Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
EKONOM dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, tidak meratanya pemulihan di negara-negara kasawan Asia Timur dan Pasifik merupakan bukti nyata pandemi covid-19 masih menjadi momok bagi perekonomian.
Diketahui sebelumnya, Bank Dunia merilis lapioran bertajuk Uneven Recovery dan menyatakan pemulihan ekonomi di negara kawasan Asia Timur dan Pasifik tidak merata. Sebab hanya dua negara di kawasan tersebut yang diprediksi memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi, yakni Tiongkok 8,1% dan Vietnam 6,6%.
Dalam laporan itu pula Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,4% di 2021. Angka itu merupakan rerata pertumbuhan dari negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik
"Sebenarnya rilis dari Bank Dunia terkait pertumbuhan V-shaped cenderung terprediksi karena kedua negara yang disebutkan pada tahun lalu memang berhasil menangani pandemi dengan cepat dan tepat. Belum meratanya pertumbuhan di kawasan Asia dan Pasifik menunjukkan bahwa ketidakpastian terhadap covid-19 juga masih relatif ada di tahun ini," jelas Yusuf saat dihubungi, Jumat (26/3).
Dia bilang, proyeksi ekonomi Indonesia yang disebutkan akan tumbuh 4,4% sedianya masih berpeluang untuk dicapai. Apalagi di triwulan I 2021 beberapa indikator perekonomian menunjukkan perbaikan.
Baca juga : Proyeksi Ekonomi RI dari Bank Dunia Dinilai Terlalu Optimistis
"Misal, Indeks Kepercayaan Konsumen, PMI Manufaktur yang berada di level ekspansif, kemudian pertumbuhan ekspor dan impor yang meningkat cukup signifikan, dan yang tidak kalah penting terjadinya tren penurunan untuk kasus aktif covid-19 setidaknya dalam beberapa minggu terakhir," kata Yusuf.
Menurutnya, jika tren positif itu mampu dipertahankan, Indonesia berpeluang besar mencapai target pertumbuhan yang dipatok berkisar 4,5% hingga 5,3% di 2021. Apalagi dalam waktu dekat akan tiba momentum Ramadan dan lebaran yang umumnya mendorong aktivitas ekonomi.
Kondisi Ramadan dan lebaran tahun ini, imbuh Yusuf, harusnya bisa dimanfaatkan pemerintah lantaran ada pengalaman yang lebih menantang di 2020.
"Secara historis, seharusnya pertumbuhan kuartal tertinggi dalam satu tahun, terjadi ketika momentum Ramadan dan lebaran," pungkas Yusuf. (OL-7)
Harus diakui kita berada di grup yang berat. Cuma saya minta kepada pelatih dan timnas kita agar jangan kasih kendor. Ingat, bola itu bundar dan banyak sejarah bagaimana tim tidak diunggulkan
Sore ini, klasemen medali menampilkan dominasi tiga negara Asia yang menunjukkan performa luar biasa di berbagai cabang olahraga.
Media Jepang Hochi News menyoroti pemain muda Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Untuk melihat proses undian Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia, anda bisa cek di sini
INDEKS saham Asia yang menguat dapat menahan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Faktor pencetus melasma beragam, yakni faktor genetik, hormonal, paparan sinar matahari, hingga inflamasi pembuluh darah.
Bank Dunia juga mengapresiasi program pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan oleh Indonesia.
Negara-negara berpendapatan menengah harus melakukan sejumlah perubahan, termasuk beralih ke praktik peternakan rendah emisi dan memanfaatkan lahan secara lebih berkelanjutan.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadap Presiden Joko Widodo untuk melaporkan kegiatan terkait pertemuan Bank Dunia dan IMF pada Spring Meeting 2024
Transisi energi dan perubahan iklim menjadi topik utama yang didiskusikan dalam pertemuan Musim Semi Dana Moneter Internasional-Kelompok Bank Dunia Tahun 2024 di Amerika Serikat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti mahalnya biaya pinjaman (cost of borrowing) Bank Dunia ketimbang yang ditawarkan oleh bank pembangunan multilateral lainnya.
Kemajuan sektor fintech turut didukung oleh peningkatan akses internet, penetrasi smartphone semakin merata, dan masyarakat Indonesia terbuka mengadopsi teknologi baru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved