Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat saham syariah mencapai 63% di tengah pandemi covid-19 sehingga BEI meraih penghargaan internasional Global Islamic Finance Award (GIFA) 2020.
Hal itu dikemukakan Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dalam keterangan persnya, Selasa (15/9), terkait dengan penerimaan penghargaan kategori the best Islamic capital market dari GIFA secara virtual.
Data BEI per Agustus 2020 menunjukkan pasar saham syariah di Indonesia mendominasi dengan persentase jumlah saham syariah sebesar 63% dari total saham yang tercatat di BEI.
Sementara itu, kapitalisasi pasar saham syariah sebesar 50%, volume perdagangan saham syariah sebesar 65%, frekuensi perdagangan saham syariah sebesar 68%, dan nilai transaksi perdagangan saham syariah sebesar 52% dari total perdagangan saham di BEI.
Inarno mengatakan, dalam perkembangan beberapa tahun terakhir, Pasar Modal Syariah Indonesia masih menjadi yang paling inovatif dan satu-satunya di dunia yang memiliki produk terlengkap dan mengintegrasikan investasi syariah di pasar modal serta filantropi Islam.
Selain memiliki produk investasi, wakaf saham, zakat saham, sedekah saham, dan wakaf sukuk, Pasar Modal Syariah Indonesia juga memiliki sukuk wakaf yang merupakan sukuk wakaf pertama di dunia.
BEI terus melakukan inovasi bagi edukasi pasar modal syariah. Salah satunya menyediakan sarana edukasi secara virtual, serta memiliki platform kegiatan literasi dan inklusi yang terintegrasi bernama Sharia Investment Week (SIW).
Kinerja pertumbuhan jumlah investor saham syariah sangat signifikan jika dilihat dari empat tahun terakhir. Jumlah investor saham syariah di Indonesia meningkat 536%. Per Agustus 2020, investor saham syariah telah mencapai 78.199 investor atau sekitar 5,9% dari total investor saham Indonesia.
Sementara itu, kemarin perdagangan saham di BEI mengalami koreksi 1,18% atau 60,96 poin ke level 5100,86 karena investor masih mengambil posisi wait and see.
“IHSG ditutup melemah didorong oleh profit taking menjelang pengumuman suku bunga The Fed dan Bank Indonesia. Pergerakan juga masih akan dibayangi tingginya kasus covid-19 dari dalam negeri,” ujar analis Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper. (Try/Ant/E-1)
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
Sejumlah perusahaan sudah memiliki syarat yang cukup untuk terjun ke bursa, baik dari sisi keuangan maupun tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham
Skema full periodic call auction (FCA) dianggap rugikan para investor saham ritel
HINGGA April 2024, BEI mengumumkan daftar 41 emiten yang berisiko dihapus pencatatannya dari bursa saham. BEI melaporkan bahwa 41 emiten tersebut telah disuspensi lebih dari 6 bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved