Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
SEPANJANG 2020 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi seluruh industri akibat pandemi covid-19, tak terkecuali perdagangan pasar modal Indonesia. Akan tetapi, di tengah keadaan tersebut, pasar modal Indonesia mampu berdaptasi dengan mencatatkan 51 perusahaan melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Pencapaian ini merupakan yang tertinggi di ASEAN.
CEO & Co-Founder PT Satu Global Investama (SGI) Calvin Lutvi mengungkapkan proyeksi pasar modal Indonesia terus mengalami pertumbuhan positif pascapandemi. "Pada awal pandemi, pasar modal sempat terjadi koreksi penurunan yang sangat dalam. Tapi saat ini pasar modal mengalami pertumbuhan yang sangat baik," ujar Calvin diskusi bersama jurnalis bertemakan Proyeksi Pasar Modal Indonesia di Tahun 2021.
Diskusi itu dihadiri pula CEO & Co-Founder SGI dan Managing Director SGI Wilma Willantara. Diskusi tersebut bertujuan melihat arah perkembangan pasar modal Indonesia serta menjawab tantangan pada 2021. SGI merupakan perusahaan financial advisor dan investment yang membiayai pre-IPO financing sampai listing.
Calvin melanjutkan bahwa pada 2020 pasar modal Indonesia mampu mencatatkan perusahaan IPO tertinggi se-ASEAN sebanyak 51 perusahaan. Tiga di antara jumlah tersebut berhasil diantarkan IPO oleh SGI yaitu 2 perusahaan yang bergerak di bidang properti dan 1 digital media. Pihaknya berharap pada tahun ini lebih banyak lagi perusahaan yang melakukan listing seiring dengan dipermudahnya regulasi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
BEI sedang merampungkan Peraturan I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat. Revisi ini bertujuan mengakomodasi berbagai macam karakteristik perusahaan yang ingin melakukan IPO. Adapun selain memberikan kemudahan dari segi regulasi, BEI juga meluncurkan program IDX Incubator, Papan Akselerasi, dan Papan Pengembangan untuk memfasilitasi perusahaan rintisan dalam proses melakukan IPO.
"Dengan semakin dipermudahnya regulasi untuk perusahaan melakukan IPO, saya yakin makin banyak perusahaan yang akan melakukan IPO. Kendala terbesar dalam perusahaan ingin melakukan IPO bukan hanya dari sisi regulasi, tapi dari modal yang akan dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Untuk itu, PT Satu Global Investama sebagai perusahaan pre-IPO financing sampai listing pertama di Indonesia dapat memfasilitasi hal tersebut, dengan membiayai perusahaan yang ingin melakukan IPO dan semakin meningkatkan jumlah perusahaan terbuka di Indonesia," ungkap Calvin.
Berdasarkan data dari BEI hingga 30 Desember 2020, terdapat 713 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI. Jumlah investor yang terdiri dari investor saham, obligasi, maupun reksa dana sebesar 56% atau mencapai 3,87 juta single investor identification (SID) hingga 29 Desember 2020.
Selain itu, berdasarkan catatan BEI per 29 Januari 2021, investor usia muda di bawah 40 tahun mendominasi sebanyak 1.393.014 atau 75% dari total investor domestik. Namun di balik peningkatan jumlah investor muda di Indonesia jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Indonesia masih sangat rendah.
"Perusahaan terbuka (Tbk) di Indonesia masih kalah jauh dengan negara tetangga yaitu Malaysia. Per Juli 2020 terdapat 932 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Malaysia. Karenanya, kami justru fokus mendorong berbagai perusahaan yang masih berskala kecil dapat melakukan IPO. Perusahaan yang kami biayai untuk melakukan IPO tentu yang memiliki prospek bisnis yang menjanjikan di masa depan," paparnya.
SGI akan menilai sejauh mana perusahaan yang akan IPO dapat mengembangkan bisnisnya setelah mendapatkan dana dari publik. Dengan semakin banyak perusahaan yang ingin melakukan IPO, ia yakin hal tersebut akan meningkatkan performa skala bisnis mereka untuk berekspansi lebih besar lagi.
BEI merilis target perusahaan yang akan melakukan IPO pada tahun ini. Target tersebut lebih rendah dibanding tahun lalu yaitu hanya 30 emiten.
"Setelah tahun lalu mengantarkan tiga perusahaan ke lantai bursa, tahun ini kami optimistis dapat mendukung target BEI untuk membawa dan membiayai perusahaan rintisan yang ingin melantai di bursa," tutur Calvin. Hal ini dibuktikan pada awal April 2021 pihaknya akan mengantarkan calon emiten dari industri F&B untuk melantai di bursa papan akselerasi yang akan listing dengan sasaran dana segar sebesar Rp30 miliar.
Selain itu, SGI tengah mempersiapkan perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas pada awal Juli 2021 untuk listing dengan target dana publik lebih dari Rp300 miliar dalam papan pengembangan. Dana tersebut akan digunakan perusahaan melakukan pengembangan serta peningkatan produksi minyak dan melakukan ekspansi pabrik metanol di Aceh.
Selain dua perusahaan tersebut, Calvin mengaku masih memiliki beberapa calon emiten lain yang sudah meminta SGI untuk melakukan proses IPO. "Perusahaan tersebut masih dalam tahap analisa terkait kelayakan untuk dapat melantai di bursa," tutup Wilma Willantara, Managing Director SGI. (RO/OL-14)
Aktivitas merger dan akuisisi (M&A) diperkirakan akan mengalami peningkatan signifikan pada 2024. Hal ini sejalan dengan membaiknya proyeksi ekonomi global.
Pemberian izin penambahan perlakuan tertentu ini diharapkan dapat dimanfaatkan para perusahan untuk mendukung kegiatan industrinya.
PRESIDEN Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia, Mirah Sumirat, mengatakan angka PHK yang terjadi tiga kali lipat lebih besar dari data Kementerian Ketenagakerjaan, yakni 80 ribu orang.
Berkat kinerja yang apik di sepanjang 2023, BRI Insurance meraih pengahargaan dengan kategori General Insurance Market Leaders 2024 di acara Market Leaders Awards 2024.
Kepercayaan terus menjadi elemen kunci yang menentukan tempat kerja yang baik.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
IPO sendiri merupakan sebuah langkah penggalangan dana yang digunakan oleh perusahaan melalui pasar modal, di mana perusahaan menjual sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya.
PASAR modal Indonesia sejak 2019 mencatatkan akumulasi penghimpunan dana senilai Rp479,42 triliun. Total nilai pajak yang dibayarkan perusahaan tercatat yaitu senilai Rp185,17 triliun.
KEPALA Eksekutif PMDK OJK Inarno Djajadi menyampaikan bahwa hadirnya Papan Pemantauan Khusus (PPK) ditujukan untuk menciptakan pasar modal yang semakin teratur, wajar, dan efisien
SEKRETARIS Perusahaan PT Bank Syariah Indonesia Wisnu Sunandar mengungkapkan, perusahaan saat ini dalam kondisi cukup baik meski PP Muhammadiyah baru saja menarik dana dalam jumlah besar.
Nilai pasar Nvidia telah melebihi US$3 triliun, mengungguli Apple untuk menjadi perusahaan terdaftar publik kedua dengan nilai tertinggi di dunia.
Badan Pengawas Keuangan (BPK) menyoroti dana sebesar Rp567 miliar yang belum dikembalikan oleh Pemerintah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved