Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Untuk mengatasi dampak pandemi di seluruh sistem pangan dan tetap menyediakan pangan bagi 270 juta rakyat, Indonesia terus memfokuskan upaya menjaga rantai pasokan pangan. Yaitu dengan meningkatkan kapasitas produksi pangan, memperkuat cadangan pangan pusat, daerah, dan masyarakat, serta meningkatkan sistem logistik pangan nasional.
Hal tersebut ditegaskan Agung dalam statemennya selaku Ketua Delegasi RI pada pertemuan Senior Official Meeting (SOM) Asia Pacific Regional Conference (APRC) ke-35 yang berlangsung secara virtual pada Selasa (1/9).
Lebih lanjut Agung menjelaskan bahwa Indonesia juga berkomitmen untuk membantu serta melindungi petani dan nelayan melalui penyediaan jaring pengaman sosial, program bantuan sosial, dan subsidi bunga kredit agar petani dan nelayan dapat beraktifitas dengan aman dan nyaman.
Baca Juga: Di Sidang FAO, Indonesia Tegaskan Prioritas Pemenuhan Pangan
“Tujuan utama dari berbagai program ini adalah untuk meringankan beban biaya konsumsi rumah tangga dari keluarga kurang mampu, termasuk petani dan nelayan serta untuk memberikan stimulus untuk modal kerja,” ujar Agung.
Fokus selanjutnya adalah mempromosikan diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal melalui pemanfaatan pekarangan dan lahan marjinal untuk memproduksi pangan lokal bergizi dan sehat. Pada 2020, lebih dari 3 ribu kelompok masyarakat diberdayakan untuk mengoptimalkan lahan pekarangan.
“Diversifikasi pangan dan pemanfaatan pekarangan ini menjadi bagian dari kontribusi Indonesia terhadap dekade pertanian keluarga PBB,” papar Agung.
Agung juga mengapresiasi FAO dalam mendukung pemerintah Indonesia dalam menangani dampak pandemi, serta mendorong FAO untuk bekerja sama dengan mitra pembangunan termasuk sektor swasta dan masyarakat sipil dalam menangani dampak pandemi Covid-19 terhadap sistem pertanian dan pangan.
Konferensi Regional Asia-Pasifik (APRC) ini diadakan setiap dua tahun sekali. Sesi ke-35 dari konferensi ini dilaksanakan secara virtual pada tanggal 1 sampai 4 September 2020, dan diikuti lebih dari 50 negara. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo selaku ketua Delri APRC ke-35 dijadwalkan menghadiri pertemuan tingkat Menteri (Ministerial Meeting) secara virtual pada Kamis (3/9). (RO/OL-10)
Persoalan pangan adalah isu global yang harus ditangani serius.
Apabila Bapanas gagal meraih swasembada pangan dan tidak mampu menyediakan beras dengan harga terjangkau untuk masyarakat, lebih baik seluruh pejabat di Bapanas mundur.
KETAHANAN nasional harus dilandasi oleh kedaulatan pangan dan ketersediaan pangan yang tidak boleh bermasalah.
Menetapkan ketentuan mengenai informasi kandungan gula, garam, lemak, pesan Kesehatan, dan label gizi depan kemasan pada pangan olahan dan/atau pangan olahan siap saji.
Menurut Kementan tidak ada cara lain menghindari krisisi pangan selain mengebut program pompanisasi dan oplah.
Dengan inovasi benih, tidak ada alasan salah satu tanaman pangan tidak bisa ditanam di satu daerah karena kondisi geografisnya.
AO menyebut ada tren penurunan deforestasi dunia. Laju kehilangan hutan bakau global bruto menurun sebesar 23% antara tahun 2000-2010 dan 2010-2020.
Direktur Indef Esther Sri Astuti mengatakan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) memperkirakan stok beras dunia pada akhir tahun pemasaran 2023/2024 turun sebesar 435.000 ton.
FAO mendukung langkah pemberantasan illegal unreported unregulated (IUU) fishing di wilayah perairan Indonesia.
Acara ini merupakan pengakuan penting terhadap upaya kolaboratif antara FAO, Kemtan, dan Universitas IPB dalam menghadapi tantangan unik yang dihadirkan oleh pandemi.
FAO siap mendukung pendampingan petani regional dengan menerjunkan para ahli agar ke depan sektor pertanian menjadi lebih kuat.
Sistem pangan dan pertanian menambah setidaknya US$10 triliun sebagai biaya tersembunyi pada perekonomian global setiap tahun. Ini akibat pola makan tidak sehat, emisi, dan kekurangan gizi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved