. Pemandangan di sana, banyak warga yang hanya memakai masker ditaruh di dagu, ada pula warga tidak mengenakan masker sama sekali.
Menanggapi situasi seperti itu, Kasatpol PP Kecematan Pasar Tanah Abang Budi Salamun mengatakan akan terus melakukan pengawasan di beberapa pos Pasar Tanah Abang.
"Personel dari TNI, Polri, Satpol PP dan ada juga unsur masyarakat. Ada juga tim-tim tindak yang selalu memonitor selain ada beberapa pos yang monitoring. Jadi tiap beberapa jam pasti ada yang memonitor kalau menemukan pelanggaran pasti kami tindak," tegas Budi. (Ant/OL-12)
Polisi gagalkan upaya penyelendupan ganja ikan asin di Tanah Abanag
Anta Ginting dinilai layak untuk menjadi Ketum Kadin DKI.
mayat bayi laki-laki itu ditemukan meninggal di dalam plastik warna putih oleh dua orang saksi pada saat membersihkan sampah di Kali Banjar Kanal Barat.
WARGA Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat digegerkan penemuan mayat bayi di wilayah Banjir Kanal Barat (BKB). Bayi itu ditemukan dengan kondisi dibungkus plastik.
Taman Jati Pinggir di Tanah Abang, Jakarta Pusat, kondisinya memprihatinkan. Fasilitas taman rusak dan beralih fungsi menjadi lapak pedagang, dan penampungan barang bekas.
WARGA memadati Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, sejak Senin, 11 Maret 2024 pagi. Nuansa Ramadan membawa berkah bagi pedagang dan penjual di pusat mode Jakarta itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved